Tengoklah kembali perjalanan Anda saat ini, akan menuju kemana? Apakah ke arah yang lebih baik, atau ke arah yang lebih buruk, atau tetap saja seperti saat ini? Tetapkanlah sebuah putusan dan jalanilah menuju konsekuensinya.
Powered By Blogger

Jumat, 01 Oktober 2010

KARIR VS RUMAH TANGGA

Karir :

Pada abad 21 ini semakin banyak wanita yang berkarir di luar rumah. Tulisan di bawah ini akan mencoba membahas bagaimana agar wanita pekerja, yang juga seorang ibu, antara karir dan keberhasilan membina rumah tangga dapat sejalan. Keberhasilan yang dimaksud disini, adalah karir ibu tetap meningkat, demikian juga karir ayah, sedang anak-anak sekolahnya juga berhasil.

a. Pembagian wewenang dan tanggung jawab : Bila ibu berkarir di luar rumah, tak perlu menjadi super woman dan semua tugas kantor maupun tugas rumah tangga dilakukan sendiri. Buatlah daftar, apa yang bisa didelegasikan kepada asisten (atau bisa juga keluarga/sepupu yang ikut tinggal di rumah), dan tak perlu segan meminta bantuan pada suami. Pada dasarnya tugas rumah tangga merupakan tanggung jawab bersama suami isteri dan bukan hanya tanggung jawab isteri.

b. Pengelolaan keuangan : Pengelolaan keuangan dapat disesuaikan dengan kesepakatan bersama. Ada beberapa opsi yang dipilih : 1) Gaji suami isteri dikumpulkan, baru nanti di bagi sesuai keperluan. 2) Masing-masing suami isteri tetap bertanggung jawab atas pengelolaan keuangan masing-masing, dan sisanya di masukkan rekening Bank.

c. Cara mendidik anak : Perbedaan sudut pandang suami dan isteri dalam mendidik anak dapat menimbulkan kebingungan pada anak, oleh karena itu sejak awal harus didiskusikan dan disepakati bersama. Sebaiknya anak sekolah dimana? Apa cukup sekolah negeri atau swasta, atau harus sekolah unggulan? Siapa yang akan mengambil rapor, dan diskusi dengan guru? Kursus atau les ekstra kurikuler apa yang sebaiknya diberikan kepada anak?

d. Hubungan pekerjaan masing-masing : Banyak pasangan yang berantakan, karena suami isteri saling bersaing dalam karir. Harus disepakati, agar suami isteri saling mendukung dalam meniti karir. Jika suami mendapat tawaran melanjutkan pendidikan ke tingkat S2, demikian juga isteri mendapat tawaran pada kesempatan yang sama, harus dibicarakan dengan tenang, apakah hal tersebut mungkin, dan apa pengaruhnya terhadap anak. Suami isteri harus saling mendukung dalam karir masing-masing, namun perlu disepakati, bila anak mempunyai masalah, prioritas utama tetap untuk kepentingan anak.

e. Suami isteri tetap merupakan individu yang berbeda : Jangan pernah meminta suami atau isteri berubah sifat atau perilaku, karena perubahan yang dipaksakan akan berakibat tidak baik. Sejalan dengan perkembangan waktu, hubungan suami isteri yang kuat akan saling mempengaruhi, disini perubahan akan berjalan sedikit demi sedikit untuk saling menyesuaikan.

_________________________________________________________________________

Rumah Tangga :

Kalo kita melihat semua itu, semakin banyak wanita yg pingin bekerja dng alasan; bisa berkarya, mandiri, suntuk di rumah krn cuma ngerawat anak dan nunggu'in suami pulang!!! Padahal profesi sbg ibu rumah tangga adl profesi yg sungguh mulia. Kita mengabdikan diri kita utk anak, suami dan kel kita, sekaligus kita bisa berkarya/mengembangkan kemampuan kita dng belajar sesuatu yg berguna buat diri kita sendiri bahkan kita bisa bekerja di rumah dng keahlian dan kemampuan kita. Memang kita tdk di gaji, tp bukankah satu kenikmatan tersendiri, melihat perkembangan anak-anak kita, mengantarkan mereka menjadi org yg sukses, menerima kecupan di bibir saat suami pulang kerja, ato dng bangganya si suami memuji hasil kerajinan dr hobby kita, tanpa harus pulang ke rumah dng beban pekerjaan kantor, stress, dan akhirnya tdk sempat bercengkerama dng kel!!! Memang, antara profesi sbg ibu rumah tangga atau wanita kantoran adl satu pilihan. Kalopun kita memutuskan bekerja, pertimbangkan baik-baik. Krn apa sih yg cari sbg wanita pekerja kantoran?? duit, karier, prestige ato cuma cari kesibukan??? Karena apapun profesi kita, kita harus melakukan dng profesional Walaupun itu sebagai ibu rumah tangga. Lihat aja, setiap kali kita mengisi form utk urusan administrasi selalu ada kolom profession. So, be professional!!!!

