Tengoklah kembali perjalanan Anda saat ini, akan menuju kemana? Apakah ke arah yang lebih baik, atau ke arah yang lebih buruk, atau tetap saja seperti saat ini? Tetapkanlah sebuah putusan dan jalanilah menuju konsekuensinya.
Powered By Blogger

Jumat, 01 Oktober 2010

Mau SDM Handal? Lakukan Riset SDM!


Judul : Riset Sumber Daya Manusia: cara praktis mengukur stress, kepuasan kerja, komitmen, loyalitas, motivasi kerja dan aspek-aspek kerja karyawan lainnya
Penulis : Istijanto Oei, M.M., M.Comm
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun : April, 2010
Hal. : 273 + X
Harga : Rp. 57.500,00
Peresensi : Ardiningtiyas

Jika pada kesempatan sebelumnya Konsultankarir.com mendapat kesempatan menulis resensi buku terbitan Gramedia yang mengkritik aktivitas departemen SDM. Departemen yang seharusnya menjadi sumber dari banyak informasi tentang pelaku utama bisnis yakni manusia ini dituding tidak optimal. Banyak informasi pekerja dalam departemen ini yang hanya berupa nama dan angka. Departemen SDM hanya mengenal atau hafal nama karyawan, namun tidak mengenal siapa mereka. Apa yang menjadi minat, pola kerja, motivasi kerja apalagi kepuasan kerja. Buku “Mengapa Departemen SDM Dibenci?” yang cukup memanaskan semangat pelaku SDM kini mendapatkan partner sekaligus instrumen penangkalnya.

Buku Istijanto Oei ini merupakan edisi revisi dengan beberapa bonus menarik dan berguna seperti Employee’s Self Testing, 30 kuesioner riset SDM terkini serta Cara analisis & olah data SPSS. Buku praktis yang telah dipakai oleh praktisi SDM termasuk karyawan ini memasuki cetakan ke-4, untuk menguji aspek-aspek kerja. Seperti tekanan pekerjaan, kepuasan kerja, hingga kebingungan peran. Penulis memulai lembaran buku ini dengan Bab 0 berjudul Pemanasan. Pembaca diajak melakukan evaluasi mandiri dengan mengisi Employee’s Self Testing untuk menguji baik buruknya factor-faktor kerja. Penulis berpandangan bahwa sebagai karyawan, tentu banyak menghadapi situasi menyenangkan dan sebaliknya. Situasi inilah yang ingin dilihat pengaruhnya terhadap prestasi atau produktivitas kerja. Terdapat 21 pernyataan dengan pilihan dari Sangat Setuju hingga Sangat Tidak Setuju (h.1-6).

Setelah pemanasan yang memberi kesempatan diri menelusuri ‘catatan’ kinerja diri selama ini, penulis menyuguhkan menu utama yakni riset SDM. Sebagai satu-satunya aset yang berbeda dari aset benda lain di perusahaan, manusia memerlukan pengelolaan yang berbeda pula. “Keunikan aset SD Mini mensyaratkan pengelolaan yang berbeda dengan aset lain, sebab aset ini memiliki pikiran, perasaan, dan perilaku, sehingga jika dikelola dengan baik akan mampu memberikan sumbangan bagi kemajuan perusahaan” . Penulis mencontohkan berbagai keunikan di sini seperti dalam memotivasi karyawan. Sistem bonus mungkin akan cocok untuk karyawan bagian produksi, namun kurang untuk di bagian pelayanan pelanggan, atau level manajer. Pujian mungkin bisa memacu semangat kerja, namun bisa dianggap basa-basi untuk karyawan di bagian perakitan (h.7).

Lalu bagaimana mengetahui perlakuan tepat pada karyawan, apalagi dalam satu perusahaan dengan jumlah karyawan di atas 100? Buku ini memberikan jawaban praktisnya. Penulis tidak hanya memberikan gambaran pentingnya riset tentang SDM, melainkan juga tahapan, analisa dan instrumen riset yang siap diaplikasikan. Secara detil, buku ini mengangkat tema: Penetapan Masalah Riset; Penentuan Desain Riset; Metode Pengumpulan Data; Menentukan Desain Pertanyaan, Skala, dan Alat Analisis; Metode Pengambilan Sampel; Proposal Riset SDM; Pengumpulan Data; Pengeditan, Pengodean, Penginputan Data; Analisis dan Penginterpretasian Data; Penyajian Laporan Riset; Aplikasi Praktis 30 Topik Riset SDM.

Untuk mereka yang belum akrab dengan riset SDM, bisa mempelajari pemetaannya pada Gambar 1.2: Tahapan riset SDM. Bagan ini memberikan gambaran jelas dan runtut mulai dari Penentuan masalah riset sebagai kotak teratas hingga panah ke kotak paling bawah yakni Penulisan dan penyampaian laporan akhir (h.14). Peta ini juga berfungsi sebagai pengantar pembahasan buku secara menyeluruh.

Penulis mengangkat beberapa isu krusial dalam penetapan masalah riset, seperti perbedaan identifikasi masalah dan pemecahan masalah. Identifikasi memiliki fungsi prediktif dan antisipatif yakni mengidentifikasi masalah yang berpotensi muncul. Sedangkan pemecahan masalah bersifat pragmatis yakni fokus pada masalah-masalah yang telah ada (h.22-23). Selanjutnya, bagaimana desain riset yang tepat? Apakah eksploratori, deskriptif atau kausal? Apa saja tujuan, karakter, metode dan hasilnya? Penulis merangkum berbagai pertanyaan tersebut dalam table 3.1 (h.28) melengkapi pembahasan di bab.3.

Pengetahuan tentang data seperti data primer-sekunder, kualitatif-kuantitaif akan ditemukan pada pembahasan metode pengumpulan data. Data kualitatif bersifat bervariasi, tidak terstruktur; deskriptif dan bisa mendalam serta non-statistik. Karena itu, secara kuantitas biasanya bisa lebih sedikit, seperti 10 karyawan. Berbeda dengan data kuantitatif yang berpola terstruktur, mengarah pada kesimpulan (konklutif), lebih mungkin untuk membuat generalisasi karena membutuhkan jumlah lebih banyak untuk pengolahan statistik (h.43).

“Desain pertanyaan, penentuan jenis skala dan alat analisis merupakan tahap riset yang saling berhubungan. Namun, ketiga komponen tersebut tidak mutlak harus ada, tergantung jenis risetnya” (h.61). Penyusunan daftar pertanyaan harus sesuai dengan jenis dan tujuan riset. Kini, bagaimana teknik mengembangkan pertanyaan dalam kuesioner, skala apa yang tepat dan ada berapa macam skala yang dapat digunakan dalam riset. Semua itu dijelaskan secara sederhana dalam bab 5 ini.

Semua langkah di atas masih belum lengkap tanpa Anda mengetahui teknik pengambilan sample. Pada prinsipnya pengetahuan ini hampir telah dimiliki pembaca yang mengambil mata kuliah metode penelitian dan penyusunan tulisan ilmiah seperti skripsi. Meski demikian, penulis tetap membahas inti dari beberapa teknik pengambilan sampel yang bisa digunakan dalam riset SDM. Terbagi menjadi dua besar teknik yakni probability sampling dan non-probability sampling, Anda akan kembali menemui simple random sampling, systematic sampling, stratified sampling, cluster sampling, pada probability sampling. Berlanjut dengan judgemental sampling, convenient sampling, quota sampling, dan snowball sampling untuk non-probability sampling (h.132).

Penulis melengkapi metode pengumpulan data dengan cara memasukkan data dalam program SPSS (h.160). Proses analisa statistik menggunakan program SPSS juga disajikan pada bab selanjutnya dengan menampilkan secara berurut tahapannya (h.177). Setelah semua tahap tersebut dilakukan, kini saatnya menuliskan laporan riset SDM. Bagaimana sistematikanya? Anda tinggal mencermati ringkasannya di hal.182, dan menuangkannya dalam Laporan Riset SDM.

Buku yang simpel, praktis namun cukup menyeluruh ini bisa menjadi pegangan bagi riset SDM di perusahaan. Suatu kebutuhan mendasar untuk menerjemahkan secara nyata paradigma “Karyawan adalah aset perusahaan”. Pada sisi lain, buku ini akan lebih lengkap jika menambahkan dasar riset empiris ilmiah seperti bagaimana menggunakan landasan teoretis dan hasil studi sebelumnya untuk acuan penyusunan riset. Tema penting lainnya juga tentang validitas dan realibilitas instrument riset. Bagaimana menyusun dan mengevaluasi pernyataan-pernyataan dalam kuesioner sehingga bisa tepat (valid) dan memiliki keajegan (reliable). Ilustrasi sederhananya, jika Anda menimbang badan pada pukul 8 pagi berat badan Anda 48, kemudian pada pukul 4 sore Anda menimbang ladi dan mendapatkan hasil 60, tentu ada yang salah. Ada kemungkinan Anda salah membaca angka pada timbangan, atau timbangan itu yang tidak benar. Pembahasan tema tersebut akan menjadi bekal lebih kuat untuk pihak Departemen SDM mengembangkan riset sesuai kebutuhan dengan fondasi ilmiah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar