Tengoklah kembali perjalanan Anda saat ini, akan menuju kemana? Apakah ke arah yang lebih baik, atau ke arah yang lebih buruk, atau tetap saja seperti saat ini? Tetapkanlah sebuah putusan dan jalanilah menuju konsekuensinya.
Powered By Blogger

Sabtu, 19 Desember 2009

PENGERTIAN, TUJUAN DAN FUNGSI BIMBINGAN KONSELING

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan berpikir dan kesadaran manusia akan diri dan dunianya, telah mendorong terjadinya globalisasi. Situasi global membuat kehidupan semakin kompetitif dan membuka peluang bagi manusia untuk mencapai status dan tingkat kehidupan yang lebih baik. Dampak positif dari kondisi global telah mendorong manusia untuk terus berfikir, meningkatkan kemampuan, dan tidak puas terhadap apa yang dicapainya pada saat ini. Adapun dampak negatif dari globalisasi, terjadinya keresahan hidup di kalangan masyarakat yang semakin meningkat karena banyaknya konflik, stress, kecemasan, dan frustasi.Dengan demikian, kita harus sadar bahwa hidup dan kehidupan kita berhiaskan masalah, baik masalah yang datang dari diri kita sendiri maupun masalah yang datang dari luar. Namun, dengan niat yang kuat serta pemberian bantuan dari konselor dalam lingkup bimbingan konseling maka akan berhasil menyelesaikan (to solve) masalah-masalah yang dihadapi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian bimbingan?
2. Apa pengertian konseling?
3. Apa pengertian bimbingan konseling?
4. Apa tujuan dan fungsi bimbingan konseling dalam kehidupan?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah bimbingan konseling sebagai berikut:
1.Mengetahui pengertian bimbingan.
2.Mengetahui pengertian konseling.
3.Mengetahui dan mengkaji pengertian bimbingan konseling.
4.Mengetahui tujuan dan fungsi dari bimbingan konseling dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Bimbingan
Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada individu dari seorang yang ahli, namun tidak sesederhana itu untuk memahami pengertian dari bimbingan. Pengertian tetang bimbingan formal telah diusahakan orang setidaknya sejak awal abad ke-20, yang diprakarsai oleh Frank Parson pada tahun 1908. Sejak itu muncul rumusan tetang bimbingan sesuai dengan perkembangan pelayanan bimbingan, sebagai suatu pekerjaan yang khas yang ditekuni oleh para peminat dan ahlinya. Pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh para ahli memberikan pengertian yang saling melengkapi satu sama lain.
Maka untuk memahami pengertian dari bimbingan perlu mempertimbangkan beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut :
“Bimbingan sebagai bantuan yang diberikan kepada individu untuk dapat memilih,mempersiapkan diri dan memangku suatu jabatan dan mendapat kemajuan dalam jabatan yang dipilihnya” (Frank Parson ,1951).
Frank Parson merumuskan pengertian bimbingan dalam beberapa aspek yakni bimbingan diberikan kepada individu untuk memasuki suatu jabatan dan mencapai kemajuan dalam jabatan. Pengertian ini masih sangat spesifik yang berorientasi karir.
“Bimbingan membantu individu untuk lebih mengenali berbagai informasi tentang dirinya sendiri” (Chiskolm,1959).
Pengertian bimbingan yang dikemukan oleh Chiskolm bahwa bimbingan membantu individu memahami dirinya sendiri, pengertian menitik beratkan pada pemahaman terhadap potensi diri yang dimiliki.
“Bimbingan merupakan kegiatan yang bertujuan meningkatkan realisasi pribadi setiap individu” (Bernard & Fullmer ,1969).
Pengertian yang dikemukakan oleh Bernard & Fullmer bahwa bimbingan
dilakukan untuk meningkatakan pewujudan diri individu. Dapat dipahami bahwa bimbingan membantu individu untuk mengaktualisasikan diri dengan lingkungannya.
“Bimbingan sebagai pendidikan dan pengembangan yang menekankan proses belajar yang sistematik” (Mathewson,1969).
Mathewson mengemukakan bimbingan sebagai pendidikan dan pengembangan yang menekankan pada proses belajar. Pengertian ini menekankan bimbingan sebagai bentuk pendidikan dan pengembangan diri, tujuan yang diinginkan diperoleh melalui proses belajar.
Dari beberapa pengertian bimbingan yang dikemukakan oleh para ahli maka dapat diambil kesimpulan tentang pengertian bimbingan yang lebih luas, bahwa bimbingan adalah :
“Suatu proses pemberian bantuan kepada individu secara berkelanjutan dan sistematis, yang dilakukan oleh seorang ahli yang telah mendapat latihan khusus untuk itu, dimaksudkan agar individu dapat memahami dirinya, lingkunganya serta dapat mengarahkan diri dan menyesuaikan diri dengan lingkungan untuk dapat mengembangkan potensi dirinya secara optimal untuk kesejahteraan dirinya dan kesejahteraan masyarakat”
B.Pengertian Konseling
Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang mengalami sesuatu masalah (disebut konsele) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien. Istilah ini pertama kali digunakan olehFrank Parsons di tahun 1908 saat ia melakukan konseling karir. Selanjutnya juga diadopsi oleh Carl Rogers yang kemudian mengembangkan pendekatan tetapi yang berpusat pada klien (client centered).
Sedangkan konseling menurut Prayitno dan Erman Amtidalam buku Dasar-Dasar Bimbingan Konseling (2004:105) adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien. Sejalan dengan itu, Winkel mendefinisikan konseling sebagai serangkaian kegiatan paling pokok dari bimbingan dalam usaha membantu konseli/klien secara tatap muka dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah khusus.
Berdasarkan pengertian konseling di atas dapat dipahami bahwa konseling adalah usaha membantu konseli/klien secara tatap muka dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah khusus. Dengan kata lain, teratasinya masalah yang dihadapi oleh konseli/klien.
C.Pengertian Bimbingan Konseling
Pengertian bimbingan konseling adalah Pelayanan bantuan untuk peserta didik baik individu/kelompok agar mandiri dan berkembang secara optimal dalam hubungan pribadi, sosial, belajar, karir; melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung atas dasar norma-norma yang berlaku. Dengan demikian, setiap bimbingan itu pasti konseling dan setiap konseling belum tentu bimbingan.
D.Tujuan dan Fungsi Bimbingan konseling
a.Tujuan Umum
Tujuan umum dari layanan Bimbingan dan Konseling adalah sesuai dengan tujuan pendidikan sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Tahun 1989 (UU No. 2/1989), yaitu terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya yang cerdas, yang beriman, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (Depdikbud, 1994 : 5).
b. Tujuan Khusus
Secara khusus layanan Bimbingan dan Konseling bertujuan untuk membantu siswa agar dapat mencapai tujuan-tujuan perkembangan meliputi aspek pribadi, sosial, belajar dan karier.
Bimbingan pribadi – sosial dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tugas perkembangan pribadi – sosial dalam mewujudkan pribadi yang taqwa, mandiri, dan bertanggung-jawab. Bimbingan belajar dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tugas perkembangan pendidikan. Bimbingan karier dimaksudkan untuk mewujudkan pribadi pekerja yang produktif.
Ditinjau dari segi sifatnya, layanan Bimbingan dan Konseling dapat berfungsi sebagai :
a. Fungsi Pencegahan (preventif)
Layanan Bimbingan dan Konseling dapat berfungsi pencegahan artinya : merupakan usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah. Dalam fungsi pencegahan ini layanan yang diberikan berupa bantuan bagi para siswa agar terhindar dari berbagai masalah yang dapat menghambat perkembangannya. Kegiatan yang berfungsi pencegahan dapat berupa program orientasi, program bimbingan karier, inventarisasi data, dan sebagainya.
b. Fungsi pemahaman
Fungsi pemahaman yang dimaksud yaitu fungsi Bimbingan dan Konseling yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan keperluan pengembangan siswa pemahaman ini mencakup :
1) Pemahaman tentang diri siswa, terutama oleh siswa sendiri, orangtua, guru, dan guru pembimbing.
2) Pemahaman tentang lingkungan siswa (termasuk di dalam lingkungan keluarga dan sekolah) terutama oleh siswa sendiri, orangtua, guru, dan guru pembimbing.
3) Pemahaman tentang lingkungan yang lebih luas (terutama di dalamnya informasi pendidikan, jabatan/pekerjaan dan/atau karier dan informasi budaya/nilai-nilai terutama oleh siswa.
c. Fungsi Perbaikan
Walaupun fungsi pencegahan dan pemahaman telah dilakukan, namun mungkin saja siswa masih menghadapi masalah-masalah tertentu. Disinilah fungsi perbaikan itu berperan, yaitu fungsi Bimbingan dan Konseling yang akan menghasilkan terpecahnya atau teratasinya berbagai permasalahan yang dialami siswa.
d. Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan
Fungsi ini berarti bahwa layanan Bimbingan dan Konseling yang diberikan dapat membantu para siswa dalam memelihara dan mengembangkan keseluruhan pribadinya secara mantap, terarah, dan berkelanjutan. Dalam fungsi ini hal-hal yang dipandang positif agar tetap baik dan mantap. Dengan demikian, siswa dapat memelihara dan mengembangkan berbagai potensi dan kondisi yang positif dalam rangka perkembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan.

BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
1.Pengertian Bimbingan
Bimbingan membantu individu untuk lebih mengenali berbagai informasi tentang dirinya sendiri
2.Pengertian Konseling
proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh konselor kepada klien yang sedang mengalami sesuatu masalah yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien
3.Pengertian bimbingan konseling
Pelayanan bantuan untuk peserta didik(individu/kelompok) agar mandiri dan berkembang secara optimal dalam hubungan pribadi, sosial, belajar, karir; melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung atas dasar norma-norma yang berlaku.
4.Tujuan dan Fungsi Bimbingan Konseling
bertujuan untuk membantu manusia agar dapat mencapai tujuan-tujuan perkembangan meliputi aspek pribadi, sosial, belajar dan karier.
Ditinjau dari segi sifatnya, layanan Bimbingan dan Konseling dapat berfungsi sebagai :
a. Fungsi Pencegahan (preventif)
Fungsi pencegaha merupakan usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah.
b. Fungsi pemahaman
Fungsi pemahaman yang dimaksud yaitu fungsi yang akan menghasilkan pemahaman tentang diri, lingkungan,dan lingkungan yang lebih luas pada diri klien.
c. Fungsi Perbaikan
fungsi perbaikan yaitu fungsi Bimbingan dan Konseling yang akan menghasilkan terpecahnya atau teratasinya berbagai permasalahan yang dialami klien.
d. Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan
Fungsi ini berarti bahwa layanan Bimbingan dan Konseling yang diberikan dapat membantu para klien dalam memelihara dan mengembangkan keseluruhan pribadinya secara mantap, terarah, dan berkelanjutan.


DAFTAR PUSTAKA
•Eko.http://eko13.wordpress.com pengertian bimbingan .16 maret 2008.
•Ifdil Dahlani .http://konselingindonesia.com.
•http://id.wikipedia.org/wiki. Pengertian Konseling.
•http://makalah-di.blogspot.com. makalah-asas-dan-tujuan-bimbingan.
•http://thejargon.multiply.com/journal/item/139.Pengertian Bimbingan Konseling. 9 Desember 2007.
Winkel, W.S,.2005. Bimbingan dan Konseling di Intitusi Pendidikan, Edisi Revisi. Jakarta: Gramedia.

Minggu, 06 Desember 2009

Aspek-Aspek Perkembangan

A. PERKEMBANGAN FISIK
Fisik atau tubuh manusia merupakan sistem organ yang komplek dan sangat mengagumkan. Semua organ ini terbentuk pada periode pranatal(dalam kandungan). Berkaitan dengan perkembangan fisik ini, Kuhien dan Thompos (Huriock; 1956) mengemukakan bahwa perkembangan fisik individu meliputi empat aspek yaitu:
1. System syaraf, yang sangat mempengaruhi perkembangan kecerdasan dan emosi.
2. Otot-otot, yang memepengaruhi perkembangan kekuatan dan kekuatan motorik.
3. Kelenjar endokrin, yang menyebakan munculnya pola-pola tingkah laku baru.
4. Struktur fisik/ tubuh, yang meliputi tinggi, berat, dan proposi.
Aspek fisiologis lainnya yang sangat penting bagi kehidupan manusia adalah otak(brain). Otak dapat dikatakan sebagai pusat atau sentral perkembangan dan fungsi kemanusiaan. Otak ini terdiri atas 100 miliar sel syaraf(neuron), dan secara struktur otak ini terditri atas tiga bagian yaitu:
1. Brainstem termasuk didalamnya celleblum yang berfungsi mengontrol keseimbangan dan koordinasi.
2. Midbrain yang berfungsi sebagai station pengulang atau penyambung dan pengontrol pernafasan dan fungsi menelan.
3. Cerebrum, sebagai pusat otak yang paling tinggi yang meliputi otak kiri dan kotak kanan.
Berkaitan dengan fungsi otak, dapat dibedakan berdasarkan kedua belahan otak yaitu belahan kiri dan kanan fungsi-fungsi kedua belahan otak itu tampak sebagai berikut.


Fungsi otak kiri
Berpikir rasional, ilmiah, logis, kritis linier, analisis, referensial, konvergen.
Berkaitan erat dengan kemapuan belajar,membaca, berhitung(matematika), dan bahasa
Fungsi otak kanan
Berfikir holistik, non-linier, non-verbal, intuitif, imajinatif, non-referensial, divergen, dan bahkan mistik.

Menurut para ahli proses pertumbuhan otak meliputi tiga tahap, yaitu:
a. Produksi sel(cell production), yaitu bahwa sel-sel itu telah diproduksi diantara masa delapan sampai enam belas minggu setelah masa konsepsi.
b. Perpindahan sel(cell migration), yaitu bahwa neuron-neuron itu bermigrasi melalui daya tarik kimia ke lokasi-lokasi sasaran yang semestinya.
c. Elaborasi sel(cell elaboration), yaitu terjadinya proses dimana Axon dan dendrite membentuk syaraf synapses.
Semakin matangnya perkembangan system syaraf otak yang mengatur otot memungkinkan perkembangan kompentensi atau keterampilan motorik anak, keterampilan motorik ini dibagi dua jenis, yaitu:
a. keterampilan atau gerakan kasar, seperti berjalan, berlari, melompat, naik, dan turun tangga.
b. Keterampilan motorik halus atau keterampilam memanipulasi, seperti menulis, menggambar, memotong, melempar, dan menangkap bola, serta memainkan benda-benda dan alat-alat mainan.
B. PERKEMBANGAN INTELEGENSI (Kecerdasan)
1. Pengertian Kecerdasan
Intelegensi bukanlah sesuatu yang bersifat kebendaaan, melainkan suatu fiksi ilmiah untuk mendiskripsikan perilaku individu yang berkaitan dengan kemampuan intelektual. Menurut C. P. chapun mengartikan intelegensi itu sebagai kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri terhadap situasi baru secara cepat dan efektif.
2. Teori-teori Intelegensi.
a. Teori “Two Factors”
Teori ini dikemukakan oleh Charles Sperman. Dia berpendapat bahwa intelegensi itu meliputi kemampuan umum yang diberi kode “g” (general factors) dan kemampuan khusus yang diberi kode ”s”(spesifik faktors). Setiap individu memiliki kedua kemampuan ini yang keduanya yang menentukan penampilan atau perilaku mentalnya.
b. Teori “Primary Mental Abilities”
Teori ini dikemukakan oleh thurstone. Dia berpendapat bahwa intelegensi merupakan penjelamaan dari kemampuan primer yaitu:
1. Kemampuan berbahasa: verbal comperhension
2. Kemampuan mengingat: memory
3. Kemampuan nalar atau berfikir logis: reasoning
4. Kemampuan tilikan ruang: spatial factor
5. Kemampuan menggunakan kata-kata.
c. Teori “Multiple intelegensi”
Teori ini dikemukakan oleh J.P. Guilford dan howard gardner. Guilford berpendapat bahwa intelegensi itu dapat dilihat dari tiga katagori dasar atau “faces of intellect” yaitu:
1. Operasi mental(proses berfikir)
2. Content(isi yang kongkrit atau gambaran)
3. Product(hasil berfikir)
d. Teori “Tractic of intellegence”
Teori ini dikemukakan oleh Robert Stenbreg. Teori ini merupakan pendekatan proses koknitif untuk memahami intelegensi, Stenberg mengartikannya sebagai sesuatu “deskripsi tiga bagian kemampuan mental”(proses berfikir, mengatasi pengalaman atau masalah baru, dan penyesuaian terhadap situasi yang dihadapi) yang menunjukakn tingkah laku intelegen
Dengan kata lain, tingkah laku intelegen itu merupakan (produk hasil) dari penerapansetrategi berfikir, mengatasi masalah-masalah baru secara kreatif dan cepat dan penyesuaian terhadap konteks dengan menyeleksi dan beradaptasi dengan lingkungan.
3. Penyebaran Intelegensi
Berdasarkan hasi pengukuran atau tes intelegensi terhadapad sampel yang dipandang mencerminkan populasinya, maka dikembangkan suatu system normal ukuran kecerdasan sebagai berikut.
IQ(INTELLIGENCE QUOTION) KLASIFIKASI
140-keatas Jenius
130-139 Sangat cerdas
120-129 Cerdas
110-119 Diatas normal
90-109 Normal
80-89 Dibawah normal
70-79 Bodoh
50-69 Terbelakang(moral/ debit)
49- kebawah Terbelakang(imbecile/ dan idiot)
Dari table diatas menunjukan tentang intelegensi dalam ukuran kemampuan intelektual atau tataran koknitif. Pandangan lama menunjukkan bahwa kualitas intelegensi atau kecerdasan yang tinggi dipandang sebagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan individu dalam belajar atau merai kesksesan dala hidupnya.
C. PERKEMBANGAN EMOSI
1. Pengertian Emosi
Menurut bahasa English, emosi adalah “ Acomplex feeling glandular activies”(sesuatu keadaan perasaan yang komplek yang disertai karakteristik kegiatan kelenjar dan motoris). Sedangkan Sarlito Wirawan Sarwono berdaat bahwa emosi merupakan “setiap keadaan pada diri seseorang yang disertai warna afektif baik pada tingkat lemah (dangkal) maupun pada tingkat yang luas(mendalam)”.
2. Pengaruh Emosi Terhadap Prilaku dan Perubaha Fisik Individu
Dibawah ini ada beberapa contoh tentang pengaruh emosi terhadap perilaku individu diantaranya sebagai berikut:
a. Memperkuat semangat
b. Melemahkan semangat
c. Menghambat atau mengganggu konsentrasi belajar
d. Terganggu penyesuaian social
e. Suasana emosional yang diterima dan dialami individu semasa kecilnya akan mempengaruhi sikapnya dikemudian hari, baik terhadap dirinya maupun terhadap orang lain.
3. Ciri-Ciri Emosi
Emosi sebagai suatu peristiwa psikologis mengandung ciri-ciri sebagai berikut:
a. lebih bersifat subjektif dari pada peristiwa psikologis lainnya. seperti pengamatan dan berfikir.
b. bersifat fluktuatif(titadak tetap)
c. banyak bersangkut paut dengan peristiwa pengenalan panca indra.
mengenai ciri-ciri emosi ini dapat juga dibedakan antara emosi anak dengan emosi orang dewasa sebagai berikut.Emosi Anak.
1. berlangsung singkat dan berakhir tiba-tiba.
2. terlihat lebih hebat/ kuat.
3. bersifat semnetara/ dangkal.
4. lebih sering terjadi.
5. dapat diketahui dengan jelas.dari tingkah lakunya.
Emosi Orang Dewasa
1. berlangsung lebih lama dan berakhir dengan lambat
2. tidak terlihat hebat/ kuat
3. lebih mendalam dan lama
4. jarang terjadi
5. sulit diketahui karena lebih pandai menyembuhkannya.

4. Pengelompokan Emosi
Emosi dapat dikelompokkan dalam dua bagian, yaitu emosi sensoris dan emosi kejiwaan (psikis).
Emosi sensoris, yaitu emosi yang ditimbulkan oleh rangsangan dari luar terhadap tubuh
. Emosi psikis, yaitu emosi yang mempunyai alasan-alasan kejiwaan.
. Yang termasuk emosi ini , diantaranya adalah:
1. perasaan intelektual
2. perasaan sosial
3. perasaan susila
4. perasaan keindahan (estetis)
5. perasaan ketuhanan
5. Teori-teori Emosi
• Canon Bard merumuskan teori tentang pengaruh fisiologis terhadap emosi. teori ini menyatakan bahwa situasi menimbulkan rangkaian pada proses syaraf.
• menurut teori James dan Lange, bahwa emosi itu timbul karena pengaruh perubahan jasmaniah atau kegiatan individu.
• Lindsley mengemukakan teorinya yang disebut "AKTIVITON THEORY"(teori penggerakan). Menurutteori ini emosi disebabkan oleh perkerjaan yang terlampau keras dari sususnan syaraf terutama otak.
• John. B. Waston mengemukakan bahwa ada tiga pola dasar emosi , yaitu takut , marah dan cinta(fear, anger , and love). Ketiga jenis emosi tersebut menunjukkan respons tertentu pada stimulus tertentu pula, tetapi kemungkina terjadi pula modifikasi(perubahan).
D. PERKEMBANGAN BAHASA
1. Makna Bahasa
Bahasa merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain. DAlam pengertian ini, tercakup semua cara untuk berkomunikasi, dimana pikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk lambang atau simbol untuk mengungkapkan sesuatu pengertian, seperti de3ngan menggunakan lesan, tulisan, isyarat,bilangan, lukisan, dan mimik muka.
Bahasa sangat erat kaitannya dengan perkembangan pikiran individu tampak dalam perkembangan bahasanya yaitu kemampuan mempbentuk pengertian, menyusun pendapat, dan menarik kesimpulan.
perkembangan pikiran itu dimulai pada usia 1,6- 2,0 tahun, yaitu pada saat anak dapat menyusun kalimat dua atau tiga kata . Laju perkembangan itu sebagai berikut.
a. Usia 1,6 tahun, anak dapat menyususn pendapat positif, seperti : "bapak makan"
b. usia 2,6 tahun, anak dapat menyusun pendapat negatif(menyangkal), seperti : "bapak tidak makan"
c. pada usia selanjutnya, anak dapat menyusun pendapat:

1. Kritikan: "ini tidak boleh, ini tidak baik"
2. keragu-raguan: barangkali, mungkin, bisa jadi. Ini terjadi apabila anak sudah menyadari akan kemungkinan kekilafannya.
3. menarik kesimpulan anlogi, seperti: anak melihat ayahnya tidur karena sakit, pada waktu lain anak melihat ibunya tidur, dia mengatakan bahwa ibu tidur karena sakit.
2. Tugas-tugas Perkembangan Bahasa.
dalam berbahasa, anak dituntuk unutk menuntaskan atau empat tugas pokok yang satu sama lainnya saling berkaitan. Apabila anak berhasil menuntaskan tugas tugas yang satu, maka berarti juga ia dapat menuntaskan tugas-tugas yang lainnya.
Ke empat tugas itu adalah sebagai berikut
1. pemahaman
2. pengembanagn perbendaraan kata.
3. penyusunan kata-kata menjadi kalimat
4. ucapan.
3. Tipe Perkembangan Bahasa
Ada dua tipe perkembangan bahasa anak, yaitu sebagai berikut.
-Egocentric Speech, yaitu anak berbicara kepada dirinya sendiri(monolog).
- Sosialized speech, yaitu terjadi ketika berlangsung kontak antara anak dengan temannya atau dengan lingkungannya. Perkembangan ini dibagi kedalam lima bentuk:
(a) adapted information(b)critisem
(c) command, request, threat (d) questions
(e)answers

4. Faktor-faktor yang mempengarui perkembangan bahasa
Adapun lima faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa, sebagai berikut:
1. faktor kesehatan
2. intelegensi
3. status sosial ekonomi keluarga
4.jenis kelamin(sex)
5.hubungan keluarga
5. Fungsi Bahasa.
Adapun bahasa mempunyai tiga fungsi, yaitu:
a. Alat untuk menyatakan ekspresi
b. alat untuk mempengaruhi orang lain
c. alat untuk memberi nama.

Minggu, 03 Mei 2009

PENGERTIAN TASAWUF

PENGERTIAN TASAWUF

Tasawuf (Tasawwuf) atau Sufisme (bahasa arab: تصوف , ) adalah ilmu untuk mengetahui bagaimana cara menyucikan jiwa, menjernihan akhlaq, membangun dhahir(din batin, untuk memporoleh kebahagian yang abadi. Tasawuf pada awalnya merupakan gerakan zuhud (menjauhi hal duniawi) dalam Islam, dan dalam perkembangannya melahirkan tradisi mistisme Islam. Tarekat (pelbagai aliran dalam Sufi) sering dihubungkan dengan Syiah, Sunni, cabang Islam yang lain, atau kombinasi dari beberapa tradisi[rujukan?]. Pemikiran Sufi muncul di Timur Tengah pada abad ke-8, sekarang tradisi ini sudah tersebar ke seluruh belahan dunia.

== Etimologi ==
Ada beberapa sumber perihal etimologi dari kata "Sufi". Pandangan yang umum adalah kata itu berasal dari Suf (صوف), bahasa Arab untuk wol, merujuk kepada jubah sederhana yang dikenakan oleh pari isetik Muslim. Namun tidak semua Sufi mengenakan jubah atau pakaian dari wol. Teori etimologis yang lain menyatakan bahwa akar kata dari Sufi adalah Safa (صفا), yang berarti kemurnian. Hal ini menaruh penekanan pada Sufisme pada kemurnian hati dan jiwa. Teori lain mengatakan bahwa tasawuf berasal dari
kata Yunani theosofie artinya ilmu ketuhanan.

Yang lain menyarankan bahwa etimologi dari Sufi berasal dari "Ashab al-Suffa" ("Sahabat Beranda") atau "Ahl al-Suffa" ("Orang orang beranda"), yang mana dalah sekelompok muslim pada waktu [[Nabi Muhammad]] yang menghabiskan waktu mereka di beranda masjid Nabi, mendedikasikan waktunya untuk berdoa.

== Sejarah Paham ==

Banyak pendapat pro dan kontra mengenai asal-usul ajaran tasawuf, apakah ia berasal dari luar atau dari dalam [[Islam|agama Islam]] sendiri.

Sebagian pendapat mengatakan bahwa paham tasawuf merupakam paham yang sudah berkembang sebelum [[Nabi Muhammad]] menjadi Rasulullah[http://media.isnet.org/islam/Qardhawi/Fatawa/HakekatTasawuf.html Hakekat tasawuf oleh Qardhawi]. Dan orang-orang Islam baru di daerah Irak dan Iran (sekitar abad 8 Masehi) yang sebelumnya merupakan orang-orang yang mmmel}k agama non Islam atau menganut paham-paham tertentu. Meski sudah masuk Islam, hidupnya tetap memelihara kesahajaan dan menjauhkan diri dari kemewahan dan kesenangan keduniaan. Hal ini didorong oleh kesungguhannya untuk mengamalkan ajarannya, yaitu dalam hidupannya sangat berendah-rendah diri dan berhina-hina diri terhadap Tuhan. Mereka selalu mengenakan pakaian yang pada waktu itu termasuk pakaian yang sangat sederhana, yaitu pakaian dari kulit domba yang masih berbulu, sampai akhirnya dikenal sebagai(semicam tanda bagi penganut-penganut paham tersebut. Itulah sebabnya maka pahamnya kemudian disebut PAHAM SUFI, SUFISME atau PAHAM TASAWUF, dan orangnya disebut ORANG SUFI.

Sebagian pendapat lagi mengatakan bahwa asal-usul ajaran tasawuf berasal dari zaman Nabi Muhammad. Berasal dari kata "beranda" (suffa), dan pelakunya disebut dengan ahl al-suffa, seperti telah disebutkan di atas. Mereka dianggap sebagai penanam benih paham tasawuf yang berasal dari pengetahuan Nabi Muhammad [http://www.ias.org/articles/Origin_of_School_of_Sufism.html Asal-usul Ajaran Sufisme].

'''Beberapa definisi sufisme:'''

* Yaitu [[Mistisisme|paham mistik]] dalam agama Islam sebagaimana Taoisme di Tiongkok dan ajaran Yoga di India (Mr. G.B.J Hiltermann & Prof.Dr.P.Van De Woestijne).
*Yaitu aliran kerohanian mistik (''mystiek geestroming'') dalam agama Islam (Dr. C.B. Van Haeringen).

'''Pendapat yang mengatakan bahwa sufisme/tasawuf berasal dari dalam agama Islam:'''
* Asal-usul ajaran sufi didasari pada sunnah Nabi Muhammad. Keharusan untuk bersungguh-sungguh terhadap Allah merupakan aturan di antara para muslim awal, yang bagi mereka adalah sebuah keadaan yang tak bernama, kemudian menjadi disiplin tersendiri ketika mayoritas masyarakat mulai menyimpang dan berubah dari keadaan ini. (Nuh Ha Mim Keller, 1995) [http://www.masud.co.uk/ISLAM/nuh/sufitlk.htm Place of Tasawwuf in Traditional Islam]
*Seorang penulis dari mazhab Maliki, Abd al-Wahhab al-Sha'rani mendefinisikan Sufisme sebagai berikut: "Jalan para sufi dibangun dari Qur'an dan Sunnah, dan didasarkan pada cara hidup berdasarkan moral para nabi dan yang tersucikan. Tidak bisa disalahkan, kecuali apabila melanggar pernyataan eksplisit dari Qur'an, sunnah, atau ijma." [11. Sha'rani, al-Tabaqat al-Kubra (Kairo, 1374), I, 4.] [http://www.sunnipath.com/resources/PrintMedia/Articles/AR00000138.aspx Spiritualitas Islam - Revolusi yang Terlupakan].

'''Pendapat yang mengatakan bahwa tasawuf berasal dari luar agama Islam:'''
*Sufisme berasal dari(bahisa Arab ''suf'', yaitu pakaian yang terbuat dari wol pada kaum asketen (yaitu orang yang hidupnya menjauhkan diri dari kemewahan dan kesenangan). Dunia Kristen, neo platonisme, pengaruh Persi dan India ikut menentukan paham tasawuf sebagai arah asketis-mistis dalam ajaran Islam (Mr. G.B.J Hiltermann & Prof.Dr.P.Van De Woestijne).
*(Sufisme)yaitu ajaran mistik (''mystieke leer'') yang dianut sekelompok kepercayaan di Timur terutama Persi dan India yang mengajarkan bahwa semua yang muncul di dunia ini sebagai sesuatu yang khayali (''als idealish verschijnt''), manusia sebagai pancaran (''uitvloeisel'') dari Tuhan selalu berusaha untuk kembali bersatu dengan DIA (J. Kramers Jz).
*Al Quran pada permulaan Islam diajarkan cukup menuntun kehidupan batin umat Muslimin yang saat itu terbatas jumlahnya. Lambat laun dengan bertambah luasnya daerah dan pemeluknya, Islam kemudian menampung perasaan-perasaan dari luar, dari pemeluk-pemeluk yang sebelum masuk Islam sudah menganut agama-agama yang kuat ajaran kebatinannya lan telah mengikuti ajaran mistik, keyakinan mencari-cari hubungan perseorangan dengan ketuhanan dalam berbagai bentuk dan corak yang ditentukan agama masing-masing. Perasaan mistik yang ada pada kaum Muslim abad 2 Hijriyah (yang sebagian diantaranya sebelumnya menganut agama Non Islam, semisal orang India yang sebelumnya beragama [[Hindu]], orang-orang Persi yang sebelumnya beragama [[Zoroaster]] atau orang Siria yang sebelumnya beragama Masehi) tidak ketahuan masuk dalam kehidupan kaum Muslim karena pada mereka masih terdapat kehidupan batin yang ingin mencari kedekatan diri pribadi dengan Tuhan. Keyakinan dan gerak-gerik (akibat paham mistik) ini makin hari makin luas mendapat sambutan dari kaum Muslim, meski mendapat tantangan dari ahli-ahli dan guru agamanya. Maka dengan jalan demikian berbagai aliran mistik ini yang pada permulaannya ada yang berasal dari aliran mistik Masehi, Platonisme, Persi dan India perlahan-lahan mempengaruhi aliran-aliran di daam Islam (Prof.Dr.H.Abubakar Aceh).
*Paham tasawuf terbentuk dari dua unsur, yaitu (1) Perasaan kebatinan yang ada pada sementara orang Islam sejak awal perkembangan Agama Islam,(2) Adat atau kebiasaan orang Islam baru yang bersumber dari agama-agama non-Islam dan berbagai paham mistik. Oleh karenanya paham tasawuf itu bukan ajaran Islam walaupun tidak sedikit mengandung unsur-unsur Ajaran Islam, dengan kata lain dalam Agama Islam tidak ada paham Tasawuf walaupun tidak sedikit jumah orang Islam yang menganutnya (MH. Amien Jaiz, 1980)Masalah Mistik Ta{awun & Kebatinan, MH. Amien Jaiz, PT Alma'arif - 1980 Bandung.
*Tasawuf dan sufi berasal dari kota Bashrah di negeri Irak. Dan karena suka mengenakan pakaian yang terbuat dari bulu domba (Shuuf), maka mereka disebut dengan "Sufi". Soal hakikat Tasawuf, ia itu bukanlah ajaran Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam dan bukan pula ilmu warisan dari [[Ali bin Abi Thalib|Ali bin Abi Thalib Radiyallahu ‘anhu]]. Menurut Asy Syaikh Ihsan Ilahi Zhahir rahimahullah berkata: “Tatkala kita telusuri ajaran Sufi(periode pertama dan terakhir, dan juga perkataan-perkataan mereka baik yang keluar dari lisan atau pun yang terdapat di dalam buku-buku terdahulu dan terkini mereka, maka sangat berbeda dengan ajaran Al Qur’an dan As Sunnah. Dan kita tidak pernah melihat asal usul ajaran Sufi ini di dalam sejarah pemimpin umat manusia Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam , dan juga dalam sejarah para shahabatnya yang mulia, serta makhluk-makhluk pilihan Allah Ta’ala di alam semesta ini. Bahkan sebaliknya, kita melihat baha ajaran Sufi ini diambil dan diwarisi dari kerahiban [[Nasrani|Nashrani]], Brahma Hindu, ibadah [[Yahudi]] dan zuhud [[Buddha]]" - At Tashawwuf Al Mansya’ Wal Mashadir, hal. 28.(Ruwaifi’ bin Sulaimi, Lc) Hakekat Tasawuf dan Sufi[http://www.henmobil.com/portalku/index.php?name=News&file=article&sid=148].

== Contoh Paham ==
Berikut contoh paham Sufi atau paham tasauf :

=== Paham Kesatuan Wujud ===
Paham ini berisi keyakinan bahwa manusia dapat bersatu dengan [[Tuhan]]. Penganut paham kesatuan wujud ini mengambil dalil Al Quran yang dianggap mendukung penyatuan antara ruh manusia dengan Ruh Allah dalam penciptaan manusia pertama, Nabi Adam AS:

“''...Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya (As Shaad; 72)''”

Sehingga ruh manusia dan Ruh Allah dapat dikatakan bersatu dalam sholat karena sholat adalah me-mi'rajkan ruh manusia kepada Ruh Allah Azza wa Jalla . Atas dasar pengaruh 'penyatuan' inilah maki kezuhudan dalam sufi dianggap bukan sebagai kewajiban tetapi lebih kepada tuntutan bathin karena hanya dengan meninggalkan/ tidak mementingkan dunia lah kecintaan kepada Allah semakin meningkat yang akan bepengaruh kepada 'penyatuan' yang lebih mendalam.

Paham ini dikalangan penganut [[paham kebatinan]] juga dikenal sebagai ''paham manunggaling kawula lan gusti'' yang berarti bersatunya antara hamba dan Tuhan.

=== Kedudukan Syariat dalam Empat Tingkatan Spiritual ===
[[Berkas:Syariah-thariqah-hakikah.jpo | nrame|right|Empat tingkatan kedalaman beragama]]
Syari'at dalam perspektif faham [[tasawuf]] ada yang menggambarkannya dalam bagan ''Empat Tingkatan Spiritual Umum'' dalam Islam, [[syariat]], tariqah atau [[tarekat]], [[hakikat]]. Tingkatan keempat, [[ma'rifat]], yang 'tak terlihat', sebenarnya adalah ''inti'' dari wilayah hakikat, sebagai esensi dari kempat tingkatan spiritual tersebut.

Sebuah tingkatan menjadi fondasi bagi tingkatan selanjutnya, maka mustahil mencapai tingkatan berikutnya dengan meninggalkan tingkatan sebelumnya. Sebagai contoh, jika seseorang telah mulai masuk ke tingkatan (kedalaman beragama) [[tarekat]], hal ini tidak berarti bahwa ia bisa meninggalkan syari'at. Yang mulai memahami [[hakikat]], maka ia tetap melaksanakan hukum-hukum maupun ketentuan [[syariat]] dan [[tarekat]].

Psikologi dalam Paradigma Islam

PSIKOLOGI DALAM PARADIGMA ISLAM
BAB I
Pendahuluan
A.Latar Belakang
Istilah kepribadian (personality) memiliki banyak arti, ini disebabkan oleh adanya perbedaan dalam penyusunan teori, penelitian, dan pengukurannya. Di antara para psikolog belum ada kesepakatan tentang arti dan definisi “kepribadian”, sehingga banyaknya definisi kepribadian sebanyak ahli yang mencoba merumuskannya.
Dalam suatu study comperatif Psikologi Barat terbatasnya pengetahuan para teoritikus kepribadian Barat tentang struktur internal manusia telah melahirkan banyak mazhab kepribadian dan Setiap penggagas kepribadian mengajukan asumsi-asumsi dasar tertentu tentang manusia, yang kemudian hipotesis-hipotesis tersebut mempengaruhi konstruksi dan isi dari teori kepribadian yang disusunnya.. Kerangka keilmiahan telah membatasi mereka dalam proses analisis dan sintesis konsepsi kepribadian manusia seutuhnya.Maka dari itu, banyak bermunculan para ahli psikologi islam dalam melakukan terobosan tentang konsep kepribadian manusia seutuhnya.
B.Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan adalah untuk memenuhi tugas dalam mata perkuliahan tentang Psikologi, dan juga untuk mengembangkan psikologi bernuansa islam serta menambah pengetahuan. Selain itu, juga ada tujuan yang sangat mendasar dari terjadinya penulisan yaitu tentang peranan para tokoh islam dalam dunia psikologi yang berjudul Psikologi dalam paradigma islam.

C.Rumusan Masalah
Seiring dengan keterbatasan waktu pikiran dan tenaga, maka kami berusaha semaksimal mungkin untuk menyajikan tentang:
1.Bagaiman pandangan Al-qur’an dalam psikologi?
2.Bagaiman pandangan para tokoh islam dalam psikologi?



BAB II
PEMBAHASAN

A.Psikologi dalam Persepktif Islam
Allah SWT membekali manusia dan hewan dengan segalah kemamampuan dan tugas-tugas penting dalam kehidupan.Disamping beberapa motivasi dan emosi. Allah juga memberikan perangkat yang dapat mengungkap alam internal dan eksternal serta beberapa kejadian didalamnya. Dengan kata lain, Persepsi mempunyai perana penting dalam kehidupan.
Persepsi merupakan perangkat yang dapat digunakan oleh seluruh makhluk. Namun, Allah SWT memberikan alat persepsi lain yang dapat membedakan manusia dengan makhluk lainnya yakni,berupa akal.Dengan akal,manusia dapat berpikir tentang makna-makna yang tersirat(seperti kebaikan dengan keburukan,keistimewaan dengan kekurangan,serta kebenaran dengan kebatilan),memberikan hukum dari paradigma umum yang dilakukan melalui riset dan eksperimen,serta membuktikan keberadaan dan kekuasaan Allah SWT sebagai pencipta melalui kesimpulan yang ditariknya dari penciptaan-Nya terhadap alam semesta dan manusia.1
1.Ciri-ciri Manusia dalam Pandangan Al-Qur’an
Bisa dikatakan benar ketika membicarakan manusia itu sesuatu yang sulit, karena banyaknya persoalan yang terkandung dalam diri manusia itu ,sulit untuk didekati secara menyeluruh. Menurut Bastaman sebagaimana dikutip oleh Jamaludin Ancok, wawasan islam mengenai manusia banyak sekali sumbernya khususnya dalam al-Quran yang diriwayatkan dengan kisah-kisah Adam AS.Dari sana dapatlah diketahui bahwa manusia itu memiliki potensi-potensi yang meliputi:
a.Manusia sebagai khalifah sehingga mempunyai derajat yang sangat tinggi.
b.Manusia tidak mengandung dosa asal.
c.Manusia merupakan kesatun dari empat dimensi yakni, fisik-biologis, mental-psiks, sosio kultural dan spiritual.
d.Dimensi spiritual (rohani,roh-Ku)memungkinkan manusia mengadakan hubungan dengan mengenal tuhan melalui cara-cara yang diajarkan-Nya.
e.Manusia memiliki kebebasan berkehendak yang memungkinkan manusia untuk secara sadar mengarahkan dirinya kepada kebaikan atau kebatilan.
f.Manusia memiliki akal sebagai kemampuan khusus dan dengan akal itu dapat membedakan benar dan salah.
g.Manusia tidak dibenarkan hidup tanpa bimbingan dan petunjuk-Nya.

Selain potensi-potensi diatas, adapula pebedaan manusia dengan makhluk yang lain, yaitu:
a.Manusia memiliki raga dengan bentuk sebaik-baiknya,dengan rupa dan bentu sebaik-baiknya ini diharapkan manusia menjadi bersyukur kepada Allah SWT.
b.Al-qur,’an secara tegas menyatakan bahwa kehidupan mansia itu tergantung pada wujud ruh dan badan.
c.Akal dalam pengertian islam bukan otak melainkan daya berpikir yang terdapat pada jiwa manusia.dan dalam islam akal mempunyai tiga unsur yakni, pikiran, perasaan, dan kemauan.
d.Nafs atau nafsu seringkali dikaitkan dengan gejolak atau dorongan yang terdapat pada diri manusia. Apabila dorongan itu berkuasa dan tak dapat mengendalikannya maka
manusia akan tersesat
2. Istilah Manusia dalam Al-Qur’an
Dalam al-qur’an terdapat empat istilah yang digunakan untuk menunjukkan makna manusia:
a.Insan
Kata “insan” berasal dari kata “uns” yang artinya jinak, tak liar, senang hati, terlihat atau tak abstrak. seperti di dalam keterangan al-qur’an yang terdapat pada surat At-Tin 95;4, Az- Dzariyat 51;56, dan Al-A’raf 7;28.
b.Basyar
Basyar yang berarti kulit luar,seperti dalam firmannya dalam surat Ali Imran 3;79.
c.Bani Adam
Bani adam berarti anak nabi adam,seperti dalam firnan allah dalam surat Al-Araf 7;27.
d.Dzuriyat Adam
Dzuriyat adam Yang berarti keturunan adam, seperti dalam surat Maryam 19;58.
Menurut achmad mubarak desains kejiwaan manusia diciptakan tuhan dengan sangat sempurna, berisi tentang kapasitas-kapasitas kejiwaan seperti berfikir, merasa, dan berkehendak. Jiwa merupakan system yang terdiri dari substansi aql, qolb, bashirat, syahwat, dan hawa.Aql merupakan problem solving kapacity yang artinya dapat membedakan antara benar dan salah.Basyirat adalah pandangan mata batin sebagai lawan dari pandangan mata kepala. Bashirat Disebut juga nurari. Syahwat adalah motif pada tingkah laku, dan Syahwat itu sesuatu yang manusiawi dan netral. Hawa adalah dorongan kepada obyek yang rendah dan tercelah. Karakteristik hawa adalah ingin segerah menikmati apa yang diinginkan tanpa memedulikan nilai-nilai moralitas.2 Qolb (hati, akal budi, hati nurani), inilah yang memimpin kerja jiwa manusia. Ia bisa memahami realita, ketika akal mengalami kesulitan.Dan terdapat istilah Qolb dalam Surat An-nahl 16; 78, Al-mu’minuun23; 78 yang berbunyi:
Dan Allah mengeluarkan kamu dariperut ibumu dalam keadaa tidak mengetahui sesuatu pun,dan Dia memberi kamu pendengaran,penglihatan, dan hati agar kamubersyukur.( An-nahl 16; 78)
Dan Dialah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian, pendengaran, penglihatan, dan hati.Amat sedikitkah engkau bersyukur.( Al-mu’minuun23;78).3

3.Struktur Insan Dalam Pandangan Qur’aniyah
Peta kejiwaan dan mekanisme interaksi antar modus-modus jiwa, dalam kerangka psikologi yang dibangun secara ilmiah, tampak tidak jelas dan banyak menyisakan lubang-lubang di sana sini. Dalam literatur barat sendiri penggunaan istilah-istilah seperti soul, spirit, heart, mind, dan intellect sering campur aduk ketika mengidentifikasi persoalan-persoalan yang bersentuhan dengan konsepsi kejiwaan.
Istilah psycho sendiri yang dipakai dalam konstruk kata psikologi (psychology) berasal dari kata Yunani psyché (Ynch) yang artinya “nafas kehidupan”, dalam mitologi Yunani digambarkan sebagai kupu-kupu. Dalam hal ini, kupu-kupu merupakan perlambang jiwa yang bebas terbang setelah menempa diri dengan “puasa”, keluar dari bungkus kepompongnya. Dua sayap kupu-kupu yang membawa dirinya terbang meninggalkan “bumi” melambangkan dua akal, akal jiwa dan akal raga; dua akal tersebut eksis secara potensial di dalam tubuhnya saat ia sebagai “ulat”, persoalan yang sama dalam representasi yang berbeda bisa dikaji dalam “Alegori Gua” Plato (428-347 SM).
Psikologi secara etimologi memiliki arti “ilmu tentang jiwa”. Dalam Islam, istilah “jiwa” dapat disamakan istilah al-nafs, namun ada pula yang menyamakan dengan istilah al-ruh, meskipun istilah al-nafs lebih populer penggunaannya daripada istilah al-nafs. Psikologi dapat diterjamahkan ke dalam bahasa Arab menjadi ilmu al-nafs atau ilmu al-ruh. Penggunaan masing-masing-masing kedua istilah ini memiliki asumsi yang berbeda.
Istilah ‘Ilm al-Nafs banyak dipakai dalam literatur Psikologi Islam. Bahkan Sukanto Mulyomartono lebih khusus menyebutnya dengan “Nafsiologi”4Penggunaan istilah ini disebabakan objek kajian psikologi Islam adalah al-nafs, yaitu aspek psikopisik pada diri manusia. Term al-nafs tidak dapat disamakan dengan term soul atau psyche dalam psikologi kontemporer Barat, sebab al-nafs merupakan gabungan antara substansi jasmani dan substansi ruhani, sedangkan soul atau psyche hanya berkaitan dengan aspek psikis manusia. Menurut kelompok ini, penggunaan term al-nafs dalam tataran ilmiah tidak bertentangan dengan doktrin ajaran Islam, sebab tidak ada satupun nash yang melarang untuk membahasnya. Tentunya hal itu berbeda dengan penggunaan istilah al-ruh yang secara jelas dilarang mempertanyakannya. (Q.S.al-Isra`ayat85).
Dalam konsepsi pramodern, manusia dibagi atas tiga entitas, corpus, animus, dan spiritus. Animus berasal dari bahasa Yunani anemos yang bermakna sesuatu yang hidup (bernafas) yang ditiupkan ke dalam corpus (wadah atau bungkus). Maka corpus adalah body (raga/jasad); dan spiritus adalah spirit (ruh); dan animus identik dengan psyche yang bermakna soul (jiwa/nafs). Dewasa ini istilah jiwa yang dipakai dalam psikologi telah mengalami penyempitan makna. Jiwa dalam terminologi psikologi modern lebih ke aspek psikis, dimana aspek psikis ini lebih merupakan riak gelombang permukaan di atas lautan dalam yang disebut jiwa. Fungsi ruh terhadap jiwa dan fungsi ruh terhadap jasad
Dalam terminologi Qur’aniyah, struktur manusia dirancang sesuai dengan tujuan penciptaan itu sendiri, dimana jiwa (soul) yang dalam istilah Al-Quran disebut nafs menjadi target pendidikan Ilahi. Istilah nafs didalam Islam sering dikacaukan dengan apa yang dalam bahasa Indonesia disebut hawa nafsu, padahal istilah hawa dalam konteks Qur’ani memiliki wujud dan hakekat tersendiri. Aspek hawa dalam diri manusia berpasangan dengan apa yang disebut sebagai syahwat. Sedangkan apa yang dimaksud dengan an-nafs amara bissu’ dalam surat (Yusuf [12]: 53) adalah nafs (jiwa) yang belum dirahmati Allah SWT:
“Dan aku tidak membebaskan nafsku, sesungguhnya nafs itu cenderung mengarah kepada kejahatan, kecuali yang dirahmati oleh Rabb-ku.”
Hawa merupakan kecenderungan kepada yang lebih bersifat non-material, yang berkaitan dengan eksistensi dan harga diri, persoalan-persoalan yang wujudnya lebih abstrak. Hawa merupakan entitas, produk persentuhan antara nafs dan jasad. Sedangkan syahwat merupakan kecenderungan manusia pada aspek-aspek material (AliImran [3]: 14), dan ini bersumber pada jasad insan yang wujudnya memang disusun berdasarkan unsur-unsur material bumi (air, tanah, udara, api).
Nafs manusia diuji bolak-balik di antara dua kutub, kutub jasmaniah yang berpusat di jasad dan kutub ruhaniyah yang berpusat di Ruh al-Quds. Ar-Ruh ini beserta tiupan dayanya (nafakh ruh) merupakan wujud yang nisbatnya ke Martabat Ilahi dan mengikuti hukum-hukum alam Jabarut. Aspek ruh ini (jamak arwah) tetap suci dan tidak tersentuh oleh kelemahan-kelemahan material dan dosa, spektrum ruh merupakan sumber dari segala yang maujud di alam syahadah ini—maka tak ada istilah tazkiyyatur-ruhiyyah atau mi’raj ruhani.5

B.Pandangan para pemikir islam dalam psikologi.
Mempelajari ilmu psikologi tentu belum terasa lengkap tanpa mengenal para tokoh yang menjadi pendiri atau yang mempelopori berbagai teori psikologi islam yang digunakan saat ini. Selain itu demi memenuhi banyak permintaan dari para pembaca, maka kami mencoba untuk menguraikan riwayat singkat para tokoh psikologi islam dan hasil karya mereka.
1.Al-Kindi
Al-Kindi (يعقوب بن اسحاق الكندي) (lahir: 801 - wafat: 873), bisa dikatakan merupakan filsuf pertama yang lahir dari kalangan Islam.Al-Kindi berasal dari kalangan bangsawan, dari Irak. Ia berasal dari suku Kindah, hidup di Basra dan meninggal di Bagdad pada tahun 873.
Menurut pandangan al-kindi tentang psikologi bahwa sesungguhnya jiwa adalah abadi yang substansinya sama dengan allah. Ketika lepas dari jasad , ia akan mengetahui dari segalah hal sebagaimana allah mengetahui ,atau lebih rendah dari pada itu. Jiwa merupakan emanasi cahaya allah yang Maha agung dan Tinggi.6
Pendapat al-kindi lebih dekat dengan pemikiran plato dari pada aristoteles.namun, al-kindi menyetujui plato plato yang mengatakan bahwa jiwa berasal dari alam ide.al-kindi berpendapat bahwa jiwa mempunyai tiga daya yakni,daya bernafsu,dayah pemarah, daya berpikir.7
2.Al-Farabi
Abū Nasir Muhammad bin al-Farakh al-Fārābi (870-950, Bahasa Persia: محمد فارابی ) atau Abū Nasir al-Fārābi (dalam beberapa sumber ia dikenal sebagai Muhammad bin Muhammad bin Tarkhan bin Uzalagh al-Farabi), juga dikenal di dunia barat sebagai Alpharabius, Al-Farabi, Farabi, dan Abunasir adalah seorang filsuf Islam yang menjadi salah satu ilmuwan dan filsuf terbaik di zamannya. Ia berasal dari Farab, Kazakhstan. Sampai umur 50, ia tetap tinggal di Kazakhstan. Tetapi kemudian ia pergi ke Baghdad untuk menuntut ilmu di sana selama 20 tahun. Lalu ia pergi ke Alepo (Halib), Suriah untuk mengabdi kepada sang raja di sana. Al-Farabi dikenal sebagai "guru kedua" setelah Aristoteles. Dia adalah filosof islam pertama yang berupaya menghadapkan, mempertalikan dan sejauh mungkin menyelaraskan filsafat politik Yunani klasik dengan islam serta berupaya membuatnya bisa dimengerti di dalam konteks agama-agama wahyu. Karyanya yang paling terkenal adalah Al-Madinah Al-Fadhilah (Kota atau Negara Utama).
Pada pandangan psikologinya al-Farabi,beliau menganggap ruh al-qudus akal aktif bukan malaikat jibril sebgaimana diyakini para musafir.kosmos adalah hanya emanasi cahaya tuhan sehingga semua materi hakekatnya tidak ada, yang ada adalah substansi yakni, akal.emanasi bermaknah curahan dari tuhan sebagai wujud pasti,sebagai prinsip awal sehingga kosmos adalah pancaran tuhan.allah adalah aqal pertama,kemudian memancar berurutan menjadi sepuluh tingkat akal.akal aktif adalah akal yang membimbing manusia pada sesuatu sehingga manusia dapat berpikir. Tanpa akal aktif mustahil manusia dapat bepikir.

3.Al-Ghazali
Al-Ghazali dalam (Kitab Ajaaibul Qulub) dijelas membedakan istilah-istilah seperti qalb (rasa jiwa, bukan rasa jasadiah/psikis), nafs, ruh, dan ‘aql; dimana istilah-istilah ini dalam konsepsi psikologi modern tak terpetakan dengan tegas karena berada pada tataran jiwa yang bersifat malakut, atau secara psikologi analitik berada di ruang ketaksadaran.
Prinsipnya, apa yang disebut sebagai manusia sempurna (insan kamil) dalam terminologi Al-Qur’an, minimal manusia yang sudah memiliki struktur seperti tercantum dalam An-Nur [24]: 35, seorang Insan Ilahi. Manusia dikatakan sebagai khalifatullah (wakil Allah) di bumi jika ia telah mencapai state tersebut, ia membawa kuasa Allah dan bercitra Ar-Rahman. 8





BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dari uraian-uraian diatas maka disimpulkan bahwa psikologi Al Quran memenuhi persyratan ilmiah karena psikologi al Qur’an memiliki dasar teori/ hipotesis , metodelogi , kesimpulan /out put dan terakhir manfaat.Dari sudut Al Quran memandang manusia sebagai yang membawa misi keilhaian/wakil Tuhan dan juga memiliki potensi yang hakiki yakni spiritual.kesimpulan terkahir bahwa psikologi Al Quran adalah sebuah metode keilmuan yang tentunyanya sah-sah saja untuk terus-meterus dijadikan kajian.

Saran
Bilamana kesimpulan diatas sementara disepakati dan untuk mempertegas dan mendetailkan keilmiahannya maka perlu mendapat kajian dari akademisi, sehingga diharapkan masa mendatang dapat dijadikan mata kuliah tersendiri dan tentunya sebagi alternatif bilamana alira-aliran psikologi barat sendiri yang diajarkan untuk seluruh Perguruan tinggi di Indonesia masih menjadi perdebatan nilai–nilai fitriati kemanusiaannya












DAFTAR PUSTAKA

Ustman Najati,Muhammad.2006.Ilmu Jiwa dalam Al-qur’an. Jakarta: Pustaka azzam.
Purwanto,Yadi.2007.Epistemologi Psikologi Islam. Bandung: PT.Refika Aditama.
Muchsin,Effendi dan Faizah.2006.Psikologi Dakwah. Jakarta: Kencana.
Www.Gusi...@yahoo.com
Aziz Ahyadi, Abdul. 1995.Psikologi Agama Kepribadian Muslim Pancasila. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

PENGERTIAN ANTROPOLOGI

PENGERTIAN ANTROPOLOGI
Antropologi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir atau muncul berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya yang berbeda dari apa yang dikenal di Eropa.
Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal daerah yang sama, antropologi mirip seperti sosiologi tetapi pada sosiologi lebih menitik beratkan pada masyarakat dan kehidupan sosialnya.
== Pengertian ==
Antropologi berasal dari kata Yunani άνθρωπος (baca: ''anthropos'') yang berarti "[[manusia]]" atau "orang", dan ''logos'' yang berarti ilmu. Antropologi mempelajari manusia sebagai makhluk biologis sekaligus makhluk sosial.

Antropologi memiliki dua sisi holistik dimana meneliti manusia pada tiap waktu dan tiap dimensi kemanusiannya. Arus utama inilah yang secara tradisional memisahkan antropologi dari disiplin ilmu kemanusiaan lainnya yang menekankan pada perbandingan/ perbedaan budaya antar manusia. Walaupun begitu sisi ini banyak diperdebatkan dan menjadi kontroversi sehingga metode antropologi sekarang seringkali dilakukan pada pemusatan penelitan pada pendudukyang merupakan masyarakat tunggal.



Para ahli mendefinisikan antropologi sebagai berikut:
*[[William A. Haviland]]
:Antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia.
*[[David Hunter]]
:Antropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang tidak terbatas tentang umat manusia.

*[[Koentjaraningrat]]
:Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka [[warna]], bentuk fisik [[masyarakat]] serta [[kebudayaan]] yang dihasilkan.

Dari definisi tersebut, dapat disusun pengertian sederhana antropologi, yaitu sebuah ilmu yang mempelajari manusia dari segi keanekaragaman fisik serta [[kebudayaan]] (cara-cara berprilaku, tradisi-tradisi, nilai-nilai) yang dihasilkan sehingga setiap manusia yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda.

== Sejarah ==

Seperti halnya [[Sosiologi]], Antropologi sebagai sebuah ilmu juga mengalami tahapan-tahapan dalam perkembangannya.

Koentjaraninggrat menyusun perkembangan ilmu Antropologi menjadi empat fase sebagai berikut:

==== Fase Pertama (Sebelum tahun 1800-an) ====
[[Berkas:Initiation_ritual_of_boys_in_Malawi.jpg|right|thumb|200px|Manusia dan kebudayaannya, sebagai bahan kajian Antropologi.]]
Sekitar [[abad ke-15]]-[[abad ke-16|16]], bangsa-bangsa di [[Eropa]] mulai berlomba-lomba untuk menjelajahi dunia. Mulai dari [[Afrika]], [[Benua Amerika|Amerika]], [[Asia]], hingga ke [[Australia]]. Dalam penjelajahannya mereka banyak menemukan hal-hal baru. Mereka juga banyak menjumpai [[suku bangsa|suku-suku]] yang asing bagi mereka. Kisah-kisah petualangan dan penemuan mereka kemudian mereka catat di buku harian ataupun jurnal perjalanan. Mereka mencatat segala sesuatu yang berhubungan dengan suku-suku asing tersebut. Mulai dari ciri-ciri fisik, [[kebudayaan]], susunan [[masyarakat]], atau bahasa dari suku tersebut. Bahan-bahan yang berisi tentang deskripsi suku asing tersebut kemudian dikenal dengan bahan [[etnografi]] atau deskripsi tentang bangsa-bangsa.

Bahan etnografi itu menarik perhatian pelajar-pelajar di Eropa. Kemudian, pada permulaan abad ke-19 perhatian bangsa Eropa terhadap bahan-bahan etnografi suku luar Eropa dari sudut pandang ilmiah, menjadi sangat besar. Karena itu, timbul usaha-usaha untuk mengintegrasikan seluruh himpunan bahan etnografi.

==== Fase Kedua (tahun 1800-an) ====
Pada fase ini, bahan-bahan etnografi tersebut telah disusun menjadi karangan-karangan berdasarkan cara berpikir [[evolusi]] masyarakat pada saat itu. masyarakat dan kebudayaan berevolusi secara perlahan-lahan dan dalam jangka waktu yang lama. Mereka menganggap bangsa-bangsa selain Eropa sebagai bangsa-bangsa [[primitif]] yang tertinggal, dan menganggap Eropa sebagai bangsa yang tinggi kebudayaannya

Pada fase ini, Antopologi bertujuan [[akademi]]s, mereka mempelajari masyarakat dan kebudayaan primitif dengan maksud untuk memperoleh pemahaman tentang tingkat-tingkat sejarah penyebaran kebudayaan manusia.

==== Fase Ketiga (awal abad ke-20) ====

Pada fase ini, negara-negara di Eropa berlomba-lomba membangun [[koloni]] di benua lain seperti Asia, Amerika, Australia dan Afrika. Dalam rangka membangun koloni-koloni tersebut, muncul berbagai kendala seperti serangan dari bangsa asli, pemberontakan-pemberontakan, cuaca yang kurang cocok bagi bangsa Eropa serta hambatan-hambatan lain. Dalam menghadapinya, pemerintahan kolonial negara Eropa berusaha mencari-cari kelemahan suku asli untuk kemudian menaklukannya. Untuk itulah mereka mulai mempelajari bahan-bahan etnografi tentang suku-suku bangsa di luar Eropa, mempelajari kebudayaan dan kebiasaannya, untuk kepentingan pemerintah kolonial.

==== Fase Keempat (setelah tahun 1930-an) ====

Pada fase ini, Antropologi berkembang secara pesat. Kebudayaan-kebudayaan suku bangsa asli yang di jajah bangsa Eropa, mulai hilang akibat terpengaruh kebudayaan bangsa Eropa.

Pada masa ini pula terjadi sebuah perang besar di Eropa, [[Perang Dunia II]]. Perang ini membawa banyak perubahan dalam kehidupan manusia dan membawa sebagian besar negara-negara di dunia kepada kehancuran total. Kehancuran itu menghasilkan kemiskinan, kesenjangan sosial, dan kesengsaraan yang tak berujung.

Namun pada saat itu juga, muncul semangat [[nasionalisme]] bangsa-bangsa yang dijajah Eropa untuk keluar dari belenggu penjajahan. Sebagian dari bangsa-bangsa tersebut berhasil mereka. Namun banyak masyarakatnya yang masih memendam dendam terhadap bangsa Eropa yang telah menjajah mereka selama bertahun-tahun.

Proses-proses perubahan tersebut menyebabkan perhatian ilmu antropologi tidak lagi ditujukan kepada penduduk pedesaan di luar Eropa, tetapi juga kepada suku bangsa di daerah pedalaman Eropa seperti suku bangsa Soami, Flam dan Lapp.

PENGERTIAN KEBUDAYAAN

PENGERTIAN KEBUDAYAAN

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.

== Pengertian kebudayan==
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah ''Cultural-Determinism''. Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai ''superorganic''. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.

Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Sedangkan menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.

Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

== Unsur-unsur ==

Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut:

1. Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:
*alat-alat teknologi
*sistem ekonomi
*keluarga
*kekuasaan politik
2. Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:
*sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
*organisasi ekonomi
*alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)
*organisasi kekuatan (politik)

== Wujud dan komponen ==
=== Wujud ===
Menurut '''J.J. Hoenigman''', wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.
*'''Gagasan (Wujud ideal)'''
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, [[nilai sosial|nilai-nilai]], [[norma sosial|norma-norma]], peraturan, dan sebagainya yang sifatnya [[abstrak]]; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran [[masyarakat|warga masyarakat]]. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.

*'''Aktivitas (tindakan)'''
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan '''sistem sosial'''. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling [[interaksi|berinteraksi]], mengadakan kontak, serta bergaul dengan [[manusia]] lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya [[konkret]], terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.


*'''Artefak (karya)'''
Artefak adalah wujud kebudayaan [[fisik]] yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.

Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.

=== Komponen ===
Berdasarkan wujudnya tersebut, kebudayaan dapat digolongkan atas dua komponen utama:
* '''Kebudayaan material'''
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.

'''Kebudayaan nonmaterial'''
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.

== Hubungan antara unsur-unsur kebudayaan ==

Komponen-komponen atau unsur-unsur utama dari kebudayaan antara lain:

=== Peralatan dan perlengkapan hidup (teknologi) ===
[[Berkas:cangkul.jpg|200px|thumb|Teknologi merupakan salah satu komponen kebudayaan.]]
[[Teknologi]] menyangkut cara-cara atau teknik memproduksi, memakai, serta memelihara segala peralatan dan perlengkapan. Teknologi muncul dalam cara-cara manusia mengorganisasikan masyarakat, dalam cara-cara mengekspresikan rasa keindahan, atau dalam memproduksi hasil-hasil kesenian.

Masyarakat kecil yang berpindah-pindah atau masyarakat pedesaan yang hidup dari [[pertanian]] paling sedikit mengenal delapan macam teknologi tradisional (disebut juga sistem peralatan dan unsur kebudayaan fisik), yaitu:

*alat-alat produktif
*[[senjata]]
*wadah
*alat-alat menyalakan [[api]]
*[[makanan]]
*[[pakaian]]
*tempat berlindung dan perumahan
*alat-alat [[transportasi]]

=== Sistem mata pencaharian hidup ===

Perhatian para ilmuwan pada sistem mata pencaharian ini terfokus pada masalah-masalah mata pencaharian tradisional saja, di antaranya:

*[[berburu]] dan meramu
*[[beternak]]
*bercocok tanam di [[ladang]]
*menangkap [[ikan]]

=== Sistem kekerabatan dan organisasi sosial ===

Sistem kekerabatan merupakan bagian yang sangat penting dalam struktur sosial. [[Meyer Fortes]] mengemukakan bahwa sistem kekerabatan suatu [[masyarakat]] dapat dipergunakan untuk menggambarkan struktur sosial dari masyarakat yang bersangkutan. Kekerabatan adalah unit-unit [[sosial]] yang terdiri dari beberapa keluarga yang memiliki hubungan darah atau hubungan perkawinan. Anggota kekerabatan terdiri atas ayah, ibu, anak, menantu, cucu, kakak, adik, paman, bibi, kakek, nenek dan seterusnya. Dalam kajian [[sosiologi]]-[[antropologi]], ada beberapa macam kelompok kekerabatan dari yang jumlahnya relatif kecil hingga besar seperti [[keluarga ambilineal]], [[marga|klan]], [[fatri]], dan [[paroh masyarakat]]. Di masyarakat umum kita juga mengenal kelompok kekerabatan lain seperti [[keluarga inti]], [[keluarga luas]], [[keluarga bilateral]], dan [[keluarga unilateral]].

Sementara itu, organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan [[hukum]], yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan [[negara]]. Sebagai [[makhluk]] yang selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk [[Organisasi|organisasi sosial]] untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri.

=== Bahasa ===

[[Bahasa]] adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling [[komunikasi|berkomunikasi]] atau berhubungan, baik lewat tulisan, lisan, ataupun gerakan (bahasa isyarat), dengan tujuan menyampaikan maksud hati atau kemauan kepada lawan bicaranya atau orang lain. Melalui bahasa, manusia dapat menyesuaikan diri dengan adat istiadat, tingkah laku, tata krama masyarakat, dan sekaligus mudah membaurkan dirinya dengan segala bentuk masyarakat.

Bahasa memiliki beberapa fungsi yang dapat dibagi menjadi fungsi umum dan fungsi khusus. Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat untuk berekspresi, [[komunikasi|berkomunikasi]], dan alat untuk mengadakan [[Integrasi sosial|integrasi]] dan [[adaptasi]] sosial. Sedangkan fungsi bahasa secara khusus adalah untuk mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari, mewujudkan [[seni]] (sastra), mempelajari naskah-naskah kuno, dan untuk mengeksploitasi [[ilmu pengetahuan]] dan [[teknologi]].

=== Kesenian ===
[[Berkas:Ägyptischer Maler um 1400 v. Chr. 001.jpg|right|200px|thumb|Karya [[seni]] dari peradaban [[Mesir kuno]].]]
Kesenian mengacu pada nilai keindahan (estetika) yang berasal dari ekspresi hasrat [[manusia]] akan keindahan yang dinikmati dengan [[mata]] ataupun [[telinga]]. Sebagai makhluk yang mempunyai cita rasa tinggi, manusia menghasilkan berbagai corak kesenian mulai dari yang sederhana hingga perwujudan kesenian yang kompleks.

=== Sistem kepercayaan ===
{{utama| Agama}}
Ada kalanya pengetahuan, pemahaman, dan daya tahan fisik [[manusia]] dalam menguasai dalam menguasai dan mengungkap rahasia-rahasia alam sangat terbatas. Secara bersamaan, muncul keyakinan akan adanya penguasa tertinggi dari sistem [[alam semesta|jagad raya]] ini, yang juga mengendalikan manusia sebagai salah satu bagian jagad raya. Sehubungan dengan itu, baik secara individual maupun hidup bermasyarakat, manusia tidak dapat dilepaskan dari [[Agama|religi]] atau sistem kepercayaan kepada penguasa alam semesta.

Agama dan sistem kepercayaan lainnya seringkali terintegrasi dengan kebudayaan. Agama ([[bahasa Inggris]]: ''Religion'', yang berasar dari [[bahasa Latin]] ''religare'', yang berarti "menambatkan"), adalah sebuah unsur kebudayaan yang penting dalam sejarah umat manusia. ''Dictionary of Philosophy and Religion'' (Kamus Filosofi dan Agama) mendefinisikan Agama sebagai berikut:

... sebuah institusi dengan keanggotaan yang diakui dan biasa berkumpul bersama untuk beribadah, dan menerima sebuah paket doktrin yang menawarkan hal yang terkait dengan sikap yang harus diambil oleh individu untuk mendapatkan kebahagiaan sejati.Reese, W.L. 1980. ''Dictionary of Philosophy and Religion: Eastern and Western Thought,'' p. 488.


Agama biasanya memiliki suatu prinsip, seperti "10 Firman" dalam agama Kristen atau "5 rukun Islam" dalam agama Islam. Kadang-kadang agama dilibatkan dalam sistem pemerintahan, seperti misalnya dalam sistem [[teokrasi]]. Agama juga mempengaruhi kesenian.

==== Agama Samawi ====
[[Agama Samawi]] atau agama Abrahamik meliputi [[Islam]], [[Kristen]] ([[Protestan]] dan [[Katolik]]) dan [[agama Yahudi|Yahudi]].

;Agama Yahudi
Yahudi adalah salah satu agama yang —jika tidak disebut sebagai yang pertama— tercatat sebagai agama [[monotheisme|monotheistik]] dan salah satu agama tertua yang masih ada sampai sekarang. Nilai-nilai dan sejarah umat [[Yahudi]] adalah bagian utama dari agama Ibrahim lainnya, seperti [[Kristen]] dan [[Islam]].

;Agama Kristen
Kristen adalah salah satu agama penting yang berhasil mengubah wajah kebudayaan Eropa dalam 1.700 tahun terakhir. Pemikiran para filsuf modern pun banyak terpengaruh oleh para filsuf [[Kristen]] semacam [[St. Thomas Aquinas]] dan [[Desiderius Erasmus|Erasmus]].

;Agama Islam
Agama Islam merupakan agama monotheime/atau monotheistik pertama dan tertua{{fact}}. Agama lain merupakan modifikasi manusia dari agama islam{{fact}}. kita bisa lihat dari perkembangan agama dari nabi-nabi terdahulu.

Agama Islam telah berhasil merubah cara pandang orang-orang eropa terhadap kebudayaan, seperti ilmu-ilmu fisika, matematika, biologi, kimia dan lain-lain {{fact}}
oleh para fislsuf barat yang kemudian hal itu diubah dan diakui oleh orang-orang eropa bahwa hal itu merupakan hasil karya orang eropa asli, Terutama oleh kalangan para filsafat. {{fact}}
Sementara itu, nilai dan norma agama Islam banyak mempengaruhi kebudayaan [[Timur Tengah]] dan [[Afrika Utara]], dan juga sebagian wilayah [[Asia Tenggara]].

==== Filosofi dan Agama dari Timur ====

[[Berkas:Agni god of fire.jpg|left|110px|thumb|[[Agni]], dewa api agama [[Hindu]]]]

{{main|Filosofi Timur|Agama dari timur}}

Filosopi dan Agama seringkali saling terkait satu sama lain pada kebudayaan Asia. Agama dan filosofi di Asia kebanyakan berasal dari India dan China dan menyebar disepanjang benua Asia melalui difusi kebudayaan dan [[migrasi]].

[[Hinduisme]] adalah sumber dari [[Buddhisme]], cabang [[Mahayana|Mahāyāna]] yang menyebar di sepanjang utara dan timur [[India]] sampai [[Tibet]], China, Mongolia, Jepang dan Korea dan China selatan sampai Vietnam. [[Theravada|Theravāda]] Buddhisme menyebar di sekitar [[Asia Tenggara]], termasuk Sri Lanka, bagian barat laut China, Kamboja, Laos, Myanmar, dan Thailand.

Agama [[Hindu]] dari [[India]], mengajarkan pentingnya elemen nonmateri sementara sebuah pemikiran India lainnya, [[Carvaka]], menekankan untuk mencari kenikmatan di dunia.

Konghucu dan Taoisme, dua filosofi yang berasal dari [[China]], mempengaruhi baik religi, seni, politik, maupun tradisi filosofi di seluruh Asia.

Pada abad ke-20, di kedua negara berpenduduk paling padat se-Asia, dua aliran filosofi politik tercipta. [[Mahatma Gandhi]] memberikan pengertian baru tentang [[Ahimsa]], inti dari kepercayaan Hindu maupun [[Jainisme|Jaina]], dan memberikan definisi baru tentang konsep antikekerasan dan antiperang. Pada periode yang sama, [[Maoisme|filosofi]] [[komunisme]] [[Mao Zedong]] menjadi sistem kepercayaan sekuler yang sangat kuat di China.

==== Agama tradisional ====

{{Main|Agama tradisional}}

Agama tradisional, atau terkadang disebut sebagai "agama nenek moyang", dianut oleh sebagian suku pedalaman di [[Asia]], [[Afrika]], dan [[Amerika]]. Pengaruh bereka cukup besar; mungkin bisa dianggap telah menyerap kedalam kebudayaan atau bahkan menjadi agama negara, seperti misalnya agama [[Shinto]]. Seperti kebanyakan agama lainnya, agama tradisional menjawab kebutuhan rohani manusia akan ketentraman hati di saat bermasalah, tertimpa musibah, tertimpa musibah dan menyediakan ritual yang ditujukan untuk kebahagiaan manusia itu sendiri.

==== "American Dream" ====

[[American Dream]], atau "mimpi orang Amerika" dalam bahasa Indonesia, adalah sebuah kepercayaan, yang dipercayai oleh banyak orang di [[Amerika Serikat]]. Mereka percaya, melalui kerja keras, pengorbanan, dan kebulatan tekad, tanpa memedulikan [[status sosial]], seseorang dapat mendapatkan [[mobilitas sosial|kehidupan yang lebih baik]]. Boritt, Gabor S. ''Lincoln and the Economics of the American Dream,'' p. 1. Gagasan ini berakar dari sebuah keyakinan bahwa Amerika Serikat adalah sebuah "[[kota di atas bukit]]" (atau ''city upon a hill"''), "cahaya untuk negara-negara" (''"a light unto the nations"''),[[Ronald Reagan]]. [http://www.reagan.utexas.edu/archives/speeches/1989/011489a.htm "Final Radio Address to the Nation"]. yang memiliki nilai dan kekayaan yang telah ada sejak kedatangan para penjelajah Eropa sampai generasi berikutnya.

==== Pernikahan ====

Agama sering kali mempengaruhi pernikahan dan perilaku seksual. Kebanyakan gereja Kristen memberikan pemberkatan kepada pasangan yang menikah; gereja biasanya memasukkan acara pengucapan janji pernikahan di hadapan tamu, sebagai bukti bahwa komunitas tersebut menerima pernikahan mereka. Umat Kristen juga melihat hubungan antara Yesus Kristus dengan gerejanya. [[Gereja Katolik Roma]] mempercayai bahwa sebuah perceraian adalah salah, dan orang yang bercerai tidak dapat dinikahkan kembali di gereja. Sementara Agama Islam memandang pernikahan sebagai suatu kewajiban. Islam menganjurkan untuk tidak melakukan perceraian, namun memperbolehkannya.

=== Sistem ilmu dan pengetahuan ===

Secara sederhana, pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia tentang benda, sifat, keadaan, dan harapan-harapan. [[Pengetahuan]] dimiliki oleh semua suku bangsa di dunia. Mereka memperoleh pengetahuan melalui pengalaman, intuisi, wahyu, dan berpikir menurut logika, atau percobaan-percobaan yang bersifat empiris (''trial and error'').

Sistem pengetahuan tersebut dikelompokkan menjadi:
*pengetahuan tentang [[alam]]
*pengetahuan tentang [[tumbuh-tumbuhan]] dan [[hewan]] di sekitarnya
*pengetahuan tentang tubuh [[manusia]], pengetahuan tentang sifat dan tingkah laku sesama manusia
*pengetahuan tentang [[ruang]] dan [[waktu]]

== Perubahan sosial budaya ==
{{utama|Perubahan sosial budaya}}
[[Berkas:Indig2.jpg|thumb|200px|Perubahan sosial budaya dapat terjadi bila sebuah kebudayaan melakukan kontak dengan kebudayaan asing.]]
Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. '''Hirschman''' mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan.

Ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi perubahan sosial:
#tekanan kerja dalam masyarakat
#keefektifan komunikasi
#perubahan lingkungan alam.O'Neil, D. 2006. [http://anthro.palomar.edu/change/change_2.htm "Processes of Change"].

Perubahan budaya juga dapat timbul akibat timbulnya perubahan lingkungan masyarakat, penemuan baru, dan kontak dengan kebudayaan lain. Sebagai contoh, berakhirnya [[zaman es]] berujung pada ditemukannya sistem [[pertanian]], dan kemudian memancing inovasi-inovasi baru lainnya dalam kebudayaan.

== Cara pandang terhadap kebudayaan ==
=== Kebudayaan sebagai peradaban ===
Saat ini, kebanyakan orang memahami gagasan "budaya" yang dikembangkan di [[Eropa]] pada abad ke-18 dan awal abad ke-19. Gagasan tentang "budaya" ini merefleksikan adanya ketidakseimbangan antara kekuatan Eropa dan kekuatan daerah-daerah yang dijajahnya. Mereka menganggap 'kebudayaan' sebagai "peradaban" sebagai lawan kata dari "[[alam]]". Menurut cara pikir ini, kebudayaan satu dengan kebudayaan lain dapat diperbandingkan; salah satu kebudayaan pasti lebih tinggi dari kebudayaan lainnya.

[[Berkas:Degas- La classe de danse 1874.jpg|left|150px|thumb|Artefak tentang "kebudayaan tingkat tinggi" (''High Culture'') oleh [[Edgar Degas]].]]

Pada prakteknya, kata ''kebudayaan'' merujuk pada benda-benda dan [[aktivitas]] yang "elit" seperti misalnya memakai [[baju]] yang berkelas, ''[[seni|fine art]]'', atau mendengarkan [[musik klasik]], sementara kata ''berkebudayaan'' digunakan untuk menggambarkan orang yang mengetahui, dan mengambil bagian, dari aktivitas-aktivitas di atas. Sebagai contoh, jika seseorang berpendendapat bahwa musik klasik adalah musik yang "berkelas", elit, dan bercita rasa seni, sementara musik tradisional dianggap sebagai musik yang kampungan dan ketinggalan zaman, maka timbul anggapan bahwa ia adalah orang yang sudah "berkebudayaan".

Orang yang menggunakan kata "kebudayaan" dengan cara ini tidak percaya ada kebudayaan lain yang eksis; mereka percaya bahwa kebudayaan hanya ada satu dan menjadi tolak ukur norma dan nilai di seluruh dunia. Menurut cara pandang ini, seseorang yang memiliki kebiasaan yang berbeda dengan mereka yang "berkebudayaan" disebut sebagai orang yang "tidak berkebudayaan"; bukan sebagai orang "dari kebudayaan yang lain." Orang yang "tidak berkebudayaan" dikatakan lebih "alam," dan para pengamat seringkali mempertahankan elemen dari [[kebudayaan tingkat tinggi]] (''high culture'') untuk menekan pemikiran "[[manusia alami]]" (''human nature'')

Sejak abad ke-18, beberapa kritik sosial telah menerima adanya perbedaan antara berkebudayaan dan tidak berkebudayaan, tetapi perbandingan itu -berkebudayaan dan tidak berkebudayaan- dapat menekan interpretasi perbaikan dan interpretasi pengalaman sebagai perkembangan yang merusak dan "tidak alami" yang mengaburkan dan menyimpangkan sifat dasar manusia. Dalam hal ini, [[musik tradisional]] (yang diciptakan oleh masyarakat kelas pekerja) dianggap mengekspresikan "jalan hidup yang alami" (''natural way of life''), dan musik klasik sebagai suatu kemunduran dan kemerosotan.

Saat ini kebanyak ilmuwan sosial menolak untuk memperbandingkan antara kebudayaan dengan alam dan konsep [[monadik]] yang pernah berlaku. Mereka menganggap bahwa kebudayaan yang sebelumnya dianggap "tidak elit" dan "kebudayaan elit" adalah sama - masing-masing masyarakat memiliki kebudayaan yang tidak dapat diperbandingkan. Pengamat sosial membedakan beberapa kebudayaan sebagai [[kultur populer]] (''popular culture'') atau ''pop kultur'', yang berarti barang atau aktivitas yang diproduksi dan dikonsumsi oleh banyak orang.

=== Kebudayaan sebagai "sudut pandang umum" ===

Selama [[Romantisisme|Era Romantis]], para cendekiawan di [[Jerman]], khususnya mereka yang peduli terhadap gerakan [[nasionalisme]] - seperti misalnya perjuangan nasionalis untuk menyatukan [[Jerman]], dan perjuangan nasionalis dari etnis minoritas melawan [[Austria-Hongaria|Kekaisaran Austria-Hongaria]] - mengembangkan sebuah gagasan kebudayaan dalam "sudut pandang umum". Pemikiran ini menganggap suatu [[budaya]] dengan budaya lainnya memiliki perbedaan dan kekhasan masing-masing. Karenanya, budaya tidak dapat diperbandingkan. Meskipun begitu, gagasan ini masih mengakui adanya pemisahan antara "berkebudayaan" dengan "tidak berkebudayaan" atau kebudayaan "primitif."

Pada akhir abad ke-19, [[antropologi|para ahli antropologi]] telah memakai kata ''kebudayaan'' dengan definisi yang lebih luas. Bertolak dari teori [[evolusi]], mereka mengasumsikan bahwa setiap manusia tumbuh dan berevolusi bersama, dan dari evolusi itulah tercipta kebudayaan.

Pada tahun 50-an, [[subkebudayaan]] - kelompok dengan perilaku yang sedikit berbeda dari kebudayaan induknya - mulai dijadikan subyek penelitian oleh para ahli [[sosiologi]]. Pada abad ini pula, terjadi popularisasi ide [[kebudayaan perusahaan]] - perbedaan dan bakat dalam konteks pekerja [[organisasi]] atau tempat bekerja.

=== Kebudayaan sebagai mekanisme stabilisasi ===

Teori-teori yang ada saat ini menganggap bahwa (suatu) kebudayaan adalah sebuah ''produk'' dari stabilisasi yang melekat dalam tekanan evolusi menuju kebersamaan dan kesadaran bersama dalam suatu masyarakat, atau biasa disebut dengan [[tribalisme]].

== Kebudayaan di antara masyarakat ==

Sebuah kebudayaan besar biasanya memiliki [[sub-kebudayaan]] (atau biasa disebut ''sub-kultur''), yaitu sebuah kebudayaan yang memiliki sedikit perbedaan dalam hal perilaku dan kepercayaan dari kebudayaan induknya. Munculnya sub-kultur disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya karena perbedaan [[umur]], [[ras]], [[suku bangsa|etnisitas]], [[kelas sosial|kelas]], [[estetika|aesthetik]], [[agama]], [[pekerjaan]], pandangan [[politik]] dan [[gender]],

Ada beberapa cara yang dilakukan masyarakat ketika berhadapan dengan imigran dan kebudayaan yang berbeda dengan kebudayaan asli. Cara yang dipilih masyarakat tergantung pada seberapa besar perbedaan kebudayaan induk dengan kebudayaan minoritas, seberapa banyak imigran yang datang, watak dari penduduk asli, keefektifan dan keintensifan komunikasi antar budaya, dan tipe pemerintahan yang berkuasa.

*[[Monokulturalisme]]: Pemerintah mengusahakan terjadinya [[asimilasi]] kebudayaan sehingga masyarakat yang berbeda kebudayaan menjadi satu dan saling bekerja sama.

*[[Leitkultur]] (kebudayaan inti): Sebuah model yang dikembangkan oleh [[Bassam Tibi]] di [[Jerman]]. Dalam Leitkultur, kelompok minoritas dapat menjaga dan mengembangkan kebudayaannya sendiri, tanpa bertentangan dengan kebudayaan induk yang ada dalam masyarakat asli.

* [[Melting Pot]]: Kebudayaan imigran/asing berbaur dan bergabung dengan kebudayaan asli tanpa campur tangan pemerintah.

[[Multikulturalisme]]: Sebuah kebijakan yang mengharuskan imigran dan kelompok minoritas untuk menjaga kebudayaan mereka masing-masing dan berinteraksi secara damai dengan kebudayaan induk.

== Kebudayaan menurut wilayah ==

{{main|Kebudayaan menurut wilayah}}

Seiring dengan kemajuan teknologi dan informasi, hubungan dan saling keterkaitan kebudayaan-kebudayaan di dunia saat ini sangat tinggi. Selain kemajuan teknologi dan informasi, hal tersebut juga dipengaruhi oleh faktor [[perdagangan internasional|ekonomi]], [[migrasi]], dan [[agama]].

;Afrika
Beberapa kebudayaan di benua Afrika terbentuk melalui penjajahan Eropa, seperti kebudayaan Sub-Sahara. Sementara itu, wilayah Afrika Utara lebih banyak terpengaruh oleh kebudayaan Arab dan Islam.

[[Berkas:Hopi weaver.jpg|150px|thumb|right|Orang [[Hopi]] yang sedang menenun dengan alat tradisional di [[Amerika Serikat]].]]
;Amerika
Kebudayaan di benua [[Amerika]] dipengaruhi oleh suku-suku Asli benua Amerika; orang-orang dari Afrika (terutama di Amerika Serikat), dan para imigran [[Eropa]] terutama [[Spanyol]], [[Inggris]], [[Perancis]], [[Portugis]], [[Jerman]], dan [[Belanda]].

;Asia
[[Asia]] memiliki berbagai kebudayaan yang berbeda satu sama lain, meskipun begitu, beberapa dari kebudayaan tersebut memiliki pengaruh yang menonjol terhadap kebudayaan lain, seperti misalnya pengaruh kebudayaan Tiongkok kepada kebudayaan [[Jepang]], [[Korea]], dan [[Vietnam]]. Dalam bidang agama, agama [[Budha]] dan [[Taoisme]] banyak mempengaruhi kebudayaan di Asia Timur. Selain kedua Agama tersebut, [[norma]] dan [[nilai sosial|nilai]] Agama [[Islam]] juga turut mempengaruhi kebudayaan terutama di wilayah [[Asia Selatan]] dan [[Asia Tenggara|tenggara]].

;Australia
Kebanyakan budaya di Australia masa kini berakar dari kebudayaan [[Eropa]] dan [[Amerika]]. Kebudayaan Eropa dan Amerika tersebut kemudian dikembangkan dan disesuaikan dengan lingkungan benua [[Australia]], serta diintegrasikan dengan kebudayaan penduduk asli benua Australia, [[Aborigin]].

;Eropa
Kebudayaan Eropa banyak terpengaruh oleh kebudayaan negara-negara yang pernah dijajahnya. Kebudayaan ini dikenal juga dengan sebutan "''kebudayaan barat''". Kebudayaan ini telah diserap oleh banyak kebudayaan, hal ini terbukti dengan banyaknya pengguna bahasa Inggris dan bahasa Eropa lainnya di seluruh dunia. Selain dipengaruhi oleh kebudayaan negara yang pernah dijajah, kebudayaan ini juga dipengaruhi oleh kebudayaan Yunani kuno, Romawi kuno, dan agama Kristen, meskipun kepercayaan akan agama banyak mengalami kemunduran beberapa tahun ini.

;Timur Tengah dan Afrika Utara
Kebudayaan didaerah [[Timur Tengah]] dan [[Afrika Utara]] saat ini kebanyakan sangat dipengaruhi oleh nilai dan norma agama [[Islam]], meskipun tidak hanya agama Islam yang berkembang di daerah ini.

PENGERTIAN SOSIOLOGI

PENGERTIAN SOSIOLOGI

Sosiologi adalah pengetahuan atau ilmu tentang sifat masyarakat, perilaku masyarakat, dan perkembangan masyarakat. Sosiologi merupakan cabang Ilmu Sosial yang mempelajari masyarakat dan pengaruhnya terhadap kehidupan manusia. Sebagai cabang Ilmu, Sosiologi dicetuskan pertama kali oleh ilmuwan Perancis, August Comte. Comte kemudian dikenal sebagai Bapak Sosiologi. Namun demikian, sejarah mencatat bahwa Émile Durkheim — ilmuwan sosial Perancis — yang kemudian berhasil melembagakan Sosiologi sebagai disiplin akademis. Sebagai sebuah ilmu, sosiologi merupakan pengetahuan kemasyarakatan yang tersusun dari hasil-hasil pemikiran ilmiah dan dapat di kontrol secara kritis oleh orang lain atau umum.

== Pengertian ==

Sosiologi merupakan sebuah istilah yang berasal dari kata latin socius yang artinya teman, dan logos dari kata Yunani yang berarti cerita, diungkapkan pertama kalinya dalam buku yang berjudul "''Cours De Philosophie Positive''" karangan [[August Comte]] (1798-1857). Sosiologi muncul sejak ratusan, bahkan ribuan tahun yang lalu. Namun sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari [[masyarakat]] baru lahir kemudian di [[Eropa]].

[[Berkas:Auguste Comte.jpg|200px|right|thumb|Potret [[Auguste Comte]].]]
Sejak awal masehi hingga abad 19, [[Eropa]] dapat dikatakan menjadi pusat tumbuhnya peradaban [[dunia]], para ilmuwan ketika itu mulai menyadari perlunya secara khusus mempelajari kondisi dan perubahan [[sosial]]. Para ilmuwan itu kemudian berupaya membangun suatu teori sosial berdasarkan ciri-ciri hakiki [[masyarakat]] pada tiap tahap [[peradaban]] manusia.

Dalam buku itu, Comte menyebutkan ada tiga tahap perkembangan intelektual, yang masing-masing merupakan perkembangan dari tahap sebelumya.

Tiga tahapan itu adalah :
# Tahap teologis; adalah tingkat pemikiran manusia bahwa semua benda di dunia mempunyai jiwa dan itu disebabkan oleh suatu kekuatan yang berada di atas manusia.
# Tahap metafisis; pada tahap ini manusia menganggap bahwa didalam setiap gejala terdapat kekuatan-kekuatan atau inti tertentu yang pada akhirnya akan dapat diungkapkan. Oleh karena adanya kepercayaan bahwa setiap cita-cita terkait pada suatu realitas tertentu dan tidak ada usaha untuk menemukan hukum-hukum alam yang seragam.
# Tahap positif; adalah tahap dimana manusia mulai berpikir secara ilmiah.

Comte kemudian membedakan antara ''sosiologi statis'' dan ''sosiologi dinamis''. Sosiologi statis memusatkan perhatian pada hukum-hukum statis yang menjadi dasar adanya [[masyarakat]]. Sosiologi dinamis memusatkan perhatian tentang perkembangan masyarakat dalam arti pembangunan.oe

Rintisan Comte tersebut disambut hangat oleh masyarakat luas, tampak dari tampilnya sejumlah ilmuwan besar di bidang sosiologi. Mereka antara lain [[Herbert Spencer]], [[Karl Marx]], [[Emile Durkheim]], [[Ferdinand Tönnies]], [[Georg Simmel]], [[Max Weber]], dan [[Pitirim Sorokin]](semuanya berasal dari Eropa). Masing-masing berjasa besar menyumbangkan beragam pendekatan mempelajari masyarakat yang amat berguna untuk perkembangan Sosiologi.

* [[Herbert Spencer]] memperkenalkan pendekatan '''analogi organik''', yang memahami masyarakat seperti tubuh manusia, sebagai suatu [[organisasi]] yang terdiri atas bagian-bagian yang tergantung satu sama lain.
* [[Karl Marx]] memperkenalkan pendekatan '''materialisme''' dialektis, yang menganggap konflik antar-kelas sosial menjadi intisari perubahan dan perkembangan masyarakat.
* [[Emile Durkheim]] memperkenalkan pendekatan '''fungsionalisme''' yang berupaya menelusuri fungsi berbagai elemen [[sosial]] sebagai pengikat sekaligus pemelihara keteraturan sosial.
* [[Max Weber]] memperkenalkan pendekatan '''verstehen''' (pemahaman), yang berupaya menelusuri nilai, [[kepercayaan]], tujuan, dan sikap yang menjadi penuntun perilaku manusia.

== Definisi Sosiologi ==

Berikut ini definisi-definisi sosiologi yang dikemukakan beberapa ahli.

*'''[[Pitirim Sorokin]]'''

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala sosial (misalnya gejala ekonomi, gejala keluarga, dan gejala moral), sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non-sosial, dan yang terakhir, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial lain.

*'''[[Roucek dan Warren]]'''

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok.

*'''[[William F. Ogburn]]''' dan '''[[Mayer F. Nimkopf]]'''

Sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya, yaitu organisasi sosial.

*'''[[J.A.A Von Dorn]]''' dan '''[[C.J. Lammers]]'''

Sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses-proses kemasyarakatan yang bersifat stabil.

*'''[[Max Weber]]'''

Sosiologi adalah ilmu yang berupaya memahami tindakan-tindakan sosial.

*'''[[Selo Sumardjan]]''' dan '''[[Soelaeman Soemardi]]'''

Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan sosial.

*'''[[Paul B. Horton]]'''

Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan penelaahan pada kehidupan kelompok dan produk kehidupan kelompok tersebut.

*'''[[Soejono Sukamto]]'''

Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat.

*'''[[William Kornblum]]'''

Sosiologi adalah suatu upaya ilmiah untuk mempelajari masyarakat dan perilaku sosial anggotanya dan menjadikan masyarakat yang bersangkutan dalam berbagai kelompok dan kondisi.

*'''[[Allan Jhonson]]'''

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan dan perilaku, terutama dalam kaitannya dengan suatu sistem sosial dan bagaimana sistem tersebut mempengaruhi orang dan bagaimana pula orang yang terlibat didalamnya mempengaruhi sistem tersebut.

Dari berbagai definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa :

{{cquote|'''Sosiologi''' adalah ilmu yang membicarakan apa yang sedang terjadi saat ini, khususnya pola-pola hubungan dalam masyarakat serta berusaha mencari pengertian-pengertian umum, [[rasional]], [[empiris]] serta bersifat [[umum]]}}

== Pokok bahasan sosiologi ==
* '''Fakta sosial'''
Fakta sosial adalah cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang berada di luar individu dan mempunya kekuatan memaksa dan mengendalikan individu tersebut. Contoh, di [[sekolah]] seorang murid diwajidkan untuk datang tepat waktu, menggunakan seragam, dan bersikap hormat kepada [[guru]]. Kewajiban-kewajiban tersebut dituangkan ke dalam sebuah aturan dan memiliki sanksi tertentu jika dilanggar. Dari contoh tersebut bisa dilihat adanya cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang ada di luar individu (sekolah), yang bersifat memaksa dan mengendalikan individu (murid).

* '''Tindakan sosial'''
Tindakan sosial adalah suatu tindakan yang dilakukan dengan mempertimbangkan perilaku orang lain. Contoh, menanam bunga untuk kesenangan pribadi bukan merupakan tindakan sosial, tetapi menanam bunga untuk diikutsertakan dalam sebuah lomba sehingga mendapat perhatian orang lain, merupakan tindakan sosial.

*'''Khayalan sosiologis'''
[[Khayalan sosiologis]] diperlukan untuk dapat memahami apa yang terjadi di masyarakat maupun yang ada dalam diri manusia. Menurut [[Wright Mills]], dengan khayalan sosiologi, kita mampu memahami sejarah [[masyarakat]], riwayat hidup pribadi, dan hubungan antara keduanya.

Alat untuk melakukan khayalan sosiologis adalah ''troubles'' dan ''issues''. ''Troubles'' adalah permasalahan pribadi individu dan merupakan ancaman terhadap nilai-nilai pribadi. Issues merupakan hal yang ada di luar jangkauan kehidupan pribadi individu. Contoh, jika suatu daerah hanya memiliki satu orang yang menganggur, maka pengangguran itu adalah ''trouble''. Masalah individual ini pemecahannya bisa lewat peningkatan keterampilan pribadi. Sementara jika di kota tersebut ada 12 juta penduduk yang menganggur dari 18 juta jiwa yang ada, maka pengangguran tersebut merupakan ''issue'', yang pemecahannya menuntut kajian lebih luas lagi.

*'''Realitas sosial'''
Seorang sosiolog harus bisa menyingkap berbagai tabir dan mengungkap tiap helai tabir menjadi suatu realitas yang tidak terduga. Syaratnya, sosiolog tersebut harus mengikuti aturan-aturan ilmiah dan melakukan pembuktian secara ilmiah dan objektif dengan pengendalian prasangka pribadi, dan pengamatan tabir secara jeli serta menghindari penilaian normatif.

== Perkembangan sosiologi dari abad ke abad ==
=== Perkembangan pada abad pencerahan ===
Banyak ilmuwan-ilmuwan besar pada zaman dahulu, seperti [[Sokrates]], [[Plato]] dan [[Aristoteles]] beranggapan bahwa manusia terbentuk begitu saja. Tanpa ada yang bisa mencegah, masyarakat mengalami perkembangan dan kemunduran.

Pendapat itu kemudian ditegaskan lagi oleh para pemikir di [[abad pertengahan]], seperti [[Agustinus]], [[Ibnu Sina]], dan [[Thomas Aquinas]]. Mereka berpendapat bahwa ''sebagai makhluk hidup yang fana, [[manusia]] tidak bisa mengetahui, apalagi menentukan apa yang akan terjadi dengan masyarakatnya''. Pertanyaan dan pertanggungjawaban ilmiah tentang perubahan masyarakat belum terpikirkan pada masa ini.

Berkembangnya ilmu [[pengetahuan]] di [[abad pencerahan]] (sekitar abad ke-17 M), turut berpengaruh terhadap pandangan mengenai perubahan [[masyarakat]], ciri-ciri ilmiah mulai tampak di abad ini. Para ahli di zaman itu berpendapat bahwa pandangan mengenai perubahan masyarakat harus berpedoman pada akal budi manusia.

=== Pengaruh perubahan yang terjadi di abad pencerahan ===

Perubahan-perubahan besar di [[abad pencerahan]], terus berkembang secara revolusioner sapanjang abad ke-18 M. Dengan cepat struktur [[masyarakat]] lama berganti dengan struktur yang lebih baru. Hal ini terlihat dengan jelas terutama dalam [[revolusi Amerika]], [[revolusi industri]], dan [[revolusi Perancis]]. Gejolak-gejolak yang diakibatkan oleh ketiga revolusi ini terasa pengaruhnya di seluruh dunia. Para ilmuwan tergugah, mereka mulai menyadari pentingnya menganalisis perubahan dalam [[masyarakat]].

=== Gejolak abad revolusi ===

Perubahan yang terjadi akibat [[revolusi]] benar-benar mencengangkan. Struktur [[masyarakat]] yang sudah berlaku ratusan tahun rusak. [[Bangasawan]] dan kaum [[Rohaniawan]] yang semula bergemilang harta dan kekuasaan, disetarakan haknya dengan rakyat jelata. [[Raja]] yang semula berkuasa penuh, kini harus memimpin berdasarkan undang-undang yang di tetapkan. Banyak kerajaan-kerajaan besar di Eropa yang jatuh dan terpecah.
[[Berkas:Arcole vernet.jpg|200px|right|thumb|Revolusi Perancis berhasil mengubah struktur masyarakat feodal ke masyarakat yang bebas]]
Gejolak abad revolusi itu mulai menggugah para ilmuwan pada pemikiran bahwa perubahan [[masyarakat]] harus dapat dianalisis. Mereka telah menyakikan betapa perubahan masyarakat yang besar telah membawa banyak korban berupa [[perang]], [[kemiskinan]], pemberontakan dan kerusuhan. Bencana itu dapat dicegah sekiranya perubahan masyarakat sudah diantisipasi secara dini.

Perubahan drastis yang terjadi semasa abad revolusi menguatkan pandangan betapa perlunya penjelasan rasional terhadap perubahan besar dalam masyarakat. Artinya :

*Perubahan masyarakat bukan merupakan nasib yang harus diterima begitu saja, melainkan dapat diketahui penyebab dan akibatnya.

*Harus dicari metode ilmiah yang jelas agar dapat menjadi alat bantu untuk menjelaskan perubahan dalam masyarakat dengan bukti-bukti yang kuat serta masuk akal.

*Dengan metode ilmiah yang tepat (penelitian berulang kali, penjelasan yang teliti, dan perumusan teori berdasarkan pembuktian), perubahan masyarakat sudah dapat diantisipasi sebelumnya sehingga krisis sosial yang parah dapat dicegah.

=== Kelahiran sosiologi modern ===

Sosiologi modern tumbuh pesat di benua [[Amerika]], tepatnya di Amerika Serikat dan Kanada. Mengapa bukan di Eropa? (yang notabene merupakan tempat dimana [[sosiologi]] muncul pertama kalinya).

Pada permulaan abad ke-20, gelombang besar imigran berdatangan ke [[Amerika Utara]]. Gejala itu berakibat pesatnya pertumbuhan [[penduduk]], munculnya kota-kota [[industri]] baru, bertambahnya kriminalitas dan lain lain. Konsekuensi gejolak sosial itu, perubahan besar masyarakat pun tak terelakkan.

Perubahan masyarakat itu menggugah para ilmuwan [[sosial]] untuk berpikir keras, untuk sampai pada kesadaran bahwa pendekatan sosiologi lama ala [[Eropa]] tidak relevan lagi. Mereka berupaya menemukan pendekatan baru yang sesuai dengan kondisi masyarakat pada saat itu. Maka lahirlah sosiologi modern.

Berkebalikan dengan pendapat sebelumnya, pendekatan sosiologi modern cenderung [[mikro]] (lebih sering disebut pendekatan empiris). Artinya, perubahan masyarakat dapat dipelajari mulai dari fakta sosial demi fakta sosial yang muncul. Berdasarkan fakta sosial itu dapat ditarik kesimpulan perubahan masyarakat secara menyeluruh. Sejak saat itulah disadari betapa pentingnya penelitian (research) dalam sosiologi.

=== Perkembangan pada abad pencerahan ===
Banyak ilmuwan-ilmuwan besar pada zaman dahulu, seperti [[Sokrates]], [[Plato]] dan [[Aristoteles]] beranggapan bahwa manusia terbentuk begitu saja. Tanpa ada yang bisa mencegah, masyarakat mengalami perkembangan dan kemunduran.

Pendapat itu kemudian ditegaskan lagi oleh para pemikir di [[abad pertengahan]], seperti [[Agustinus]], [[Ibnu Sina]], dan [[Thomas Aquinas]]. Mereka berpendapat bahwa ''sebagai makhluk hidup yang fana, [[manusia]] tidak bisa mengetahui, apalagi menentukan apa yang akan terjadi dengan masyarakatnya''. Pertanyaan dan pertanggungjawaban ilmiah tentang perubahan masyarakat belum terpikirkan pada masa ini.

Berkembangnya ilmu [[pengetahuan]] di [[abad pencerahan]] (sekitar abad ke-17 M), turut berpengaruh terhadap pandangan mengenai perubahan [[masyarakat]], ciri-ciri ilmiah mulai tampak di abad ini. Para ahli di zaman itu berpendapat bahwa pandangan mengenai perubahan masyarakat harus berpedoman pada akal budi manusia.
[[Berkas:Contoh.jpg]]

=== Pengaruh perubahan yang terjadi di abad pencerahan ===

Perubahan-perubahan besar di [[abad pencerahan]], terus berkembang secara revolusioner sapanjang abad ke-18 M. Dengan cepat struktur [[masyarakat]] lama berganti dengan struktur yang lebih baru. Hal ini terlihat dengan jelas terutama dalam [[revolusi Amerika]], [[revolusi industri]], dan [[revolusi Perancis]]. Gejolak-gejolak yang diakibatkan oleh ketiga revolusi ini terasa pengaruhnya di seluruh dunia. Para ilmuwan tergugah, mereka mulai menyadari pentingnya menganalisis perubahan dalam [[masyarakat]].

=== Gejolak abad revolusi ===

Perubahan yang terjadi akibat [[revolusi]] benar-benar mencengangkan. Struktur [[masyarakat]] yang sudah berlaku ratusan tahun rusak. [[Bangasawan]] dan kaum [[Rohaniawan]] yang semula bergemilang harta dan kekuasaan, disetarakan haknya dengan rakyat jelata. [[Raja]] yang semula berkuasa penuh, kini harus memimpin berdasarkan undang-undang yang di tetapkan. Banyak kerajaan-kerajaan besar di Eropa yang jatuh dan terpecah.
[[Berkas:Arcole vernet.jpg|200px|right|thumb|Revolusi Perancis berhasil mengubah struktur masyarakat feodal ke masyarakat yang bebas]]
Gejolak abad revolusi itu mulai menggugah para ilmuwan pada pemikiran bahwa perubahan [[masyarakat]] harus dapat dianalisis. Mereka telah menyakikan betapa perubahan masyarakat yang besar telah membawa banyak korban berupa [[perang]], [[kemiskinan]], pemberontakan dan kerusuhan. Bencana itu dapat dicegah sekiranya perubahan masyarakat sudah diantisipasi secara dini.

Perubahan drastis yang terjadi semasa abad revolusi menguatkan pandangan betapa perlunya penjelasan rasional terhadap perubahan besar dalam masyarakat. Artinya :

*Perubahan masyarakat bukan merupakan nasib yang harus diterima begitu saja, melainkan dapat diketahui penyebab dan akibatnya.

*Harus dicari metode ilmiah yang jelas agar dapat menjadi alat bantu untuk menjelaskan perubahan dalam masyarakat dengan bukti-bukti yang kuat serta masuk akal.

*Dengan metode ilmiah yang tepat (penelitian berulang kali, penjelasan yang teliti, dan perumusan teori berdasarkan pembuktian), perubahan masyarakat sudah dapat diantisipasi sebelumnya sehingga krisis sosial yang parah dapat dicegah.

=== Kelahiran sosiologi modern ===

Sosiologi modern tumbuh pesat di benua [[Amerika]], tepatnya di Amerika Serikat dan Kanada. Mengapa bukan di Eropa? (yang notabene merupakan tempat dimana [[sosiologi]] muncul pertama kalinya).

Pada permulaan abad ke-20, gelombang besar imigran berdatangan ke [[Amerika Utara]]. Gejala itu berakibat pesatnya pertumbuhan [[penduduk]], munculnya kota-kota [[industri]] baru, bertambahnya kriminalitas dan lain lain. Konsekuensi gejolak sosial itu, perubahan besar masyarakat pun tak terelakkan.

Perubahan masyarakat itu menggugah para ilmuwan [[sosial]] untuk berpikir keras, untuk sampai pada kesadaran bahwa pendekatan sosiologi lama ala [[Eropa]] tidak relevan lagi. Mereka berupaya menemukan pendekatan baru yang sesuai dengan kondisi masyarakat pada saat itu. Maka lahirlah sosiologi modern.

Berkebalikan dengan pendapat sebelumnya, pendekatan sosiologi modern cenderung [[mikro]] (lebih sering disebut pendekatan empiris). Artinya, perubahan masyarakat dapat dipelajari mulai dari fakta sosial demi fakta sosial yang muncul. Berdasarkan fakta sosial itu dapat ditarik kesimpulan perubahan masyarakat secara menyeluruh. Sejak saat itulah disadari betapa pentingnya penelitian (research) dalam sosiologi.
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Andrey Korotayev, Artemy Malkov, and Daria Khaltourina, Introduction to Social Macrodynamics, Moscow: URSS, 2006. ISBN 5-484-00414-4 [1].