Dijalankan secara seimbang antara karir vs rumah tangga
Dalam pandangan psikolog Adriana S Ginandjar, sulit bagi seorang wanita untuk menjalankan peran multi fungsinya -- sebagai ibu rumah tangga, istri, anggota masyarakat, juga wanita karier -- dalam waktu bersamaan dengan sukses. ''Maksimal semua peran itu bisa dilakukan secara seimbang, tidak mungkin sukses semuanya,'' kata psikolog yang akrab disapa Ina ini. Ina menjelaskan, jika kriteria sukses seorang ibu rumah tangga adalah: meluangkan lebih banyak waktu untuk mengurus anak-anak dan keluarga, mengantar jemput anak, berkomunikasi dengan guru tentang perkembangan anaknya, menemani anak mengerjakan PR, dan hal-hal lainnya berkaitan dengan keluarga, maka kriteria itu akan sulit dilakukan oleh seorang wanita karier. Sebab, wanita karier, terutama yang bekerja di perusahaan swasta maupun instansi pemerintah, tidak punya banyak waktu untuk melakukan hal-hal itu. Apalagi jika wanita karier itu sering ke luar kota atau lembur, tentu makin berkurang lagi waktu untuk mengurus anak dan keluarga. ''Bagi wanita karier, hal yang sanggup dilakukan paling hanya menemani anak mengerjakan PR, menjadi manajer dari pembantunya, dan menyempatkan mengobrol dengan guru,'' kata alumnus Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI) ini.

Untuk menyiasati keterbatasan waktu ini, beberapa perempuan karier lebih menekankan kualitas -- bukannya kuantitas -- pertemuan dengan anak-anak dan keluarga. Padahal, kata Ina, tak sekedar kualitas pertemuan yang dibutuhkan oleh anak-anak dan keluarga, tapi juga kuantitas. Nah, di sinilah seorang wanita karier dituntut untuk menjalankan perannya di rumah tangga dan karier secara seimbang. Sementara suami, mestinya mendukung dan memberi pengertian penuh atas upaya sang istri. ''Suami juga tidak bisa terlalu banyak menuntut haknya kepada istri.'' Andaikan ada seorang wanita yang sukses menjalankan fungsinya sebagai ibu rumah tangga sekaligus wanita karier, menurut Ina, wanita itu bisa dibilang super woman. Sebab, tak semua perempuan memiliki energi yang kuat seperti itu.

Lain halnya jika pekerjaaan yang ditekuni adalah jenis pekerjaan yang memiliki jam kerja fleksibel, tidak padat, dan tidak dikejar deadline. Misalnya saja, penulis, pemilik toko, pengelola butik, pekerja sosial, atau pekerjaan-pekerjaan lain yang bisa dilakukan di rumah. ''Mereka masih memiliki banyak waktu untuk mengurus dan memperhatikan anak-anak serta keluarga. Sehingga, mereka bisa sukses di karier sekaligus sukses mengurus rumah tangga.'' Sukses juga bisa diraih oleh perempuan yang bekerja di perusahaan atau instansi pemerintah, namun dengan strategi khusus yakni menunggu dulu anak-anak mandiri setelah itu fokus berkarier. ''Jadi, wanita itu memulai kariernya di atas 40 tahun ketika anak-anak sudah besar.''

**** Jadi kalau menurut pendapat saya, justru ibu rumah tangga adalah posisi yang sangat terhormat karena dia melingkupi punya faktor-faktor sosial dengan keluarga, dengan masyarakat, dia peletak dasar agama, kemudian sebagai seorang pendidik yang baik. Dan dia berkarir sebagai ibu rumah tangga.





Ibu Rumah Tangga VS Wanita Karir


Bagi sebagian orang, pilihan untuk menjadi ibu rumah tangga atau wanita karir merupakan pilihan yang tidak mudah. Ada yang rela mengorbankan karirnya yang gemilang demi mengurus anak dan suami, tapi dengan catatan suami sudah memenuhi kebutuhan keluarga lebih dari cukup. Sementara sebagian wanita lainnya sebenarnya ingin tinggal di rumah, menemani anak bermain dan menunggu suami pulang kerja. Tapi apa daya tuntutan ekonomi memaksa mereka untuk ikut bekerja. Dilematis memang, karena bekerja bukan hanya ajang mencari sesuap nasi sebutir berlian, tapi juga sebagai wahana untuk aktualisasi diri atau unjuk kemampuan bagi kaumwanita.

Bagi Anda yang masih bingung mempertimbangkan antara menjadi ibu rumah tangga yang baik atau wanita karir, berikut ini beberapa alasan yang patut jadi bahan pertimbangan anda:

Alasan untuk 'Tidak' Bekerja


1. Tuntutan keluarga untuk berhenti kerja.
2. Memiliki waktu yang sangat fleksibel untuk keluarga.
3. Anak-anak membutuhkan keberadaan sosok ibu di rumah.
4. Tidak menyukai pekerjaan.
5. Pendapatan suami sudah mencukupi.
6. Tempat kerja jauh dari rumah, biaya dan rasa capek tidak sebanding dengan gaji.
7. Malas terikat atau diatur oleh orang lain.
8. Kondisi anak yang tidak memungkinkan pengasuhannya diserahkan kepada orang lain. Misalnya karena sakit-sakitan atau mengidap penyakit tertentu.
9. Demi alasan kesehatan sendiri, karena menjalankan tanggung jawab pekerjaan sekaligus tanggung jawab rumah tangga membutuhkan kondisi kesehatan yang fit.

Alasan Harus Bekerja
1. Pendidikan tinggi, sayang jika tidak dimanfaatkan.
2. Orang tua menginginkan anda bekerja.
3. Penghasilan suami belum mecukupi.
4. Bekerja adalah aktualisasi diri dan sebagai ajang sosialisasi.
5. Punya kebebasan finansial, tidak harus bergantung sepenuhnya pada suami.
6. Untuk menunjang kebutuhan sendiri, misalnya membantu keluarga tanpa meminta dari suami.
7. Bekerja membuat anda merasa dihargai.
8. Anak-anak dan suami bangga jika anda bekerja.
9. Bekerja dapat menambah wawasan, yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas pola asuh anak-anak.

Di antara dua pilihan di atas, bagian mana yang paling sesuai dengan kondisi anda saat ini? Selebihnya, diskusikan masalah ini dengan pasangan sebelum mengambil keputusan, agar tidak ada penyesalan di belakang.





Solution Tips

Komunikasi - Bangun komunikasi yang hangat dalam keluarga Anda sehingga keterbukaan menjadi suatu budaya dalam keluarga. Tentunya hal ini akan membuat setiap anggota keluarga saling memaklumi dan mengerti satu dengan yang lainnya, terutama pada masa-masa di mana orang tuanya sedang sibuk dengan pekerjaannya.

Komitmen - Bangun sebuah kesepakatan dan jadikan hal tersebut sebuah komitmen dalam keluarga dengan cara mengambil waktu untuk mendiskusikan prioritas keluarga Anda. Jika memang terdapat tuntutan ekonomi yang menuntut suami dan isteri bekerja, temukan kesepakatan terbaik sehingga keluarga Anda pun tetap mendapat perhatian.
Keseimbangan - Jaga keseimbangan antara karir dan keluarga. Dalam kesibukan setiap hari, usahakan untuk meluangkan waktu bersama dengan pasangan atau anak-anak. Misalnya: dengan melakukan sarapan atau makan malam bersama. Anda juga dapat memanfaatkan akhir minggu atau waktu libur untuk melakukan kegiatan bersama keluarga, misalnya: rekreasi ke suatu tempat atau sekedar makan malam di luar.



Konflik perasaan antara karir dan rumah tangga


Hal ini adalah fenomena paling umum yang menjadi dilema bagi wanita. Selama ini banyak wanita yang konsentrasinya terpecah antara karir dan rumah tangga. Di sisi lain ia sangat ingin berkarir sepenuhnya. Tapi di sisi lain wanita juga ingin sekali menjadi ibu rumah tangga sejati. Karena, meski banyak yang ‘mengkalim’ dirinya bisa membagi waktu dengan baik antara karir dan rumah tangga, sebetulnya kesuksesan antara karir dan rumah tangga adalah dua hal yang sangat berbeda. Peran ganda antara wanita karir dan ibu rumah tangga sering menimbulkan konflik dan ketegangan jiwa pada dirinya sendiri. Sehingga seringkali wanita harus memilih antara karir atau rumah tangga.

Di tinjau dari hal-hal di atas, agaknya anggapan wanita adalah mahluk yang lemah memang tidak sepenuhnya salah, terlepas dari unsur otot dan fisik. Tetapi tentu saja kelemahan yang ada pada diri wanita tersebut bukan sesuatu yang tidak bisa dirubah. Jika wanita mampu menampilkan kemampuannya secara optimal dan maksimal dengan menyingkirkan sebagian atau semua unsur-unsur yang membuat wanita lebih lemah dari pria, sukses karir dan rumah tangga bukan lagi hal yang mustahil bagi wanita.

Apalagi pada kenyataannya, sekarang ini menunjukkan peran wanita dalam dunia usaha semakin berkembang luas. Kursi kepemimpinan bagi wanita juga semakin terbuka lebar. Bukan cuma di dunia usaha tetapi juga di pemerintahan. Coba saja anda lihat, sejak era Soeharto hingga Gusdur, tercatat beberapa nama menteri wanita.

Wanita jaman reformasi bukan lagi wanita yang terisolasi dalam memperjuangkan kemandiriannya. Baik untuk mendapatkan pengetahuan, uang, jabatan, maupun kekuasaan. Masa depan bagi wanita karir dewasa ini jauh lebih cemerlang dibanding beberapa tahun silam. So, bagi anda wanita, enyahkan kelemahan yang selama ini terlanjur melekat pada diri anda. Tentu saja, sukses yang akan anda raih bukan dengan maksud untuk mengalahkan pria. Tetapi lebih kepada mencapai tujuan bersama. Ingat kerelaan untuk saling berbagi dan melengkapi antara pria dan wanita bisa menghasilkan sukses yang lebih baik, daripada mementingkan ego masing-masing.

____________________________________________________________________________

Di atas hanyalah beberapa contoh kecil dilema yang dihadapi oleh para wanita karier. Sebenarnya salahkah wanita berkarier? Apakah Islam membolehkan para wanita berkarier? Apabila kita analisa, motif wanita berkarier terdapat beberapa hal berikut ini:

* Berkarier demi membantu perekonomian keluarga, agar lebih baik.
* Berkarier demi mengembangkan bakat dan semua potensi yang dimilikinya.
* Berkarier demi mengembangkan keahlian dan keterampilan yang ia miliki, setelah menyelesaikan jenjang pendidikan formal.
* Berkarier, karena memang wanita sangat dibutuhkan untuk melakukan hal itu. Dan itu dianggap suatu yang amat emergensi (darurat), seperti hal-hal yang khusus berkaitan dengan perempuan, maka sebaiknya perempuan yang melakukan.

____________________________________________________________________________



Salah satu solusi lain untuk mengantisipasi dampak negatif yang muncul karena istri berkarier di luar rumah ialah, adanya pengertian dan bantuan (dukungan riil) dari seorang suami. Segala permasalahan yang berkaitan dengan keluarga selayaknya diselesaikan bersama. Karena bagaimanapun juga, ketika seorang perempuan selain ia berprofesi sebagai ibu rumah tangga, ia juga memiliki profesi lain maka tugas akan lebih berat dibanding perempuan yang hanya berstatus sebagai ibu rumah tangga saja. Selain perempuan karir harus bertanggungjawab pada urusan rumah-tangganya, ia pun memiliki tanggungjawab terhadap urusan pekerjaannya, konsentrasinya akan terpecah dan sangat menyibukkan. Mungkin saja sekali waktu ia akan menghadapi permasalahan yang berkaitan dengan profesinya. Maka di sini bantuan dan pengertian seorang suami dapat membantu dalam menyelesaikan problem istri yang berkarir, paling tidak dapat meringankannya. Keluarga yang baik adalah keluarga yang di dalamnya terdapat kerjasama dan pengertian antar anggotanya dalam melaksanakan tugas masing-masing, berdasarkan kasih yang tulus dan sayang sejati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar