Tengoklah kembali perjalanan Anda saat ini, akan menuju kemana? Apakah ke arah yang lebih baik, atau ke arah yang lebih buruk, atau tetap saja seperti saat ini? Tetapkanlah sebuah putusan dan jalanilah menuju konsekuensinya.
Powered By Blogger

Rabu, 11 Agustus 2010

“innamal ‘usri usro” sesungguhnya di setiap kesulitan itu ada kemudahan

“SABAR”

manusia mana yang tak bisa menyebut satu kata di atas? saya yakin semua manusia bisa, bahkan seorang yang tunawicara pun pandai menyebutnya. tapi dalam hati… hiks ^_^
sabar adalah sebuah kata yang 100% mudah sekali dihafal, diucap, tapi tak semudah itu mempraktikannya. ada orang yang mengatakan bahwa “sabar” identik dengan pasrah. adeeeeem…. ayeeeeem… lalu apakah “menangis” merupakan suatu kesalahan dan ciri-ciri orang yang tidak sabar dalam menyikapi suatu masalah yang menimpanya?

sebelum dijawab, mari kita renungkan firman Allah swt, dalam Q.S. al-Baqarah: 155-157

Bismillahirrohmanirrohim

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.”

“yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka lalu mengucapkan: “Innalillahi wa inna ilaihi rooji’un”. Sesungguhnya kami adalah milik Allah, dan hanya kepada-Nyalah kami kembali”

“mereka itulah orang-orang yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari sisi Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang mendapat petunjuk.”

maha benar Allah dengan segala firman-Nya.

sesungguhnya, yang menjadikan hidup itu berwarna adalah “MASALAH”. dimana masalah itu bisa melemahkan kita atau justru menguatkan kita. Sabar adalah salah satu cara dalam menghadapi masalah yang mendera. lalu cukupkah hanya dengan sabar? lalu tidak mengusahakan sebuah solusi? saya rasa “CUKUP”. bagi saya tak perlu memisahkan antara solusi dan sabar. karena sabar dan solusi merupakan satu kesatauan yang berjalan beriringan. Justru dengan sabar, dengan sendirinya kita akan memikirkan solusi yang tepat untuk masalah yang kita hadapi. Lalu mengusahakannya selesai tanpa kehilangan sabar tadi. “innamal ‘usri usro” sesungguhnya di setiap kesulitan itu ada kemudahan.

pernah saya mengikuti sebuah forum diskusi tentang sabar. Kami mengkaji ayat ke 155-157 dari Q.S. al-Baqarah di atas. Ada dua kata yang menjadi inti diskusi. “SABAR” dan “MUSIBAH”. saya memperoleh bahawa tingkatan sabar seorang manusia itu ada empat:

1. Mengeluh (keluh-kesah),
2. Sabar, tetapi dalam hatinya aduuuuuuuuuuh… sehingga terlampiaskan dengan menangis,
3. ridho terhadap ujian yang diberikan, alias tawakkal,
4. ini merupakan tingkatan tertinggi, yaitu bersyukur atas segalanya.

tafadhol (silakan) kita pilih yang mana?

terkait yang nomor 2, yang jadi pertanyaannya adalah “salahkah kita menangis?”

TIDAK

bahkan Rasulullah pun menanganjurkan kita menangis dalam do’a kita. kalau tak sanggup menangis, berpura-puralah menangis. sedemikian pentingnya menangis di sini, karena tetesan air mata kita yang nantinya akan menghalangi kita ketika kita divonis masuk neraka. Menangis di sini dalam tanda kutip adalah menangis yang mengakui bahwa kita adalah manusia yang memang benar-benar sangt LEMAH tanpa PERTOLONGAN Allah, kita adalah benar-benar HINA tanpa KEMULIAAN Allah, kita benar-benar RAPUH tanpa KEKUATAN Allah. kita benar-benar RUGI tanpa KERIDHOAN Allah, Bukan menangis menyalahi takdir, menangis mencaci nasib.
ah benar-benar HINA tanpa KEMULIAAN Allah, kita benar-benar RAPUH tanpa KEKUATAN Allah. kita benar-benar RUGI tanpa KERIDHOAN Allah, Bukan menangis menyalahi takdir, menangis mencaci nasib.

tentang “MUSIBAH” apa sih musibah itu?
ada banyak pilihan:

MUSIBAH=UJIAN
MUSIBAH=AZAB
MUSIBAH=AMPUNAN (kasih Allah)

musibah itu relatif, tergantung dari sudut pandang (persangkaan) yang tertimpa. ketiga-tiganya benar. tergantung kita memndangnya sebagai ujian, azab, atau pertanda bahwa Allah sayang kepada kita dengan mengampuni dosa kita dengan membalasnya di dunia sehingga kita pada saat kita kembali di sisi-Nya dalam keadaan bersih. “Allah sesuai persangkaan hamba-Nya” dalam hal ini.

semoga kita menjadi semakin bijak dalam menyikapi setiap masalah kita dan mensyukuri tiap kubik Oksigen yang terhirup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar