Tengoklah kembali perjalanan Anda saat ini, akan menuju kemana? Apakah ke arah yang lebih baik, atau ke arah yang lebih buruk, atau tetap saja seperti saat ini? Tetapkanlah sebuah putusan dan jalanilah menuju konsekuensinya.
Powered By Blogger

Selasa, 02 Maret 2010

HUBUNGAN BENTUK FISIK MANUSIA DENGAN TINGKAH LAKUNYA BERDASARKAN TEORI WILLIAM H. SHELDON

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk yang kompleks dan rumit. Manusia diciptakan oleh Tuhan dengan dikaruniai akal fikiran yang membedakannya dengan makhluk Tuhan yang lain. Benda mati (anorganik) tidak mempunyai perilaku dan tunduk pada hukum alam, sebagai contohnya es akan mencair bila temperatur lingkungannya meningkat. Sedangkan makhluk hidup (organik) mempunyai perilaku yang bervariasi, yaitu dari yang sangat sederhana (tumbuhan), lebih baik (hewan) dan perilaku sempurna (manusia). Manusia memiliki daya pikir yang dinamis, terus berkembang sehingga manusia mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kesejahteraan hidupnya.
Dari segi fisik manusia juga dikarunia bentuk fisik yang sempurna dibandingkan dengan makhluk ciptaan Tuhan yang lain. “Sesungguhnya telah kami ciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” (Q.S. At-Tiin:4).
Perilaku manusia sebenarnya sangat beragam, tetapi mempunyai kesamaan secara umum. Para ahli psikologi konstitusional telah menyelidiki keterkaitan antara perilaku manusia dengan bentuk tubuhnya (jasmani). Salah satu diantara para ahli tersebut adalah William H. Sheldon. Untuk mempelajari teori William H. Sheldon seorang calon konselor membutuhkan pengetahuan tentang Ilmu alamiah karena teori Sheldon membahas bentuk fisik, organ dan manusia itu sendiri. Inilah salah satu alasan pentingnya mempelajari Ilmu Alamiah Dasar di bidang Bimbingan Konseling.

2. Rumusan Masalah
a. Bagaimanakah bentuk fisik yang dimiliki oleh manusia?
b. Apakah yang dimaksud dengan perilaku?
c. Bagaimanakah hubungan bentuk fisik manusia dengan tingkah lakunya?
d. Apakah manfaat mempelajari keterkaitan bentuk fisik manusia dengan tingkah lakunya bagi bidang Bimbingan Konseling?

3. Tujuan
a. Mengetahui keadaan fisik manusia dibandingkan dengan makhluk lain
b. Mengetahui hakekat perilaku manusia
c. Mengetahui hubungan bentuk fisik manusia dengan tingkah lakunya
d. Mengetahui manfaat mempelajari hubungan bentuk fisik manusia dengan
perilakunya bagi Bimbingan Konseling


BAB II
PEMBAHASAN

A. Manusia Adalah Makhluk yang Unik

1. Ciri Fisik Manusia
Manusia dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam antropologi kebudayaan, manusia dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk saling membantu satu sama lain.
Manusia dianggap sebagai satu-satunya spesies yang dapat bertahan hidup dalam genus Homo. Manusia menggunakan daya penggerak bipedalnya (dua kaki) yang sempurna. Dengan ada nya kedua kaki untuk menggerakan badan, kedua tungkai depan dapat digunakan untuk memanipulasi obyek menggunakan jari jempol (ibu jari).
Rata-rata tinggi badan perempuan dewasa (di Amerika) adalah 162 cm (64 inci) dan rata-rata berat 62 kg (137 pound). Pria umumnya lebih besar: 175 cm (69 inci) dan 78 kilogram (172 pound). Tentu saja angka tersebut hanya rata rata, bentuk fisik manusia sangat bervariasi, tergantung pada faktor tempat dan sejarah. Meskipun ukuran tubuh umumnya dipengaruhi faktor keturunan, faktor lingkungan dan kebudayaan, faktor lain juga dapat mempengaruhinya, seperti gizi makanan.
Anak manusia lahir setelah sembilan bulan dalam masa kandungan, dengan berat pada umumnya 3-4 kilogram (6-9 pound) dan 50-60 centimeter (20-24 inci) tingginya. Tak berdaya saat kelahiran, mereka terus bertumbuh selama beberapa tahun, umumnya mencapai kematangan seksual pada sekitar umur 12-15 tahun. Anak laki-laki masih akan terus tumbuh selama beberapa tahun setelah ini, biasanya pertumbuhan tersebut akan berhenti pada umur sekitar 18 tahun.

Warna kulit manusia bervariasi, dari hampir hitam hingga putih kemerahan. Secara umum, orang dengan nenek moyang yang berasal dari daerah yang terik mempunyai kulit lebih hitam dibandingkan dengan orang yang bernenek-moyang dari daerah yang hanya mendapat sedikit sinar matahari. Namun hal ini tentu saja bukan patokan mutlak, ada orang yang mempunyai nenek moyang yang berasal dari daerah terik dan kurang terik dan orang-orang tersebut dapat memiliki warna kulit berbeda dalam lingkup spektrumnya. Rata-rata wanita memiliki kulit yang sedikit lebih terang daripada pria.
Perkiraan panjang umur manusia pada kelahiran mendekati 80 tahun di negara-negara makmur, hal ini bisa tercapai berkat bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Jumlah orang yang berumur seratus tahun ke atas di dunia diperkirakan berjumlah sekitar 50.000 pada tahun 2003. Rentang hidup maksimal manusia diperhitungkan sekitar 120 tahun.
Sementara banyak spesies lain yang punah, Manusia dapat tetap eksis dan berkembang sampai sekarang. Keberhasilan mereka disebabkan oleh daya intelektualnya yang tinggi, tetapi mereka juga mempunyai kekurangan fisik. Manusia cenderung menderita obesitas lebih dari primata lainnya. Hal ini sebagian besar disebabkan karena manusia mampu memproduksi lemak tubuh lebih banyak daripada keluarga primata lain. Karena manusia merupakan bipedal semata (hanya wajar menggunakan dua kaki untuk berjalan), daerah pinggul dan tulang punggung juga cenderung menjadi rapuh, menyebabkan kesulitan dalam bergerak pada usia lanjut. Perempuan mengalami kesulitan melahirkan anak yang relatif. Sebelum abad ke-20, melahirkan merupakan siksaan berbahaya bagi beberapa wanita dan masih terjadi di beberapa lokasi terpencil saat ini.

2. Perbedaan Manusia dengan Makhluk Lain
Secara umum makhluk hidup memiliki beberapa prinsip yang sama, antara lain daya gerak, naluri mempertahankan diri serta berkembang biak. Beberapa kelebihan manusia dibandingkan makhluk lain diantaranya :
1. Manusia sebagai makhluk berfikir dan bijaksana (Homo Sapiens) yag dicerminkan dalam perilakunya terhadap lingkungan.
2. Manusia berinteraksi dengan lingkungan, artinya:
a. Manusia sebagai pembuat alat karena sadar keterbatasan inderanya sehingga membutuhkan bantuan alat untuk kebutuhan hidupnya (Homo Faber), baik fisik maupun nalarnya
b. Manusia dapat bebicara (Homo Languens) baik secara lisan maupun tulisan sehingga dapat mengkomunikasikan apa yang diinginkan maupun ditemukan pada komunitas ataupun generasi berikutnya.
c. Manusia dapat bermasyarakat (homo socious) dan bebudaya (homo humanis). Manusia bermasyarakat dengan tata tertib dan aturan yang diciptakan untuk kepentingan bersama dan saling menolong.
d. Manusia mengadakan usaha (homo economicus), mengadakan tukar menukar barang (barter) maupun jual beli dengan prinsip ekonomi dan sekaligus memenuhi kebutuhan materinya.
e. Manusia mempunyai kepercayaan dan agama (homo religious) karena menyadari adanya kekuatan ghaib yang lebih besar yang mengatur jagad raya.

B. Tingkah laku Manusia
Perilaku (tingkah laku) manusia adalah cara bagaimana manusia bertindak (action),
berfikir (think) dan merasa (feel). Menurut ilmu psikologi perilaku (behavior) merupakan sejumlah respon atau reaksi/gerakan-gerakan yang dilakukan oleh organisme dalam berbagai situasi. Aspek/komponen perilaku meliputi perilaku yang kasat mata (tindakan) dan tak kasat mata (berfikir dan merasa) serta perilaku yang disadari dan yang tidak disadari. Perilaku seseorang dikelompokkan ke dalam perilaku wajar, perilaku dapat diterima, perilaku aneh, dan perilaku menyimpang. Dalam sosiologi, perilaku dianggap sebagai sesuatu yang tidak ditujukan kepada orang lain dan oleh karenanya merupakan suatu tindakan sosial manusia yang sangat mendasar.

C. Hubungan Antara Perilaku Manusia dengan Bentuk Fisik (Jasmani)
Sudah sejak lama ada pendapat bahwa sifat-sifat jasmaniah adalah aspek-aspek pokok dari kepribadian. Kita sudah biasa mendengar orang berpendapat bahwa orang yang gemuk badannya itu peramah, lamban, bahwa orang jangkung itu pemalu, orang yang hitam setia dan sebagainya. Menurut William H. Sheldon konstitusi adalah aspek-aspek individu yang relatif tetap tak berubah-ubah meliputi morfologi, psikologi, fungsi kelenjar buntu dan sebagainya, dapat dilawankan dengan aspek-aspek yang relatif labil dan mudah bermodifikasi karena tekanan-tekanan lingkungan, seperti kebiasaan, sikap sosial, kegemaran. Dalam teori Sheldon bentuk fisik merupakan yang utama berpengaruh terhadap tingkah laku manusia dengan landasan bahwa faktor-faktor keturunan biologis sangat penting dalam menetukan perilaku.
Menurut Sheldon ada suatu struktur biologis hipotesis, yaitu morfogenotipe sangat penting dalam menetukan perkembangan jasmani yang nampak (fenotipe) dan dalam menentukan perkembangan perilaku. Morphogenotipe adalah proses perkembangan organ atau jaringan dan diferensiasi yang terjadi sesuai yang dilakukan oleh organ/jaringan. seperti :
Organ yang berasal dari endoderm (sistem digestif)
Organ yang berasal dari mesoderm (otot-otot, pembuluh darah, jantung)‏
Organ yang berasal dari ectoderm (kulit, sistem syaraf).
Phenotipe adalah keadaan jasmani / lahiriah, seperti kepala, leher, dada, lengan, panggul, perut, kaki.
Somatotipe merupakan cara untuk mengukur morphogenotipe melalui phenotype. Morphogenotipe tidak bisa diteliti secara langsung, sehingga untuk mengukur morphogenotipe maka melalui phenotype, misal dengan mengukur kepala, leher, dada.
Sheldon menggunakan Somatotipe Performance Test dengan cara membuat foto-foto tubuh (dari depan dan samping). Ia mengumpulkan foto-foto mahasiswa laki-laki sebanyak 4000. Foto-foto itu kemudian di periksa untuk mendapatkan variable-variabel pokok dasar dari variasi jasmani dan didapatkan kesimpulan bahwa ada dimensi jasmani primer dan sekunder.
1. Dimensi Jasmani Primer
Ada 3 komponen/dimensi jasmaniah primer, setiap orang memilikinya dan hanya satu yang paling dominan. Setiap orang akan digolongkan berdasarkan yang paling dominan. Menurut Sheldon ada 3 dimensi jasmani primer : endomorph, mesomorph dan ectomorph.
a. Tipe Endomorph
Individu yang komponen endomorphnya tinggi sedangkan dua komponen lainnya rendah. Ditandai oleh alat-alat dalam dan seluruh system digestif (yang berasal dari endoderm) memegang peranan penting. Ciri-ciri yang Nampak: lembut, gemuk, tinggi badan relatif rendah.
b. Tipe Mesomorph
Individu yang bertipe mesomorph komponen mesomorphnya tinggi dan kedua komponen lainnya rendah, maka bagian-bagian tubuh yang berasal dari mesoderm relatif berkembang lebih baik daripada yang lain (otot-otot, pembuluh darah, jantung). Ciri-ciri yang nampak pada tipe ini adalah kokoh, keras, otot kelihatan bersegi-segi, tahan sakit. Banyak di antara olahragawan, pengelana, tentara masuk dalam tipe ini).
c. Tipe Ectomorph
Pada golongan ini organ-organ yang berasal dari ectoderm yang berkembang lebih baik ( kulit, sistem saraf). Ciri yang tampak adalah jangkung, dada kecil dan pipih, lemah, otot-otot hampir tidak nampak berkembang.
Selain 3 tipe tersebut ada 6 tipe lainnya, yaitu tipe campuran / kombinasi antara 3 tipe yang ada. Jika kita ingin memperoleh hasil yang yang benar-benar tepat dan teliti mengenai Morphogenotipe maka harus meneliti keseluruhan sejarah hidup individu dari nenek moyang sampai keturunannya.
2. Dimensi Jasmani Sekunder
Selain komponen jasmani primer Sheldon juga mengungkapkan adanya 3 komponen
jasmani sekunder.
a. Displasia
Adalah ketidaklengkapan ketiga dimensi primer yang ada dalam tubuh individu, jadi kemungkinan hanya ada 2 atau 1 dimensi primer saja. Displasia banyak terdapat pada penderita psikosis.
b. Gynandromorphy
Komponen ini menunjukkan sejauh mana tubuh memiliki sifat-sifat yang terdapat
pada jenis kelamin lawan. Dimensi ini oleh Sheldon diberi tanda “g”. Misalnya laki-laki yang memiliki dimensi g yang tinggi maka akan memiliki tubuh yang lembut, panggul besar, dan sifat-sifat wanita yang lain. Semakin tinggi akan menunjukkan kebancian pada laki-laki.
c. Texture (Tampang)
Komponen jasmani sekunder yang ketiga dan barangkali yang terpenting oleh
Sheldon ditandai dengan huruf “t”. Texture adalah bagaimana individu tampak dari luar.

3. Faktor-faktor yang Menjadi Perantara dalam Hubungan Antara Jasmani dan Tingkah laku
Hubungan antara komponen-komponen jasmani dan tingkah laku dapat dijelaskan dengan beberapa cara:
a. Sukses yang menyertai suatu cara bertingkah laku tidak hanya dipengaruhi oleh lingkungan saja, tetapi juga tipe jasmaninya. Misal: Orang yang octamorphis tentu kurang berhasil bertindak kasar dan agresif, sedangkan orang yang mesomorphis akan lebih berhasil.
b. Kemungkinan lain adalah bahwa hubungan antara jasmani dan temperamen di hubungkan oleh anggapan yang stereotipis dalam kebudayaan (tuntutan peran social) mengenai macam-macam tingkah laku yang seharusnya dilakukan oleh orang yang berbeda-beda tipe jasmaninya itu.
c. Kemungkinan lain adalah pengalaman atau pengaruh lingkungan menghasilkan tipe tubuh tertentu, selanjutnya menimbulkan kecenderungan tingkah laku tertentu. Contohnya orang yang berlatih atletik mempunyai bentuk tubuh tertentu sehingga cenderung menghasilkan perilaku tertentu pula.
d. Kemungkinan terakhir adalah hubungan antara bentuk fisik dan perilaku manusia dipengaruhi oleh faktor genetis.
Menurut Sheldon faktor yang paling mempengaruhi adalah yang pertama dan kedua (pengalaman selektif dan determinasi budaya)

D. Manfaat Mempelajari Keterkaitan Bentuk Fisik Manusia dengan Tingkah lakunya Bagi Bidang Bimbingan Konseling
Sheldon mengadakan penelitian terhadap 400 pemuda, kemudian penyelidikan lanjutan (follow up study) diselidiki 200 orang diantara mereka. Penyelidikan mereka mengenai :
a. Somatotipenya
b. Komponen-komponen temperamennya
c. Komponen-komponen psikiatrisnya
d. Sejarah hidup, yang meliputi: kecerdasan dan pendidikannya, latar belakang keluarga, riwayat pengobatan, kenakalan-kenakalannya, dan perilakunya yang khas.
Dari penyelidikan itu ternyata pemuda-pemuda nakal sebagian besar termasuk dalam golongan mesomorph yang endomorphis. Sehingga konselor sekolah bisa memberikan langkah pencegahan maupun penanganan yang efektif dan efisien terhadap terjadinya perilaku yang menyimpang dari klien/siswanya yang masuk dalam golongan mesomorph yang endomorphis.

BAB III
PENUTUP


1. Simpulan
Manusia adalah makhluk yang unik dan memiliki kesempurnaan dibandingkan dengan makhluk lain. Manusia dikaruniai akal fikiran sehingga manusia bisa memilih, menolak dan melakukan perilaku berdasarkan apa yang menjadi ciri khas yang dimilikinya. William H. Sheldon seorang ahli psikologi konstitusional telah menemukan keterkaitan antara bentuk fisik manusia dengan tingkah laku, bahwa fisik manusia yang terbentuk baik dari faktor genetis maupun pengalamannya akan mempengaruhi perilakunya. Untuk mempelajari teori ini seorang calon konselor haruslah memahami bagaimana bentuk tubuh manusia dengan mempelajari Ilmu Sains Dasar disamping mempelajari ilmu psikologi tentang perilaku manusia. Sheldon juga mngemukakan hasil penelitiannya tentang kenakalan remaja yang dipengaruhi oleh bentuk fisiknya yang dapat dijadikan pembelajaran bagi seorang calon konselor.

2. Saran
Dengan mengetahui manfaat mempelajari Ilmu Sains Dasar hendaknya seorang konselor perlu mempelajari berbagai macam ilmu termasuk Ilmu Sains Dasar, disamping ilmu psikologi yang menjadi bidang/spesialisasi pekerjaanya sebagai pengetahuan dan sarana untuk mengembangkan bidang keilmuan yang ditekuni.


Daftar Pustaka

Suryabrata, Sumadi. Psikologi Kepribadian. Jakarta:Rajawali Press.2005
Tim FMIPA UNESA. Sains Dasar. Surabaya:Unesa University Press.2005

Tidak ada komentar:

Posting Komentar