Tengoklah kembali perjalanan Anda saat ini, akan menuju kemana? Apakah ke arah yang lebih baik, atau ke arah yang lebih buruk, atau tetap saja seperti saat ini? Tetapkanlah sebuah putusan dan jalanilah menuju konsekuensinya.
Powered By Blogger

Selasa, 25 Mei 2010

PERBEDAAN MASYARAKAT JAHILIYAH MODERN DAN JAHILIYAH ARAB.

Secara bahasa, jahiliyah berasal dari kata kerja jahala yang berarti bodoh, maka secara harfiyah bisa disimpulkan bahwa bodoh bisa diartikan sebagai tidak bisa membaca, menulis, menjawab soal, atau melakukan hal-hal yang mayoritas orang bisa melakukannya, atau bodoh juga berarti tidak mempunyai pengetahuan ilmiah, primitif, tidak berperadaban dan sebagainya. Dalam kajian Islam, kata jahiliyah sering disematkan kepada Arab pra-Islam. Hanya saja, pengertian jahiliyah yang disematkan kepada Arab pra Islam berbeda dengan arti jahiliyyah secara bahasa.
Mari kita berfikir sejenak, bukankah bangsa Arab sebelum Nabi Muhammad SAW terkenal dengan kemahiran dibidang Sya’ir? Tidakkah kita tahu bahwa bangsa Arab adalah mereka yang selalu menjaga tradisi dengan menghafal runtutan nasab mereka hingga runtutan yang sejauhnya?. Dengan demikian kata jahiliyyah yang disematkan kepada Arab pra-Islam bukan bermakna bodoh dan primitif. M. Quraish Shihab dalam Mukjizat Al Qur’an Ditinjau dari Aspek Kebahasaan, Isyarat Ilmiah, dan Pemberitaaan Ghaib (Mizan, 1999) menyebut beberapa pengetahuan yang dimiliki masyarakat Arab, diantaranya dalam bidang: Astronomi, tetapi terbatas pada penggunaan bintang untuk petunjuk jalan, atau mengetahui jenis musim. Meteorologi, mereka gunakan untuk mengetahui cuaca dan turunnya hujan. Pengobatan berdasarkan pengalaman. Perdukunan dan semacamnya. Bahasa dan Sastra (sering diadakan musabaqah [perlombaan] dalam menyusun syair atau petuah dan nasehat. Syair-syair yang dinilai indah, digantung di Ka’bah, sebagai penghormatan kepada penggubahnya sekaligus untuk dapat dinikmati oleh yang melihat atau membacanya. Penyair mendapat kedudukan yang istimewa. Mereka dinilai sebagai pembela kaumnya. Dengan syair mereka mengangkat reputasi satu kaum atau seseorang dan juga sebaliknya dapat menjatuhkannya).
Maka, jahiliyah yang disematkan kepada masyarakat Arab pra Islam sebenarnya bermakna “ketidaktahuan akan petunjuk ilahi” atau “kondisi ketidaktahuan akan petunjuk dari Allah”. Jahiliyah dalam hal ini bermakna tidak menggunakan hati dan pikiran mereka. Keadaan tersebut merujuk pada situasi bangsa Arab sendiri, yaitu pada masa masyarakat Arab pra-Islam sebelum diturunkannya al-Qur’an. Pengertian khusus kata jahiliyah ialah keadaan seseorang yang tidak memperoleh bimbingan dari Islam dan al-Qur’an. Masih ingat lagu Bimbo “bermata tapi tak melihat, bertelinga tapi tak mendengar”. Seperti itulah gambaran Jahiliyah, mereka tahu itu salah, tetapi kekerasan, kesombongan, prestige, jabatan, dan tujuan mengalahkan segalanya. Ajaran Nabi Ibrahim AS kepada mereka tidak diindahkan sedikitpun. Perempuan hanya dijadikan budak pemuas, anak-anak ditelantarkan, yang ada hanya peperangan mencapai tujuan.
Meminjam perkatannya Ibnu Khaldun bahwa “kejadian masa sekarang adalah pengulangan masa lalu dengan frame yang berbeda”. Maka boleh jadi Jahiliyah pada zaman Arab pra Islam akan dan bahkan terjadi pada zaman modern ini. Kita banyak menyaksikan bagaimana orang-orang yang terkenal dengan kecerdasan, keintelektualan mereka tapi dengan semena-mena berbuat seenaknya saja demi mencapai suatu tujuan. Mereka bukan bodoh, tetapi membodohi diri sendiri. Mereka bukan tidak tahu, tapi pura-pura tidak tahu. Dengan kecerdasannya mereka membodohi masyarakat, dengan kekuasaanya mereka memperbudak rakyat. Lebih parah lagi, kadang Agama menjadi alat legitimasi dari kebrutalan mereka.
Betapa banyak orang-orang yang dianugerahi kecerdasan intelektual dan harta melimpah tetapi masih menjadi budak nafsu, budah harta, budak tahta dan masih menjadi budak para peramal. Mereka takut jika kehilangan harta sehingga apapun dilakukan bahkan pergi ke paranormal, memberikan sesaji dan melakukan hal-hal yang biasa dilakukan oleh orang-orang primitif pada zaman dahulu.
Nastaghfirullah, semoga kita termasuk orang yang selalu diberi cahaya dan petunjuk yang lurus. Sehingga kita tidak menjadi manusia Jahiliyah Modern.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar