Tengoklah kembali perjalanan Anda saat ini, akan menuju kemana? Apakah ke arah yang lebih baik, atau ke arah yang lebih buruk, atau tetap saja seperti saat ini? Tetapkanlah sebuah putusan dan jalanilah menuju konsekuensinya.
Powered By Blogger

Minggu, 03 Mei 2009

PENGERTIAN TASAWUF

PENGERTIAN TASAWUF

Tasawuf (Tasawwuf) atau Sufisme (bahasa arab: تصوف , ) adalah ilmu untuk mengetahui bagaimana cara menyucikan jiwa, menjernihan akhlaq, membangun dhahir(din batin, untuk memporoleh kebahagian yang abadi. Tasawuf pada awalnya merupakan gerakan zuhud (menjauhi hal duniawi) dalam Islam, dan dalam perkembangannya melahirkan tradisi mistisme Islam. Tarekat (pelbagai aliran dalam Sufi) sering dihubungkan dengan Syiah, Sunni, cabang Islam yang lain, atau kombinasi dari beberapa tradisi[rujukan?]. Pemikiran Sufi muncul di Timur Tengah pada abad ke-8, sekarang tradisi ini sudah tersebar ke seluruh belahan dunia.

== Etimologi ==
Ada beberapa sumber perihal etimologi dari kata "Sufi". Pandangan yang umum adalah kata itu berasal dari Suf (صوف), bahasa Arab untuk wol, merujuk kepada jubah sederhana yang dikenakan oleh pari isetik Muslim. Namun tidak semua Sufi mengenakan jubah atau pakaian dari wol. Teori etimologis yang lain menyatakan bahwa akar kata dari Sufi adalah Safa (صفا), yang berarti kemurnian. Hal ini menaruh penekanan pada Sufisme pada kemurnian hati dan jiwa. Teori lain mengatakan bahwa tasawuf berasal dari
kata Yunani theosofie artinya ilmu ketuhanan.

Yang lain menyarankan bahwa etimologi dari Sufi berasal dari "Ashab al-Suffa" ("Sahabat Beranda") atau "Ahl al-Suffa" ("Orang orang beranda"), yang mana dalah sekelompok muslim pada waktu [[Nabi Muhammad]] yang menghabiskan waktu mereka di beranda masjid Nabi, mendedikasikan waktunya untuk berdoa.

== Sejarah Paham ==

Banyak pendapat pro dan kontra mengenai asal-usul ajaran tasawuf, apakah ia berasal dari luar atau dari dalam [[Islam|agama Islam]] sendiri.

Sebagian pendapat mengatakan bahwa paham tasawuf merupakam paham yang sudah berkembang sebelum [[Nabi Muhammad]] menjadi Rasulullah[http://media.isnet.org/islam/Qardhawi/Fatawa/HakekatTasawuf.html Hakekat tasawuf oleh Qardhawi]. Dan orang-orang Islam baru di daerah Irak dan Iran (sekitar abad 8 Masehi) yang sebelumnya merupakan orang-orang yang mmmel}k agama non Islam atau menganut paham-paham tertentu. Meski sudah masuk Islam, hidupnya tetap memelihara kesahajaan dan menjauhkan diri dari kemewahan dan kesenangan keduniaan. Hal ini didorong oleh kesungguhannya untuk mengamalkan ajarannya, yaitu dalam hidupannya sangat berendah-rendah diri dan berhina-hina diri terhadap Tuhan. Mereka selalu mengenakan pakaian yang pada waktu itu termasuk pakaian yang sangat sederhana, yaitu pakaian dari kulit domba yang masih berbulu, sampai akhirnya dikenal sebagai(semicam tanda bagi penganut-penganut paham tersebut. Itulah sebabnya maka pahamnya kemudian disebut PAHAM SUFI, SUFISME atau PAHAM TASAWUF, dan orangnya disebut ORANG SUFI.

Sebagian pendapat lagi mengatakan bahwa asal-usul ajaran tasawuf berasal dari zaman Nabi Muhammad. Berasal dari kata "beranda" (suffa), dan pelakunya disebut dengan ahl al-suffa, seperti telah disebutkan di atas. Mereka dianggap sebagai penanam benih paham tasawuf yang berasal dari pengetahuan Nabi Muhammad [http://www.ias.org/articles/Origin_of_School_of_Sufism.html Asal-usul Ajaran Sufisme].

'''Beberapa definisi sufisme:'''

* Yaitu [[Mistisisme|paham mistik]] dalam agama Islam sebagaimana Taoisme di Tiongkok dan ajaran Yoga di India (Mr. G.B.J Hiltermann & Prof.Dr.P.Van De Woestijne).
*Yaitu aliran kerohanian mistik (''mystiek geestroming'') dalam agama Islam (Dr. C.B. Van Haeringen).

'''Pendapat yang mengatakan bahwa sufisme/tasawuf berasal dari dalam agama Islam:'''
* Asal-usul ajaran sufi didasari pada sunnah Nabi Muhammad. Keharusan untuk bersungguh-sungguh terhadap Allah merupakan aturan di antara para muslim awal, yang bagi mereka adalah sebuah keadaan yang tak bernama, kemudian menjadi disiplin tersendiri ketika mayoritas masyarakat mulai menyimpang dan berubah dari keadaan ini. (Nuh Ha Mim Keller, 1995) [http://www.masud.co.uk/ISLAM/nuh/sufitlk.htm Place of Tasawwuf in Traditional Islam]
*Seorang penulis dari mazhab Maliki, Abd al-Wahhab al-Sha'rani mendefinisikan Sufisme sebagai berikut: "Jalan para sufi dibangun dari Qur'an dan Sunnah, dan didasarkan pada cara hidup berdasarkan moral para nabi dan yang tersucikan. Tidak bisa disalahkan, kecuali apabila melanggar pernyataan eksplisit dari Qur'an, sunnah, atau ijma." [11. Sha'rani, al-Tabaqat al-Kubra (Kairo, 1374), I, 4.] [http://www.sunnipath.com/resources/PrintMedia/Articles/AR00000138.aspx Spiritualitas Islam - Revolusi yang Terlupakan].

'''Pendapat yang mengatakan bahwa tasawuf berasal dari luar agama Islam:'''
*Sufisme berasal dari(bahisa Arab ''suf'', yaitu pakaian yang terbuat dari wol pada kaum asketen (yaitu orang yang hidupnya menjauhkan diri dari kemewahan dan kesenangan). Dunia Kristen, neo platonisme, pengaruh Persi dan India ikut menentukan paham tasawuf sebagai arah asketis-mistis dalam ajaran Islam (Mr. G.B.J Hiltermann & Prof.Dr.P.Van De Woestijne).
*(Sufisme)yaitu ajaran mistik (''mystieke leer'') yang dianut sekelompok kepercayaan di Timur terutama Persi dan India yang mengajarkan bahwa semua yang muncul di dunia ini sebagai sesuatu yang khayali (''als idealish verschijnt''), manusia sebagai pancaran (''uitvloeisel'') dari Tuhan selalu berusaha untuk kembali bersatu dengan DIA (J. Kramers Jz).
*Al Quran pada permulaan Islam diajarkan cukup menuntun kehidupan batin umat Muslimin yang saat itu terbatas jumlahnya. Lambat laun dengan bertambah luasnya daerah dan pemeluknya, Islam kemudian menampung perasaan-perasaan dari luar, dari pemeluk-pemeluk yang sebelum masuk Islam sudah menganut agama-agama yang kuat ajaran kebatinannya lan telah mengikuti ajaran mistik, keyakinan mencari-cari hubungan perseorangan dengan ketuhanan dalam berbagai bentuk dan corak yang ditentukan agama masing-masing. Perasaan mistik yang ada pada kaum Muslim abad 2 Hijriyah (yang sebagian diantaranya sebelumnya menganut agama Non Islam, semisal orang India yang sebelumnya beragama [[Hindu]], orang-orang Persi yang sebelumnya beragama [[Zoroaster]] atau orang Siria yang sebelumnya beragama Masehi) tidak ketahuan masuk dalam kehidupan kaum Muslim karena pada mereka masih terdapat kehidupan batin yang ingin mencari kedekatan diri pribadi dengan Tuhan. Keyakinan dan gerak-gerik (akibat paham mistik) ini makin hari makin luas mendapat sambutan dari kaum Muslim, meski mendapat tantangan dari ahli-ahli dan guru agamanya. Maka dengan jalan demikian berbagai aliran mistik ini yang pada permulaannya ada yang berasal dari aliran mistik Masehi, Platonisme, Persi dan India perlahan-lahan mempengaruhi aliran-aliran di daam Islam (Prof.Dr.H.Abubakar Aceh).
*Paham tasawuf terbentuk dari dua unsur, yaitu (1) Perasaan kebatinan yang ada pada sementara orang Islam sejak awal perkembangan Agama Islam,(2) Adat atau kebiasaan orang Islam baru yang bersumber dari agama-agama non-Islam dan berbagai paham mistik. Oleh karenanya paham tasawuf itu bukan ajaran Islam walaupun tidak sedikit mengandung unsur-unsur Ajaran Islam, dengan kata lain dalam Agama Islam tidak ada paham Tasawuf walaupun tidak sedikit jumah orang Islam yang menganutnya (MH. Amien Jaiz, 1980)Masalah Mistik Ta{awun & Kebatinan, MH. Amien Jaiz, PT Alma'arif - 1980 Bandung.
*Tasawuf dan sufi berasal dari kota Bashrah di negeri Irak. Dan karena suka mengenakan pakaian yang terbuat dari bulu domba (Shuuf), maka mereka disebut dengan "Sufi". Soal hakikat Tasawuf, ia itu bukanlah ajaran Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam dan bukan pula ilmu warisan dari [[Ali bin Abi Thalib|Ali bin Abi Thalib Radiyallahu ‘anhu]]. Menurut Asy Syaikh Ihsan Ilahi Zhahir rahimahullah berkata: “Tatkala kita telusuri ajaran Sufi(periode pertama dan terakhir, dan juga perkataan-perkataan mereka baik yang keluar dari lisan atau pun yang terdapat di dalam buku-buku terdahulu dan terkini mereka, maka sangat berbeda dengan ajaran Al Qur’an dan As Sunnah. Dan kita tidak pernah melihat asal usul ajaran Sufi ini di dalam sejarah pemimpin umat manusia Muhammad Shallallahu ‘alaihi wassalam , dan juga dalam sejarah para shahabatnya yang mulia, serta makhluk-makhluk pilihan Allah Ta’ala di alam semesta ini. Bahkan sebaliknya, kita melihat baha ajaran Sufi ini diambil dan diwarisi dari kerahiban [[Nasrani|Nashrani]], Brahma Hindu, ibadah [[Yahudi]] dan zuhud [[Buddha]]" - At Tashawwuf Al Mansya’ Wal Mashadir, hal. 28.(Ruwaifi’ bin Sulaimi, Lc) Hakekat Tasawuf dan Sufi[http://www.henmobil.com/portalku/index.php?name=News&file=article&sid=148].

== Contoh Paham ==
Berikut contoh paham Sufi atau paham tasauf :

=== Paham Kesatuan Wujud ===
Paham ini berisi keyakinan bahwa manusia dapat bersatu dengan [[Tuhan]]. Penganut paham kesatuan wujud ini mengambil dalil Al Quran yang dianggap mendukung penyatuan antara ruh manusia dengan Ruh Allah dalam penciptaan manusia pertama, Nabi Adam AS:

“''...Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya (As Shaad; 72)''”

Sehingga ruh manusia dan Ruh Allah dapat dikatakan bersatu dalam sholat karena sholat adalah me-mi'rajkan ruh manusia kepada Ruh Allah Azza wa Jalla . Atas dasar pengaruh 'penyatuan' inilah maki kezuhudan dalam sufi dianggap bukan sebagai kewajiban tetapi lebih kepada tuntutan bathin karena hanya dengan meninggalkan/ tidak mementingkan dunia lah kecintaan kepada Allah semakin meningkat yang akan bepengaruh kepada 'penyatuan' yang lebih mendalam.

Paham ini dikalangan penganut [[paham kebatinan]] juga dikenal sebagai ''paham manunggaling kawula lan gusti'' yang berarti bersatunya antara hamba dan Tuhan.

=== Kedudukan Syariat dalam Empat Tingkatan Spiritual ===
[[Berkas:Syariah-thariqah-hakikah.jpo | nrame|right|Empat tingkatan kedalaman beragama]]
Syari'at dalam perspektif faham [[tasawuf]] ada yang menggambarkannya dalam bagan ''Empat Tingkatan Spiritual Umum'' dalam Islam, [[syariat]], tariqah atau [[tarekat]], [[hakikat]]. Tingkatan keempat, [[ma'rifat]], yang 'tak terlihat', sebenarnya adalah ''inti'' dari wilayah hakikat, sebagai esensi dari kempat tingkatan spiritual tersebut.

Sebuah tingkatan menjadi fondasi bagi tingkatan selanjutnya, maka mustahil mencapai tingkatan berikutnya dengan meninggalkan tingkatan sebelumnya. Sebagai contoh, jika seseorang telah mulai masuk ke tingkatan (kedalaman beragama) [[tarekat]], hal ini tidak berarti bahwa ia bisa meninggalkan syari'at. Yang mulai memahami [[hakikat]], maka ia tetap melaksanakan hukum-hukum maupun ketentuan [[syariat]] dan [[tarekat]].

Psikologi dalam Paradigma Islam

PSIKOLOGI DALAM PARADIGMA ISLAM
BAB I
Pendahuluan
A.Latar Belakang
Istilah kepribadian (personality) memiliki banyak arti, ini disebabkan oleh adanya perbedaan dalam penyusunan teori, penelitian, dan pengukurannya. Di antara para psikolog belum ada kesepakatan tentang arti dan definisi “kepribadian”, sehingga banyaknya definisi kepribadian sebanyak ahli yang mencoba merumuskannya.
Dalam suatu study comperatif Psikologi Barat terbatasnya pengetahuan para teoritikus kepribadian Barat tentang struktur internal manusia telah melahirkan banyak mazhab kepribadian dan Setiap penggagas kepribadian mengajukan asumsi-asumsi dasar tertentu tentang manusia, yang kemudian hipotesis-hipotesis tersebut mempengaruhi konstruksi dan isi dari teori kepribadian yang disusunnya.. Kerangka keilmiahan telah membatasi mereka dalam proses analisis dan sintesis konsepsi kepribadian manusia seutuhnya.Maka dari itu, banyak bermunculan para ahli psikologi islam dalam melakukan terobosan tentang konsep kepribadian manusia seutuhnya.
B.Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan adalah untuk memenuhi tugas dalam mata perkuliahan tentang Psikologi, dan juga untuk mengembangkan psikologi bernuansa islam serta menambah pengetahuan. Selain itu, juga ada tujuan yang sangat mendasar dari terjadinya penulisan yaitu tentang peranan para tokoh islam dalam dunia psikologi yang berjudul Psikologi dalam paradigma islam.

C.Rumusan Masalah
Seiring dengan keterbatasan waktu pikiran dan tenaga, maka kami berusaha semaksimal mungkin untuk menyajikan tentang:
1.Bagaiman pandangan Al-qur’an dalam psikologi?
2.Bagaiman pandangan para tokoh islam dalam psikologi?



BAB II
PEMBAHASAN

A.Psikologi dalam Persepktif Islam
Allah SWT membekali manusia dan hewan dengan segalah kemamampuan dan tugas-tugas penting dalam kehidupan.Disamping beberapa motivasi dan emosi. Allah juga memberikan perangkat yang dapat mengungkap alam internal dan eksternal serta beberapa kejadian didalamnya. Dengan kata lain, Persepsi mempunyai perana penting dalam kehidupan.
Persepsi merupakan perangkat yang dapat digunakan oleh seluruh makhluk. Namun, Allah SWT memberikan alat persepsi lain yang dapat membedakan manusia dengan makhluk lainnya yakni,berupa akal.Dengan akal,manusia dapat berpikir tentang makna-makna yang tersirat(seperti kebaikan dengan keburukan,keistimewaan dengan kekurangan,serta kebenaran dengan kebatilan),memberikan hukum dari paradigma umum yang dilakukan melalui riset dan eksperimen,serta membuktikan keberadaan dan kekuasaan Allah SWT sebagai pencipta melalui kesimpulan yang ditariknya dari penciptaan-Nya terhadap alam semesta dan manusia.1
1.Ciri-ciri Manusia dalam Pandangan Al-Qur’an
Bisa dikatakan benar ketika membicarakan manusia itu sesuatu yang sulit, karena banyaknya persoalan yang terkandung dalam diri manusia itu ,sulit untuk didekati secara menyeluruh. Menurut Bastaman sebagaimana dikutip oleh Jamaludin Ancok, wawasan islam mengenai manusia banyak sekali sumbernya khususnya dalam al-Quran yang diriwayatkan dengan kisah-kisah Adam AS.Dari sana dapatlah diketahui bahwa manusia itu memiliki potensi-potensi yang meliputi:
a.Manusia sebagai khalifah sehingga mempunyai derajat yang sangat tinggi.
b.Manusia tidak mengandung dosa asal.
c.Manusia merupakan kesatun dari empat dimensi yakni, fisik-biologis, mental-psiks, sosio kultural dan spiritual.
d.Dimensi spiritual (rohani,roh-Ku)memungkinkan manusia mengadakan hubungan dengan mengenal tuhan melalui cara-cara yang diajarkan-Nya.
e.Manusia memiliki kebebasan berkehendak yang memungkinkan manusia untuk secara sadar mengarahkan dirinya kepada kebaikan atau kebatilan.
f.Manusia memiliki akal sebagai kemampuan khusus dan dengan akal itu dapat membedakan benar dan salah.
g.Manusia tidak dibenarkan hidup tanpa bimbingan dan petunjuk-Nya.

Selain potensi-potensi diatas, adapula pebedaan manusia dengan makhluk yang lain, yaitu:
a.Manusia memiliki raga dengan bentuk sebaik-baiknya,dengan rupa dan bentu sebaik-baiknya ini diharapkan manusia menjadi bersyukur kepada Allah SWT.
b.Al-qur,’an secara tegas menyatakan bahwa kehidupan mansia itu tergantung pada wujud ruh dan badan.
c.Akal dalam pengertian islam bukan otak melainkan daya berpikir yang terdapat pada jiwa manusia.dan dalam islam akal mempunyai tiga unsur yakni, pikiran, perasaan, dan kemauan.
d.Nafs atau nafsu seringkali dikaitkan dengan gejolak atau dorongan yang terdapat pada diri manusia. Apabila dorongan itu berkuasa dan tak dapat mengendalikannya maka
manusia akan tersesat
2. Istilah Manusia dalam Al-Qur’an
Dalam al-qur’an terdapat empat istilah yang digunakan untuk menunjukkan makna manusia:
a.Insan
Kata “insan” berasal dari kata “uns” yang artinya jinak, tak liar, senang hati, terlihat atau tak abstrak. seperti di dalam keterangan al-qur’an yang terdapat pada surat At-Tin 95;4, Az- Dzariyat 51;56, dan Al-A’raf 7;28.
b.Basyar
Basyar yang berarti kulit luar,seperti dalam firmannya dalam surat Ali Imran 3;79.
c.Bani Adam
Bani adam berarti anak nabi adam,seperti dalam firnan allah dalam surat Al-Araf 7;27.
d.Dzuriyat Adam
Dzuriyat adam Yang berarti keturunan adam, seperti dalam surat Maryam 19;58.
Menurut achmad mubarak desains kejiwaan manusia diciptakan tuhan dengan sangat sempurna, berisi tentang kapasitas-kapasitas kejiwaan seperti berfikir, merasa, dan berkehendak. Jiwa merupakan system yang terdiri dari substansi aql, qolb, bashirat, syahwat, dan hawa.Aql merupakan problem solving kapacity yang artinya dapat membedakan antara benar dan salah.Basyirat adalah pandangan mata batin sebagai lawan dari pandangan mata kepala. Bashirat Disebut juga nurari. Syahwat adalah motif pada tingkah laku, dan Syahwat itu sesuatu yang manusiawi dan netral. Hawa adalah dorongan kepada obyek yang rendah dan tercelah. Karakteristik hawa adalah ingin segerah menikmati apa yang diinginkan tanpa memedulikan nilai-nilai moralitas.2 Qolb (hati, akal budi, hati nurani), inilah yang memimpin kerja jiwa manusia. Ia bisa memahami realita, ketika akal mengalami kesulitan.Dan terdapat istilah Qolb dalam Surat An-nahl 16; 78, Al-mu’minuun23; 78 yang berbunyi:
Dan Allah mengeluarkan kamu dariperut ibumu dalam keadaa tidak mengetahui sesuatu pun,dan Dia memberi kamu pendengaran,penglihatan, dan hati agar kamubersyukur.( An-nahl 16; 78)
Dan Dialah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian, pendengaran, penglihatan, dan hati.Amat sedikitkah engkau bersyukur.( Al-mu’minuun23;78).3

3.Struktur Insan Dalam Pandangan Qur’aniyah
Peta kejiwaan dan mekanisme interaksi antar modus-modus jiwa, dalam kerangka psikologi yang dibangun secara ilmiah, tampak tidak jelas dan banyak menyisakan lubang-lubang di sana sini. Dalam literatur barat sendiri penggunaan istilah-istilah seperti soul, spirit, heart, mind, dan intellect sering campur aduk ketika mengidentifikasi persoalan-persoalan yang bersentuhan dengan konsepsi kejiwaan.
Istilah psycho sendiri yang dipakai dalam konstruk kata psikologi (psychology) berasal dari kata Yunani psyché (Ynch) yang artinya “nafas kehidupan”, dalam mitologi Yunani digambarkan sebagai kupu-kupu. Dalam hal ini, kupu-kupu merupakan perlambang jiwa yang bebas terbang setelah menempa diri dengan “puasa”, keluar dari bungkus kepompongnya. Dua sayap kupu-kupu yang membawa dirinya terbang meninggalkan “bumi” melambangkan dua akal, akal jiwa dan akal raga; dua akal tersebut eksis secara potensial di dalam tubuhnya saat ia sebagai “ulat”, persoalan yang sama dalam representasi yang berbeda bisa dikaji dalam “Alegori Gua” Plato (428-347 SM).
Psikologi secara etimologi memiliki arti “ilmu tentang jiwa”. Dalam Islam, istilah “jiwa” dapat disamakan istilah al-nafs, namun ada pula yang menyamakan dengan istilah al-ruh, meskipun istilah al-nafs lebih populer penggunaannya daripada istilah al-nafs. Psikologi dapat diterjamahkan ke dalam bahasa Arab menjadi ilmu al-nafs atau ilmu al-ruh. Penggunaan masing-masing-masing kedua istilah ini memiliki asumsi yang berbeda.
Istilah ‘Ilm al-Nafs banyak dipakai dalam literatur Psikologi Islam. Bahkan Sukanto Mulyomartono lebih khusus menyebutnya dengan “Nafsiologi”4Penggunaan istilah ini disebabakan objek kajian psikologi Islam adalah al-nafs, yaitu aspek psikopisik pada diri manusia. Term al-nafs tidak dapat disamakan dengan term soul atau psyche dalam psikologi kontemporer Barat, sebab al-nafs merupakan gabungan antara substansi jasmani dan substansi ruhani, sedangkan soul atau psyche hanya berkaitan dengan aspek psikis manusia. Menurut kelompok ini, penggunaan term al-nafs dalam tataran ilmiah tidak bertentangan dengan doktrin ajaran Islam, sebab tidak ada satupun nash yang melarang untuk membahasnya. Tentunya hal itu berbeda dengan penggunaan istilah al-ruh yang secara jelas dilarang mempertanyakannya. (Q.S.al-Isra`ayat85).
Dalam konsepsi pramodern, manusia dibagi atas tiga entitas, corpus, animus, dan spiritus. Animus berasal dari bahasa Yunani anemos yang bermakna sesuatu yang hidup (bernafas) yang ditiupkan ke dalam corpus (wadah atau bungkus). Maka corpus adalah body (raga/jasad); dan spiritus adalah spirit (ruh); dan animus identik dengan psyche yang bermakna soul (jiwa/nafs). Dewasa ini istilah jiwa yang dipakai dalam psikologi telah mengalami penyempitan makna. Jiwa dalam terminologi psikologi modern lebih ke aspek psikis, dimana aspek psikis ini lebih merupakan riak gelombang permukaan di atas lautan dalam yang disebut jiwa. Fungsi ruh terhadap jiwa dan fungsi ruh terhadap jasad
Dalam terminologi Qur’aniyah, struktur manusia dirancang sesuai dengan tujuan penciptaan itu sendiri, dimana jiwa (soul) yang dalam istilah Al-Quran disebut nafs menjadi target pendidikan Ilahi. Istilah nafs didalam Islam sering dikacaukan dengan apa yang dalam bahasa Indonesia disebut hawa nafsu, padahal istilah hawa dalam konteks Qur’ani memiliki wujud dan hakekat tersendiri. Aspek hawa dalam diri manusia berpasangan dengan apa yang disebut sebagai syahwat. Sedangkan apa yang dimaksud dengan an-nafs amara bissu’ dalam surat (Yusuf [12]: 53) adalah nafs (jiwa) yang belum dirahmati Allah SWT:
“Dan aku tidak membebaskan nafsku, sesungguhnya nafs itu cenderung mengarah kepada kejahatan, kecuali yang dirahmati oleh Rabb-ku.”
Hawa merupakan kecenderungan kepada yang lebih bersifat non-material, yang berkaitan dengan eksistensi dan harga diri, persoalan-persoalan yang wujudnya lebih abstrak. Hawa merupakan entitas, produk persentuhan antara nafs dan jasad. Sedangkan syahwat merupakan kecenderungan manusia pada aspek-aspek material (AliImran [3]: 14), dan ini bersumber pada jasad insan yang wujudnya memang disusun berdasarkan unsur-unsur material bumi (air, tanah, udara, api).
Nafs manusia diuji bolak-balik di antara dua kutub, kutub jasmaniah yang berpusat di jasad dan kutub ruhaniyah yang berpusat di Ruh al-Quds. Ar-Ruh ini beserta tiupan dayanya (nafakh ruh) merupakan wujud yang nisbatnya ke Martabat Ilahi dan mengikuti hukum-hukum alam Jabarut. Aspek ruh ini (jamak arwah) tetap suci dan tidak tersentuh oleh kelemahan-kelemahan material dan dosa, spektrum ruh merupakan sumber dari segala yang maujud di alam syahadah ini—maka tak ada istilah tazkiyyatur-ruhiyyah atau mi’raj ruhani.5

B.Pandangan para pemikir islam dalam psikologi.
Mempelajari ilmu psikologi tentu belum terasa lengkap tanpa mengenal para tokoh yang menjadi pendiri atau yang mempelopori berbagai teori psikologi islam yang digunakan saat ini. Selain itu demi memenuhi banyak permintaan dari para pembaca, maka kami mencoba untuk menguraikan riwayat singkat para tokoh psikologi islam dan hasil karya mereka.
1.Al-Kindi
Al-Kindi (يعقوب بن اسحاق الكندي) (lahir: 801 - wafat: 873), bisa dikatakan merupakan filsuf pertama yang lahir dari kalangan Islam.Al-Kindi berasal dari kalangan bangsawan, dari Irak. Ia berasal dari suku Kindah, hidup di Basra dan meninggal di Bagdad pada tahun 873.
Menurut pandangan al-kindi tentang psikologi bahwa sesungguhnya jiwa adalah abadi yang substansinya sama dengan allah. Ketika lepas dari jasad , ia akan mengetahui dari segalah hal sebagaimana allah mengetahui ,atau lebih rendah dari pada itu. Jiwa merupakan emanasi cahaya allah yang Maha agung dan Tinggi.6
Pendapat al-kindi lebih dekat dengan pemikiran plato dari pada aristoteles.namun, al-kindi menyetujui plato plato yang mengatakan bahwa jiwa berasal dari alam ide.al-kindi berpendapat bahwa jiwa mempunyai tiga daya yakni,daya bernafsu,dayah pemarah, daya berpikir.7
2.Al-Farabi
Abū Nasir Muhammad bin al-Farakh al-Fārābi (870-950, Bahasa Persia: محمد فارابی ) atau Abū Nasir al-Fārābi (dalam beberapa sumber ia dikenal sebagai Muhammad bin Muhammad bin Tarkhan bin Uzalagh al-Farabi), juga dikenal di dunia barat sebagai Alpharabius, Al-Farabi, Farabi, dan Abunasir adalah seorang filsuf Islam yang menjadi salah satu ilmuwan dan filsuf terbaik di zamannya. Ia berasal dari Farab, Kazakhstan. Sampai umur 50, ia tetap tinggal di Kazakhstan. Tetapi kemudian ia pergi ke Baghdad untuk menuntut ilmu di sana selama 20 tahun. Lalu ia pergi ke Alepo (Halib), Suriah untuk mengabdi kepada sang raja di sana. Al-Farabi dikenal sebagai "guru kedua" setelah Aristoteles. Dia adalah filosof islam pertama yang berupaya menghadapkan, mempertalikan dan sejauh mungkin menyelaraskan filsafat politik Yunani klasik dengan islam serta berupaya membuatnya bisa dimengerti di dalam konteks agama-agama wahyu. Karyanya yang paling terkenal adalah Al-Madinah Al-Fadhilah (Kota atau Negara Utama).
Pada pandangan psikologinya al-Farabi,beliau menganggap ruh al-qudus akal aktif bukan malaikat jibril sebgaimana diyakini para musafir.kosmos adalah hanya emanasi cahaya tuhan sehingga semua materi hakekatnya tidak ada, yang ada adalah substansi yakni, akal.emanasi bermaknah curahan dari tuhan sebagai wujud pasti,sebagai prinsip awal sehingga kosmos adalah pancaran tuhan.allah adalah aqal pertama,kemudian memancar berurutan menjadi sepuluh tingkat akal.akal aktif adalah akal yang membimbing manusia pada sesuatu sehingga manusia dapat berpikir. Tanpa akal aktif mustahil manusia dapat bepikir.

3.Al-Ghazali
Al-Ghazali dalam (Kitab Ajaaibul Qulub) dijelas membedakan istilah-istilah seperti qalb (rasa jiwa, bukan rasa jasadiah/psikis), nafs, ruh, dan ‘aql; dimana istilah-istilah ini dalam konsepsi psikologi modern tak terpetakan dengan tegas karena berada pada tataran jiwa yang bersifat malakut, atau secara psikologi analitik berada di ruang ketaksadaran.
Prinsipnya, apa yang disebut sebagai manusia sempurna (insan kamil) dalam terminologi Al-Qur’an, minimal manusia yang sudah memiliki struktur seperti tercantum dalam An-Nur [24]: 35, seorang Insan Ilahi. Manusia dikatakan sebagai khalifatullah (wakil Allah) di bumi jika ia telah mencapai state tersebut, ia membawa kuasa Allah dan bercitra Ar-Rahman. 8





BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Dari uraian-uraian diatas maka disimpulkan bahwa psikologi Al Quran memenuhi persyratan ilmiah karena psikologi al Qur’an memiliki dasar teori/ hipotesis , metodelogi , kesimpulan /out put dan terakhir manfaat.Dari sudut Al Quran memandang manusia sebagai yang membawa misi keilhaian/wakil Tuhan dan juga memiliki potensi yang hakiki yakni spiritual.kesimpulan terkahir bahwa psikologi Al Quran adalah sebuah metode keilmuan yang tentunyanya sah-sah saja untuk terus-meterus dijadikan kajian.

Saran
Bilamana kesimpulan diatas sementara disepakati dan untuk mempertegas dan mendetailkan keilmiahannya maka perlu mendapat kajian dari akademisi, sehingga diharapkan masa mendatang dapat dijadikan mata kuliah tersendiri dan tentunya sebagi alternatif bilamana alira-aliran psikologi barat sendiri yang diajarkan untuk seluruh Perguruan tinggi di Indonesia masih menjadi perdebatan nilai–nilai fitriati kemanusiaannya












DAFTAR PUSTAKA

Ustman Najati,Muhammad.2006.Ilmu Jiwa dalam Al-qur’an. Jakarta: Pustaka azzam.
Purwanto,Yadi.2007.Epistemologi Psikologi Islam. Bandung: PT.Refika Aditama.
Muchsin,Effendi dan Faizah.2006.Psikologi Dakwah. Jakarta: Kencana.
Www.Gusi...@yahoo.com
Aziz Ahyadi, Abdul. 1995.Psikologi Agama Kepribadian Muslim Pancasila. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

PENGERTIAN ANTROPOLOGI

PENGERTIAN ANTROPOLOGI
Antropologi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir atau muncul berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya yang berbeda dari apa yang dikenal di Eropa.
Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal daerah yang sama, antropologi mirip seperti sosiologi tetapi pada sosiologi lebih menitik beratkan pada masyarakat dan kehidupan sosialnya.
== Pengertian ==
Antropologi berasal dari kata Yunani άνθρωπος (baca: ''anthropos'') yang berarti "[[manusia]]" atau "orang", dan ''logos'' yang berarti ilmu. Antropologi mempelajari manusia sebagai makhluk biologis sekaligus makhluk sosial.

Antropologi memiliki dua sisi holistik dimana meneliti manusia pada tiap waktu dan tiap dimensi kemanusiannya. Arus utama inilah yang secara tradisional memisahkan antropologi dari disiplin ilmu kemanusiaan lainnya yang menekankan pada perbandingan/ perbedaan budaya antar manusia. Walaupun begitu sisi ini banyak diperdebatkan dan menjadi kontroversi sehingga metode antropologi sekarang seringkali dilakukan pada pemusatan penelitan pada pendudukyang merupakan masyarakat tunggal.



Para ahli mendefinisikan antropologi sebagai berikut:
*[[William A. Haviland]]
:Antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia.
*[[David Hunter]]
:Antropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang tidak terbatas tentang umat manusia.

*[[Koentjaraningrat]]
:Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka [[warna]], bentuk fisik [[masyarakat]] serta [[kebudayaan]] yang dihasilkan.

Dari definisi tersebut, dapat disusun pengertian sederhana antropologi, yaitu sebuah ilmu yang mempelajari manusia dari segi keanekaragaman fisik serta [[kebudayaan]] (cara-cara berprilaku, tradisi-tradisi, nilai-nilai) yang dihasilkan sehingga setiap manusia yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda.

== Sejarah ==

Seperti halnya [[Sosiologi]], Antropologi sebagai sebuah ilmu juga mengalami tahapan-tahapan dalam perkembangannya.

Koentjaraninggrat menyusun perkembangan ilmu Antropologi menjadi empat fase sebagai berikut:

==== Fase Pertama (Sebelum tahun 1800-an) ====
[[Berkas:Initiation_ritual_of_boys_in_Malawi.jpg|right|thumb|200px|Manusia dan kebudayaannya, sebagai bahan kajian Antropologi.]]
Sekitar [[abad ke-15]]-[[abad ke-16|16]], bangsa-bangsa di [[Eropa]] mulai berlomba-lomba untuk menjelajahi dunia. Mulai dari [[Afrika]], [[Benua Amerika|Amerika]], [[Asia]], hingga ke [[Australia]]. Dalam penjelajahannya mereka banyak menemukan hal-hal baru. Mereka juga banyak menjumpai [[suku bangsa|suku-suku]] yang asing bagi mereka. Kisah-kisah petualangan dan penemuan mereka kemudian mereka catat di buku harian ataupun jurnal perjalanan. Mereka mencatat segala sesuatu yang berhubungan dengan suku-suku asing tersebut. Mulai dari ciri-ciri fisik, [[kebudayaan]], susunan [[masyarakat]], atau bahasa dari suku tersebut. Bahan-bahan yang berisi tentang deskripsi suku asing tersebut kemudian dikenal dengan bahan [[etnografi]] atau deskripsi tentang bangsa-bangsa.

Bahan etnografi itu menarik perhatian pelajar-pelajar di Eropa. Kemudian, pada permulaan abad ke-19 perhatian bangsa Eropa terhadap bahan-bahan etnografi suku luar Eropa dari sudut pandang ilmiah, menjadi sangat besar. Karena itu, timbul usaha-usaha untuk mengintegrasikan seluruh himpunan bahan etnografi.

==== Fase Kedua (tahun 1800-an) ====
Pada fase ini, bahan-bahan etnografi tersebut telah disusun menjadi karangan-karangan berdasarkan cara berpikir [[evolusi]] masyarakat pada saat itu. masyarakat dan kebudayaan berevolusi secara perlahan-lahan dan dalam jangka waktu yang lama. Mereka menganggap bangsa-bangsa selain Eropa sebagai bangsa-bangsa [[primitif]] yang tertinggal, dan menganggap Eropa sebagai bangsa yang tinggi kebudayaannya

Pada fase ini, Antopologi bertujuan [[akademi]]s, mereka mempelajari masyarakat dan kebudayaan primitif dengan maksud untuk memperoleh pemahaman tentang tingkat-tingkat sejarah penyebaran kebudayaan manusia.

==== Fase Ketiga (awal abad ke-20) ====

Pada fase ini, negara-negara di Eropa berlomba-lomba membangun [[koloni]] di benua lain seperti Asia, Amerika, Australia dan Afrika. Dalam rangka membangun koloni-koloni tersebut, muncul berbagai kendala seperti serangan dari bangsa asli, pemberontakan-pemberontakan, cuaca yang kurang cocok bagi bangsa Eropa serta hambatan-hambatan lain. Dalam menghadapinya, pemerintahan kolonial negara Eropa berusaha mencari-cari kelemahan suku asli untuk kemudian menaklukannya. Untuk itulah mereka mulai mempelajari bahan-bahan etnografi tentang suku-suku bangsa di luar Eropa, mempelajari kebudayaan dan kebiasaannya, untuk kepentingan pemerintah kolonial.

==== Fase Keempat (setelah tahun 1930-an) ====

Pada fase ini, Antropologi berkembang secara pesat. Kebudayaan-kebudayaan suku bangsa asli yang di jajah bangsa Eropa, mulai hilang akibat terpengaruh kebudayaan bangsa Eropa.

Pada masa ini pula terjadi sebuah perang besar di Eropa, [[Perang Dunia II]]. Perang ini membawa banyak perubahan dalam kehidupan manusia dan membawa sebagian besar negara-negara di dunia kepada kehancuran total. Kehancuran itu menghasilkan kemiskinan, kesenjangan sosial, dan kesengsaraan yang tak berujung.

Namun pada saat itu juga, muncul semangat [[nasionalisme]] bangsa-bangsa yang dijajah Eropa untuk keluar dari belenggu penjajahan. Sebagian dari bangsa-bangsa tersebut berhasil mereka. Namun banyak masyarakatnya yang masih memendam dendam terhadap bangsa Eropa yang telah menjajah mereka selama bertahun-tahun.

Proses-proses perubahan tersebut menyebabkan perhatian ilmu antropologi tidak lagi ditujukan kepada penduduk pedesaan di luar Eropa, tetapi juga kepada suku bangsa di daerah pedalaman Eropa seperti suku bangsa Soami, Flam dan Lapp.

PENGERTIAN KEBUDAYAAN

PENGERTIAN KEBUDAYAAN

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.

== Pengertian kebudayan==
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah ''Cultural-Determinism''. Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai ''superorganic''. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.

Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Sedangkan menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.

Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

== Unsur-unsur ==

Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut:

1. Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:
*alat-alat teknologi
*sistem ekonomi
*keluarga
*kekuasaan politik
2. Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:
*sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
*organisasi ekonomi
*alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)
*organisasi kekuatan (politik)

== Wujud dan komponen ==
=== Wujud ===
Menurut '''J.J. Hoenigman''', wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.
*'''Gagasan (Wujud ideal)'''
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, [[nilai sosial|nilai-nilai]], [[norma sosial|norma-norma]], peraturan, dan sebagainya yang sifatnya [[abstrak]]; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran [[masyarakat|warga masyarakat]]. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.

*'''Aktivitas (tindakan)'''
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan '''sistem sosial'''. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling [[interaksi|berinteraksi]], mengadakan kontak, serta bergaul dengan [[manusia]] lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya [[konkret]], terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.


*'''Artefak (karya)'''
Artefak adalah wujud kebudayaan [[fisik]] yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.

Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.

=== Komponen ===
Berdasarkan wujudnya tersebut, kebudayaan dapat digolongkan atas dua komponen utama:
* '''Kebudayaan material'''
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.

'''Kebudayaan nonmaterial'''
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.

== Hubungan antara unsur-unsur kebudayaan ==

Komponen-komponen atau unsur-unsur utama dari kebudayaan antara lain:

=== Peralatan dan perlengkapan hidup (teknologi) ===
[[Berkas:cangkul.jpg|200px|thumb|Teknologi merupakan salah satu komponen kebudayaan.]]
[[Teknologi]] menyangkut cara-cara atau teknik memproduksi, memakai, serta memelihara segala peralatan dan perlengkapan. Teknologi muncul dalam cara-cara manusia mengorganisasikan masyarakat, dalam cara-cara mengekspresikan rasa keindahan, atau dalam memproduksi hasil-hasil kesenian.

Masyarakat kecil yang berpindah-pindah atau masyarakat pedesaan yang hidup dari [[pertanian]] paling sedikit mengenal delapan macam teknologi tradisional (disebut juga sistem peralatan dan unsur kebudayaan fisik), yaitu:

*alat-alat produktif
*[[senjata]]
*wadah
*alat-alat menyalakan [[api]]
*[[makanan]]
*[[pakaian]]
*tempat berlindung dan perumahan
*alat-alat [[transportasi]]

=== Sistem mata pencaharian hidup ===

Perhatian para ilmuwan pada sistem mata pencaharian ini terfokus pada masalah-masalah mata pencaharian tradisional saja, di antaranya:

*[[berburu]] dan meramu
*[[beternak]]
*bercocok tanam di [[ladang]]
*menangkap [[ikan]]

=== Sistem kekerabatan dan organisasi sosial ===

Sistem kekerabatan merupakan bagian yang sangat penting dalam struktur sosial. [[Meyer Fortes]] mengemukakan bahwa sistem kekerabatan suatu [[masyarakat]] dapat dipergunakan untuk menggambarkan struktur sosial dari masyarakat yang bersangkutan. Kekerabatan adalah unit-unit [[sosial]] yang terdiri dari beberapa keluarga yang memiliki hubungan darah atau hubungan perkawinan. Anggota kekerabatan terdiri atas ayah, ibu, anak, menantu, cucu, kakak, adik, paman, bibi, kakek, nenek dan seterusnya. Dalam kajian [[sosiologi]]-[[antropologi]], ada beberapa macam kelompok kekerabatan dari yang jumlahnya relatif kecil hingga besar seperti [[keluarga ambilineal]], [[marga|klan]], [[fatri]], dan [[paroh masyarakat]]. Di masyarakat umum kita juga mengenal kelompok kekerabatan lain seperti [[keluarga inti]], [[keluarga luas]], [[keluarga bilateral]], dan [[keluarga unilateral]].

Sementara itu, organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan [[hukum]], yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan [[negara]]. Sebagai [[makhluk]] yang selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk [[Organisasi|organisasi sosial]] untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri.

=== Bahasa ===

[[Bahasa]] adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling [[komunikasi|berkomunikasi]] atau berhubungan, baik lewat tulisan, lisan, ataupun gerakan (bahasa isyarat), dengan tujuan menyampaikan maksud hati atau kemauan kepada lawan bicaranya atau orang lain. Melalui bahasa, manusia dapat menyesuaikan diri dengan adat istiadat, tingkah laku, tata krama masyarakat, dan sekaligus mudah membaurkan dirinya dengan segala bentuk masyarakat.

Bahasa memiliki beberapa fungsi yang dapat dibagi menjadi fungsi umum dan fungsi khusus. Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat untuk berekspresi, [[komunikasi|berkomunikasi]], dan alat untuk mengadakan [[Integrasi sosial|integrasi]] dan [[adaptasi]] sosial. Sedangkan fungsi bahasa secara khusus adalah untuk mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari, mewujudkan [[seni]] (sastra), mempelajari naskah-naskah kuno, dan untuk mengeksploitasi [[ilmu pengetahuan]] dan [[teknologi]].

=== Kesenian ===
[[Berkas:Ägyptischer Maler um 1400 v. Chr. 001.jpg|right|200px|thumb|Karya [[seni]] dari peradaban [[Mesir kuno]].]]
Kesenian mengacu pada nilai keindahan (estetika) yang berasal dari ekspresi hasrat [[manusia]] akan keindahan yang dinikmati dengan [[mata]] ataupun [[telinga]]. Sebagai makhluk yang mempunyai cita rasa tinggi, manusia menghasilkan berbagai corak kesenian mulai dari yang sederhana hingga perwujudan kesenian yang kompleks.

=== Sistem kepercayaan ===
{{utama| Agama}}
Ada kalanya pengetahuan, pemahaman, dan daya tahan fisik [[manusia]] dalam menguasai dalam menguasai dan mengungkap rahasia-rahasia alam sangat terbatas. Secara bersamaan, muncul keyakinan akan adanya penguasa tertinggi dari sistem [[alam semesta|jagad raya]] ini, yang juga mengendalikan manusia sebagai salah satu bagian jagad raya. Sehubungan dengan itu, baik secara individual maupun hidup bermasyarakat, manusia tidak dapat dilepaskan dari [[Agama|religi]] atau sistem kepercayaan kepada penguasa alam semesta.

Agama dan sistem kepercayaan lainnya seringkali terintegrasi dengan kebudayaan. Agama ([[bahasa Inggris]]: ''Religion'', yang berasar dari [[bahasa Latin]] ''religare'', yang berarti "menambatkan"), adalah sebuah unsur kebudayaan yang penting dalam sejarah umat manusia. ''Dictionary of Philosophy and Religion'' (Kamus Filosofi dan Agama) mendefinisikan Agama sebagai berikut:

... sebuah institusi dengan keanggotaan yang diakui dan biasa berkumpul bersama untuk beribadah, dan menerima sebuah paket doktrin yang menawarkan hal yang terkait dengan sikap yang harus diambil oleh individu untuk mendapatkan kebahagiaan sejati.Reese, W.L. 1980. ''Dictionary of Philosophy and Religion: Eastern and Western Thought,'' p. 488.


Agama biasanya memiliki suatu prinsip, seperti "10 Firman" dalam agama Kristen atau "5 rukun Islam" dalam agama Islam. Kadang-kadang agama dilibatkan dalam sistem pemerintahan, seperti misalnya dalam sistem [[teokrasi]]. Agama juga mempengaruhi kesenian.

==== Agama Samawi ====
[[Agama Samawi]] atau agama Abrahamik meliputi [[Islam]], [[Kristen]] ([[Protestan]] dan [[Katolik]]) dan [[agama Yahudi|Yahudi]].

;Agama Yahudi
Yahudi adalah salah satu agama yang —jika tidak disebut sebagai yang pertama— tercatat sebagai agama [[monotheisme|monotheistik]] dan salah satu agama tertua yang masih ada sampai sekarang. Nilai-nilai dan sejarah umat [[Yahudi]] adalah bagian utama dari agama Ibrahim lainnya, seperti [[Kristen]] dan [[Islam]].

;Agama Kristen
Kristen adalah salah satu agama penting yang berhasil mengubah wajah kebudayaan Eropa dalam 1.700 tahun terakhir. Pemikiran para filsuf modern pun banyak terpengaruh oleh para filsuf [[Kristen]] semacam [[St. Thomas Aquinas]] dan [[Desiderius Erasmus|Erasmus]].

;Agama Islam
Agama Islam merupakan agama monotheime/atau monotheistik pertama dan tertua{{fact}}. Agama lain merupakan modifikasi manusia dari agama islam{{fact}}. kita bisa lihat dari perkembangan agama dari nabi-nabi terdahulu.

Agama Islam telah berhasil merubah cara pandang orang-orang eropa terhadap kebudayaan, seperti ilmu-ilmu fisika, matematika, biologi, kimia dan lain-lain {{fact}}
oleh para fislsuf barat yang kemudian hal itu diubah dan diakui oleh orang-orang eropa bahwa hal itu merupakan hasil karya orang eropa asli, Terutama oleh kalangan para filsafat. {{fact}}
Sementara itu, nilai dan norma agama Islam banyak mempengaruhi kebudayaan [[Timur Tengah]] dan [[Afrika Utara]], dan juga sebagian wilayah [[Asia Tenggara]].

==== Filosofi dan Agama dari Timur ====

[[Berkas:Agni god of fire.jpg|left|110px|thumb|[[Agni]], dewa api agama [[Hindu]]]]

{{main|Filosofi Timur|Agama dari timur}}

Filosopi dan Agama seringkali saling terkait satu sama lain pada kebudayaan Asia. Agama dan filosofi di Asia kebanyakan berasal dari India dan China dan menyebar disepanjang benua Asia melalui difusi kebudayaan dan [[migrasi]].

[[Hinduisme]] adalah sumber dari [[Buddhisme]], cabang [[Mahayana|Mahāyāna]] yang menyebar di sepanjang utara dan timur [[India]] sampai [[Tibet]], China, Mongolia, Jepang dan Korea dan China selatan sampai Vietnam. [[Theravada|Theravāda]] Buddhisme menyebar di sekitar [[Asia Tenggara]], termasuk Sri Lanka, bagian barat laut China, Kamboja, Laos, Myanmar, dan Thailand.

Agama [[Hindu]] dari [[India]], mengajarkan pentingnya elemen nonmateri sementara sebuah pemikiran India lainnya, [[Carvaka]], menekankan untuk mencari kenikmatan di dunia.

Konghucu dan Taoisme, dua filosofi yang berasal dari [[China]], mempengaruhi baik religi, seni, politik, maupun tradisi filosofi di seluruh Asia.

Pada abad ke-20, di kedua negara berpenduduk paling padat se-Asia, dua aliran filosofi politik tercipta. [[Mahatma Gandhi]] memberikan pengertian baru tentang [[Ahimsa]], inti dari kepercayaan Hindu maupun [[Jainisme|Jaina]], dan memberikan definisi baru tentang konsep antikekerasan dan antiperang. Pada periode yang sama, [[Maoisme|filosofi]] [[komunisme]] [[Mao Zedong]] menjadi sistem kepercayaan sekuler yang sangat kuat di China.

==== Agama tradisional ====

{{Main|Agama tradisional}}

Agama tradisional, atau terkadang disebut sebagai "agama nenek moyang", dianut oleh sebagian suku pedalaman di [[Asia]], [[Afrika]], dan [[Amerika]]. Pengaruh bereka cukup besar; mungkin bisa dianggap telah menyerap kedalam kebudayaan atau bahkan menjadi agama negara, seperti misalnya agama [[Shinto]]. Seperti kebanyakan agama lainnya, agama tradisional menjawab kebutuhan rohani manusia akan ketentraman hati di saat bermasalah, tertimpa musibah, tertimpa musibah dan menyediakan ritual yang ditujukan untuk kebahagiaan manusia itu sendiri.

==== "American Dream" ====

[[American Dream]], atau "mimpi orang Amerika" dalam bahasa Indonesia, adalah sebuah kepercayaan, yang dipercayai oleh banyak orang di [[Amerika Serikat]]. Mereka percaya, melalui kerja keras, pengorbanan, dan kebulatan tekad, tanpa memedulikan [[status sosial]], seseorang dapat mendapatkan [[mobilitas sosial|kehidupan yang lebih baik]]. Boritt, Gabor S. ''Lincoln and the Economics of the American Dream,'' p. 1. Gagasan ini berakar dari sebuah keyakinan bahwa Amerika Serikat adalah sebuah "[[kota di atas bukit]]" (atau ''city upon a hill"''), "cahaya untuk negara-negara" (''"a light unto the nations"''),[[Ronald Reagan]]. [http://www.reagan.utexas.edu/archives/speeches/1989/011489a.htm "Final Radio Address to the Nation"]. yang memiliki nilai dan kekayaan yang telah ada sejak kedatangan para penjelajah Eropa sampai generasi berikutnya.

==== Pernikahan ====

Agama sering kali mempengaruhi pernikahan dan perilaku seksual. Kebanyakan gereja Kristen memberikan pemberkatan kepada pasangan yang menikah; gereja biasanya memasukkan acara pengucapan janji pernikahan di hadapan tamu, sebagai bukti bahwa komunitas tersebut menerima pernikahan mereka. Umat Kristen juga melihat hubungan antara Yesus Kristus dengan gerejanya. [[Gereja Katolik Roma]] mempercayai bahwa sebuah perceraian adalah salah, dan orang yang bercerai tidak dapat dinikahkan kembali di gereja. Sementara Agama Islam memandang pernikahan sebagai suatu kewajiban. Islam menganjurkan untuk tidak melakukan perceraian, namun memperbolehkannya.

=== Sistem ilmu dan pengetahuan ===

Secara sederhana, pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia tentang benda, sifat, keadaan, dan harapan-harapan. [[Pengetahuan]] dimiliki oleh semua suku bangsa di dunia. Mereka memperoleh pengetahuan melalui pengalaman, intuisi, wahyu, dan berpikir menurut logika, atau percobaan-percobaan yang bersifat empiris (''trial and error'').

Sistem pengetahuan tersebut dikelompokkan menjadi:
*pengetahuan tentang [[alam]]
*pengetahuan tentang [[tumbuh-tumbuhan]] dan [[hewan]] di sekitarnya
*pengetahuan tentang tubuh [[manusia]], pengetahuan tentang sifat dan tingkah laku sesama manusia
*pengetahuan tentang [[ruang]] dan [[waktu]]

== Perubahan sosial budaya ==
{{utama|Perubahan sosial budaya}}
[[Berkas:Indig2.jpg|thumb|200px|Perubahan sosial budaya dapat terjadi bila sebuah kebudayaan melakukan kontak dengan kebudayaan asing.]]
Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. '''Hirschman''' mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan.

Ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi perubahan sosial:
#tekanan kerja dalam masyarakat
#keefektifan komunikasi
#perubahan lingkungan alam.O'Neil, D. 2006. [http://anthro.palomar.edu/change/change_2.htm "Processes of Change"].

Perubahan budaya juga dapat timbul akibat timbulnya perubahan lingkungan masyarakat, penemuan baru, dan kontak dengan kebudayaan lain. Sebagai contoh, berakhirnya [[zaman es]] berujung pada ditemukannya sistem [[pertanian]], dan kemudian memancing inovasi-inovasi baru lainnya dalam kebudayaan.

== Cara pandang terhadap kebudayaan ==
=== Kebudayaan sebagai peradaban ===
Saat ini, kebanyakan orang memahami gagasan "budaya" yang dikembangkan di [[Eropa]] pada abad ke-18 dan awal abad ke-19. Gagasan tentang "budaya" ini merefleksikan adanya ketidakseimbangan antara kekuatan Eropa dan kekuatan daerah-daerah yang dijajahnya. Mereka menganggap 'kebudayaan' sebagai "peradaban" sebagai lawan kata dari "[[alam]]". Menurut cara pikir ini, kebudayaan satu dengan kebudayaan lain dapat diperbandingkan; salah satu kebudayaan pasti lebih tinggi dari kebudayaan lainnya.

[[Berkas:Degas- La classe de danse 1874.jpg|left|150px|thumb|Artefak tentang "kebudayaan tingkat tinggi" (''High Culture'') oleh [[Edgar Degas]].]]

Pada prakteknya, kata ''kebudayaan'' merujuk pada benda-benda dan [[aktivitas]] yang "elit" seperti misalnya memakai [[baju]] yang berkelas, ''[[seni|fine art]]'', atau mendengarkan [[musik klasik]], sementara kata ''berkebudayaan'' digunakan untuk menggambarkan orang yang mengetahui, dan mengambil bagian, dari aktivitas-aktivitas di atas. Sebagai contoh, jika seseorang berpendendapat bahwa musik klasik adalah musik yang "berkelas", elit, dan bercita rasa seni, sementara musik tradisional dianggap sebagai musik yang kampungan dan ketinggalan zaman, maka timbul anggapan bahwa ia adalah orang yang sudah "berkebudayaan".

Orang yang menggunakan kata "kebudayaan" dengan cara ini tidak percaya ada kebudayaan lain yang eksis; mereka percaya bahwa kebudayaan hanya ada satu dan menjadi tolak ukur norma dan nilai di seluruh dunia. Menurut cara pandang ini, seseorang yang memiliki kebiasaan yang berbeda dengan mereka yang "berkebudayaan" disebut sebagai orang yang "tidak berkebudayaan"; bukan sebagai orang "dari kebudayaan yang lain." Orang yang "tidak berkebudayaan" dikatakan lebih "alam," dan para pengamat seringkali mempertahankan elemen dari [[kebudayaan tingkat tinggi]] (''high culture'') untuk menekan pemikiran "[[manusia alami]]" (''human nature'')

Sejak abad ke-18, beberapa kritik sosial telah menerima adanya perbedaan antara berkebudayaan dan tidak berkebudayaan, tetapi perbandingan itu -berkebudayaan dan tidak berkebudayaan- dapat menekan interpretasi perbaikan dan interpretasi pengalaman sebagai perkembangan yang merusak dan "tidak alami" yang mengaburkan dan menyimpangkan sifat dasar manusia. Dalam hal ini, [[musik tradisional]] (yang diciptakan oleh masyarakat kelas pekerja) dianggap mengekspresikan "jalan hidup yang alami" (''natural way of life''), dan musik klasik sebagai suatu kemunduran dan kemerosotan.

Saat ini kebanyak ilmuwan sosial menolak untuk memperbandingkan antara kebudayaan dengan alam dan konsep [[monadik]] yang pernah berlaku. Mereka menganggap bahwa kebudayaan yang sebelumnya dianggap "tidak elit" dan "kebudayaan elit" adalah sama - masing-masing masyarakat memiliki kebudayaan yang tidak dapat diperbandingkan. Pengamat sosial membedakan beberapa kebudayaan sebagai [[kultur populer]] (''popular culture'') atau ''pop kultur'', yang berarti barang atau aktivitas yang diproduksi dan dikonsumsi oleh banyak orang.

=== Kebudayaan sebagai "sudut pandang umum" ===

Selama [[Romantisisme|Era Romantis]], para cendekiawan di [[Jerman]], khususnya mereka yang peduli terhadap gerakan [[nasionalisme]] - seperti misalnya perjuangan nasionalis untuk menyatukan [[Jerman]], dan perjuangan nasionalis dari etnis minoritas melawan [[Austria-Hongaria|Kekaisaran Austria-Hongaria]] - mengembangkan sebuah gagasan kebudayaan dalam "sudut pandang umum". Pemikiran ini menganggap suatu [[budaya]] dengan budaya lainnya memiliki perbedaan dan kekhasan masing-masing. Karenanya, budaya tidak dapat diperbandingkan. Meskipun begitu, gagasan ini masih mengakui adanya pemisahan antara "berkebudayaan" dengan "tidak berkebudayaan" atau kebudayaan "primitif."

Pada akhir abad ke-19, [[antropologi|para ahli antropologi]] telah memakai kata ''kebudayaan'' dengan definisi yang lebih luas. Bertolak dari teori [[evolusi]], mereka mengasumsikan bahwa setiap manusia tumbuh dan berevolusi bersama, dan dari evolusi itulah tercipta kebudayaan.

Pada tahun 50-an, [[subkebudayaan]] - kelompok dengan perilaku yang sedikit berbeda dari kebudayaan induknya - mulai dijadikan subyek penelitian oleh para ahli [[sosiologi]]. Pada abad ini pula, terjadi popularisasi ide [[kebudayaan perusahaan]] - perbedaan dan bakat dalam konteks pekerja [[organisasi]] atau tempat bekerja.

=== Kebudayaan sebagai mekanisme stabilisasi ===

Teori-teori yang ada saat ini menganggap bahwa (suatu) kebudayaan adalah sebuah ''produk'' dari stabilisasi yang melekat dalam tekanan evolusi menuju kebersamaan dan kesadaran bersama dalam suatu masyarakat, atau biasa disebut dengan [[tribalisme]].

== Kebudayaan di antara masyarakat ==

Sebuah kebudayaan besar biasanya memiliki [[sub-kebudayaan]] (atau biasa disebut ''sub-kultur''), yaitu sebuah kebudayaan yang memiliki sedikit perbedaan dalam hal perilaku dan kepercayaan dari kebudayaan induknya. Munculnya sub-kultur disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya karena perbedaan [[umur]], [[ras]], [[suku bangsa|etnisitas]], [[kelas sosial|kelas]], [[estetika|aesthetik]], [[agama]], [[pekerjaan]], pandangan [[politik]] dan [[gender]],

Ada beberapa cara yang dilakukan masyarakat ketika berhadapan dengan imigran dan kebudayaan yang berbeda dengan kebudayaan asli. Cara yang dipilih masyarakat tergantung pada seberapa besar perbedaan kebudayaan induk dengan kebudayaan minoritas, seberapa banyak imigran yang datang, watak dari penduduk asli, keefektifan dan keintensifan komunikasi antar budaya, dan tipe pemerintahan yang berkuasa.

*[[Monokulturalisme]]: Pemerintah mengusahakan terjadinya [[asimilasi]] kebudayaan sehingga masyarakat yang berbeda kebudayaan menjadi satu dan saling bekerja sama.

*[[Leitkultur]] (kebudayaan inti): Sebuah model yang dikembangkan oleh [[Bassam Tibi]] di [[Jerman]]. Dalam Leitkultur, kelompok minoritas dapat menjaga dan mengembangkan kebudayaannya sendiri, tanpa bertentangan dengan kebudayaan induk yang ada dalam masyarakat asli.

* [[Melting Pot]]: Kebudayaan imigran/asing berbaur dan bergabung dengan kebudayaan asli tanpa campur tangan pemerintah.

[[Multikulturalisme]]: Sebuah kebijakan yang mengharuskan imigran dan kelompok minoritas untuk menjaga kebudayaan mereka masing-masing dan berinteraksi secara damai dengan kebudayaan induk.

== Kebudayaan menurut wilayah ==

{{main|Kebudayaan menurut wilayah}}

Seiring dengan kemajuan teknologi dan informasi, hubungan dan saling keterkaitan kebudayaan-kebudayaan di dunia saat ini sangat tinggi. Selain kemajuan teknologi dan informasi, hal tersebut juga dipengaruhi oleh faktor [[perdagangan internasional|ekonomi]], [[migrasi]], dan [[agama]].

;Afrika
Beberapa kebudayaan di benua Afrika terbentuk melalui penjajahan Eropa, seperti kebudayaan Sub-Sahara. Sementara itu, wilayah Afrika Utara lebih banyak terpengaruh oleh kebudayaan Arab dan Islam.

[[Berkas:Hopi weaver.jpg|150px|thumb|right|Orang [[Hopi]] yang sedang menenun dengan alat tradisional di [[Amerika Serikat]].]]
;Amerika
Kebudayaan di benua [[Amerika]] dipengaruhi oleh suku-suku Asli benua Amerika; orang-orang dari Afrika (terutama di Amerika Serikat), dan para imigran [[Eropa]] terutama [[Spanyol]], [[Inggris]], [[Perancis]], [[Portugis]], [[Jerman]], dan [[Belanda]].

;Asia
[[Asia]] memiliki berbagai kebudayaan yang berbeda satu sama lain, meskipun begitu, beberapa dari kebudayaan tersebut memiliki pengaruh yang menonjol terhadap kebudayaan lain, seperti misalnya pengaruh kebudayaan Tiongkok kepada kebudayaan [[Jepang]], [[Korea]], dan [[Vietnam]]. Dalam bidang agama, agama [[Budha]] dan [[Taoisme]] banyak mempengaruhi kebudayaan di Asia Timur. Selain kedua Agama tersebut, [[norma]] dan [[nilai sosial|nilai]] Agama [[Islam]] juga turut mempengaruhi kebudayaan terutama di wilayah [[Asia Selatan]] dan [[Asia Tenggara|tenggara]].

;Australia
Kebanyakan budaya di Australia masa kini berakar dari kebudayaan [[Eropa]] dan [[Amerika]]. Kebudayaan Eropa dan Amerika tersebut kemudian dikembangkan dan disesuaikan dengan lingkungan benua [[Australia]], serta diintegrasikan dengan kebudayaan penduduk asli benua Australia, [[Aborigin]].

;Eropa
Kebudayaan Eropa banyak terpengaruh oleh kebudayaan negara-negara yang pernah dijajahnya. Kebudayaan ini dikenal juga dengan sebutan "''kebudayaan barat''". Kebudayaan ini telah diserap oleh banyak kebudayaan, hal ini terbukti dengan banyaknya pengguna bahasa Inggris dan bahasa Eropa lainnya di seluruh dunia. Selain dipengaruhi oleh kebudayaan negara yang pernah dijajah, kebudayaan ini juga dipengaruhi oleh kebudayaan Yunani kuno, Romawi kuno, dan agama Kristen, meskipun kepercayaan akan agama banyak mengalami kemunduran beberapa tahun ini.

;Timur Tengah dan Afrika Utara
Kebudayaan didaerah [[Timur Tengah]] dan [[Afrika Utara]] saat ini kebanyakan sangat dipengaruhi oleh nilai dan norma agama [[Islam]], meskipun tidak hanya agama Islam yang berkembang di daerah ini.

PENGERTIAN SOSIOLOGI

PENGERTIAN SOSIOLOGI

Sosiologi adalah pengetahuan atau ilmu tentang sifat masyarakat, perilaku masyarakat, dan perkembangan masyarakat. Sosiologi merupakan cabang Ilmu Sosial yang mempelajari masyarakat dan pengaruhnya terhadap kehidupan manusia. Sebagai cabang Ilmu, Sosiologi dicetuskan pertama kali oleh ilmuwan Perancis, August Comte. Comte kemudian dikenal sebagai Bapak Sosiologi. Namun demikian, sejarah mencatat bahwa Émile Durkheim — ilmuwan sosial Perancis — yang kemudian berhasil melembagakan Sosiologi sebagai disiplin akademis. Sebagai sebuah ilmu, sosiologi merupakan pengetahuan kemasyarakatan yang tersusun dari hasil-hasil pemikiran ilmiah dan dapat di kontrol secara kritis oleh orang lain atau umum.

== Pengertian ==

Sosiologi merupakan sebuah istilah yang berasal dari kata latin socius yang artinya teman, dan logos dari kata Yunani yang berarti cerita, diungkapkan pertama kalinya dalam buku yang berjudul "''Cours De Philosophie Positive''" karangan [[August Comte]] (1798-1857). Sosiologi muncul sejak ratusan, bahkan ribuan tahun yang lalu. Namun sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari [[masyarakat]] baru lahir kemudian di [[Eropa]].

[[Berkas:Auguste Comte.jpg|200px|right|thumb|Potret [[Auguste Comte]].]]
Sejak awal masehi hingga abad 19, [[Eropa]] dapat dikatakan menjadi pusat tumbuhnya peradaban [[dunia]], para ilmuwan ketika itu mulai menyadari perlunya secara khusus mempelajari kondisi dan perubahan [[sosial]]. Para ilmuwan itu kemudian berupaya membangun suatu teori sosial berdasarkan ciri-ciri hakiki [[masyarakat]] pada tiap tahap [[peradaban]] manusia.

Dalam buku itu, Comte menyebutkan ada tiga tahap perkembangan intelektual, yang masing-masing merupakan perkembangan dari tahap sebelumya.

Tiga tahapan itu adalah :
# Tahap teologis; adalah tingkat pemikiran manusia bahwa semua benda di dunia mempunyai jiwa dan itu disebabkan oleh suatu kekuatan yang berada di atas manusia.
# Tahap metafisis; pada tahap ini manusia menganggap bahwa didalam setiap gejala terdapat kekuatan-kekuatan atau inti tertentu yang pada akhirnya akan dapat diungkapkan. Oleh karena adanya kepercayaan bahwa setiap cita-cita terkait pada suatu realitas tertentu dan tidak ada usaha untuk menemukan hukum-hukum alam yang seragam.
# Tahap positif; adalah tahap dimana manusia mulai berpikir secara ilmiah.

Comte kemudian membedakan antara ''sosiologi statis'' dan ''sosiologi dinamis''. Sosiologi statis memusatkan perhatian pada hukum-hukum statis yang menjadi dasar adanya [[masyarakat]]. Sosiologi dinamis memusatkan perhatian tentang perkembangan masyarakat dalam arti pembangunan.oe

Rintisan Comte tersebut disambut hangat oleh masyarakat luas, tampak dari tampilnya sejumlah ilmuwan besar di bidang sosiologi. Mereka antara lain [[Herbert Spencer]], [[Karl Marx]], [[Emile Durkheim]], [[Ferdinand Tönnies]], [[Georg Simmel]], [[Max Weber]], dan [[Pitirim Sorokin]](semuanya berasal dari Eropa). Masing-masing berjasa besar menyumbangkan beragam pendekatan mempelajari masyarakat yang amat berguna untuk perkembangan Sosiologi.

* [[Herbert Spencer]] memperkenalkan pendekatan '''analogi organik''', yang memahami masyarakat seperti tubuh manusia, sebagai suatu [[organisasi]] yang terdiri atas bagian-bagian yang tergantung satu sama lain.
* [[Karl Marx]] memperkenalkan pendekatan '''materialisme''' dialektis, yang menganggap konflik antar-kelas sosial menjadi intisari perubahan dan perkembangan masyarakat.
* [[Emile Durkheim]] memperkenalkan pendekatan '''fungsionalisme''' yang berupaya menelusuri fungsi berbagai elemen [[sosial]] sebagai pengikat sekaligus pemelihara keteraturan sosial.
* [[Max Weber]] memperkenalkan pendekatan '''verstehen''' (pemahaman), yang berupaya menelusuri nilai, [[kepercayaan]], tujuan, dan sikap yang menjadi penuntun perilaku manusia.

== Definisi Sosiologi ==

Berikut ini definisi-definisi sosiologi yang dikemukakan beberapa ahli.

*'''[[Pitirim Sorokin]]'''

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala sosial (misalnya gejala ekonomi, gejala keluarga, dan gejala moral), sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala non-sosial, dan yang terakhir, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial lain.

*'''[[Roucek dan Warren]]'''

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok.

*'''[[William F. Ogburn]]''' dan '''[[Mayer F. Nimkopf]]'''

Sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya, yaitu organisasi sosial.

*'''[[J.A.A Von Dorn]]''' dan '''[[C.J. Lammers]]'''

Sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses-proses kemasyarakatan yang bersifat stabil.

*'''[[Max Weber]]'''

Sosiologi adalah ilmu yang berupaya memahami tindakan-tindakan sosial.

*'''[[Selo Sumardjan]]''' dan '''[[Soelaeman Soemardi]]'''

Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan sosial.

*'''[[Paul B. Horton]]'''

Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan penelaahan pada kehidupan kelompok dan produk kehidupan kelompok tersebut.

*'''[[Soejono Sukamto]]'''

Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum kehidupan masyarakat.

*'''[[William Kornblum]]'''

Sosiologi adalah suatu upaya ilmiah untuk mempelajari masyarakat dan perilaku sosial anggotanya dan menjadikan masyarakat yang bersangkutan dalam berbagai kelompok dan kondisi.

*'''[[Allan Jhonson]]'''

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan dan perilaku, terutama dalam kaitannya dengan suatu sistem sosial dan bagaimana sistem tersebut mempengaruhi orang dan bagaimana pula orang yang terlibat didalamnya mempengaruhi sistem tersebut.

Dari berbagai definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa :

{{cquote|'''Sosiologi''' adalah ilmu yang membicarakan apa yang sedang terjadi saat ini, khususnya pola-pola hubungan dalam masyarakat serta berusaha mencari pengertian-pengertian umum, [[rasional]], [[empiris]] serta bersifat [[umum]]}}

== Pokok bahasan sosiologi ==
* '''Fakta sosial'''
Fakta sosial adalah cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang berada di luar individu dan mempunya kekuatan memaksa dan mengendalikan individu tersebut. Contoh, di [[sekolah]] seorang murid diwajidkan untuk datang tepat waktu, menggunakan seragam, dan bersikap hormat kepada [[guru]]. Kewajiban-kewajiban tersebut dituangkan ke dalam sebuah aturan dan memiliki sanksi tertentu jika dilanggar. Dari contoh tersebut bisa dilihat adanya cara bertindak, berpikir, dan berperasaan yang ada di luar individu (sekolah), yang bersifat memaksa dan mengendalikan individu (murid).

* '''Tindakan sosial'''
Tindakan sosial adalah suatu tindakan yang dilakukan dengan mempertimbangkan perilaku orang lain. Contoh, menanam bunga untuk kesenangan pribadi bukan merupakan tindakan sosial, tetapi menanam bunga untuk diikutsertakan dalam sebuah lomba sehingga mendapat perhatian orang lain, merupakan tindakan sosial.

*'''Khayalan sosiologis'''
[[Khayalan sosiologis]] diperlukan untuk dapat memahami apa yang terjadi di masyarakat maupun yang ada dalam diri manusia. Menurut [[Wright Mills]], dengan khayalan sosiologi, kita mampu memahami sejarah [[masyarakat]], riwayat hidup pribadi, dan hubungan antara keduanya.

Alat untuk melakukan khayalan sosiologis adalah ''troubles'' dan ''issues''. ''Troubles'' adalah permasalahan pribadi individu dan merupakan ancaman terhadap nilai-nilai pribadi. Issues merupakan hal yang ada di luar jangkauan kehidupan pribadi individu. Contoh, jika suatu daerah hanya memiliki satu orang yang menganggur, maka pengangguran itu adalah ''trouble''. Masalah individual ini pemecahannya bisa lewat peningkatan keterampilan pribadi. Sementara jika di kota tersebut ada 12 juta penduduk yang menganggur dari 18 juta jiwa yang ada, maka pengangguran tersebut merupakan ''issue'', yang pemecahannya menuntut kajian lebih luas lagi.

*'''Realitas sosial'''
Seorang sosiolog harus bisa menyingkap berbagai tabir dan mengungkap tiap helai tabir menjadi suatu realitas yang tidak terduga. Syaratnya, sosiolog tersebut harus mengikuti aturan-aturan ilmiah dan melakukan pembuktian secara ilmiah dan objektif dengan pengendalian prasangka pribadi, dan pengamatan tabir secara jeli serta menghindari penilaian normatif.

== Perkembangan sosiologi dari abad ke abad ==
=== Perkembangan pada abad pencerahan ===
Banyak ilmuwan-ilmuwan besar pada zaman dahulu, seperti [[Sokrates]], [[Plato]] dan [[Aristoteles]] beranggapan bahwa manusia terbentuk begitu saja. Tanpa ada yang bisa mencegah, masyarakat mengalami perkembangan dan kemunduran.

Pendapat itu kemudian ditegaskan lagi oleh para pemikir di [[abad pertengahan]], seperti [[Agustinus]], [[Ibnu Sina]], dan [[Thomas Aquinas]]. Mereka berpendapat bahwa ''sebagai makhluk hidup yang fana, [[manusia]] tidak bisa mengetahui, apalagi menentukan apa yang akan terjadi dengan masyarakatnya''. Pertanyaan dan pertanggungjawaban ilmiah tentang perubahan masyarakat belum terpikirkan pada masa ini.

Berkembangnya ilmu [[pengetahuan]] di [[abad pencerahan]] (sekitar abad ke-17 M), turut berpengaruh terhadap pandangan mengenai perubahan [[masyarakat]], ciri-ciri ilmiah mulai tampak di abad ini. Para ahli di zaman itu berpendapat bahwa pandangan mengenai perubahan masyarakat harus berpedoman pada akal budi manusia.

=== Pengaruh perubahan yang terjadi di abad pencerahan ===

Perubahan-perubahan besar di [[abad pencerahan]], terus berkembang secara revolusioner sapanjang abad ke-18 M. Dengan cepat struktur [[masyarakat]] lama berganti dengan struktur yang lebih baru. Hal ini terlihat dengan jelas terutama dalam [[revolusi Amerika]], [[revolusi industri]], dan [[revolusi Perancis]]. Gejolak-gejolak yang diakibatkan oleh ketiga revolusi ini terasa pengaruhnya di seluruh dunia. Para ilmuwan tergugah, mereka mulai menyadari pentingnya menganalisis perubahan dalam [[masyarakat]].

=== Gejolak abad revolusi ===

Perubahan yang terjadi akibat [[revolusi]] benar-benar mencengangkan. Struktur [[masyarakat]] yang sudah berlaku ratusan tahun rusak. [[Bangasawan]] dan kaum [[Rohaniawan]] yang semula bergemilang harta dan kekuasaan, disetarakan haknya dengan rakyat jelata. [[Raja]] yang semula berkuasa penuh, kini harus memimpin berdasarkan undang-undang yang di tetapkan. Banyak kerajaan-kerajaan besar di Eropa yang jatuh dan terpecah.
[[Berkas:Arcole vernet.jpg|200px|right|thumb|Revolusi Perancis berhasil mengubah struktur masyarakat feodal ke masyarakat yang bebas]]
Gejolak abad revolusi itu mulai menggugah para ilmuwan pada pemikiran bahwa perubahan [[masyarakat]] harus dapat dianalisis. Mereka telah menyakikan betapa perubahan masyarakat yang besar telah membawa banyak korban berupa [[perang]], [[kemiskinan]], pemberontakan dan kerusuhan. Bencana itu dapat dicegah sekiranya perubahan masyarakat sudah diantisipasi secara dini.

Perubahan drastis yang terjadi semasa abad revolusi menguatkan pandangan betapa perlunya penjelasan rasional terhadap perubahan besar dalam masyarakat. Artinya :

*Perubahan masyarakat bukan merupakan nasib yang harus diterima begitu saja, melainkan dapat diketahui penyebab dan akibatnya.

*Harus dicari metode ilmiah yang jelas agar dapat menjadi alat bantu untuk menjelaskan perubahan dalam masyarakat dengan bukti-bukti yang kuat serta masuk akal.

*Dengan metode ilmiah yang tepat (penelitian berulang kali, penjelasan yang teliti, dan perumusan teori berdasarkan pembuktian), perubahan masyarakat sudah dapat diantisipasi sebelumnya sehingga krisis sosial yang parah dapat dicegah.

=== Kelahiran sosiologi modern ===

Sosiologi modern tumbuh pesat di benua [[Amerika]], tepatnya di Amerika Serikat dan Kanada. Mengapa bukan di Eropa? (yang notabene merupakan tempat dimana [[sosiologi]] muncul pertama kalinya).

Pada permulaan abad ke-20, gelombang besar imigran berdatangan ke [[Amerika Utara]]. Gejala itu berakibat pesatnya pertumbuhan [[penduduk]], munculnya kota-kota [[industri]] baru, bertambahnya kriminalitas dan lain lain. Konsekuensi gejolak sosial itu, perubahan besar masyarakat pun tak terelakkan.

Perubahan masyarakat itu menggugah para ilmuwan [[sosial]] untuk berpikir keras, untuk sampai pada kesadaran bahwa pendekatan sosiologi lama ala [[Eropa]] tidak relevan lagi. Mereka berupaya menemukan pendekatan baru yang sesuai dengan kondisi masyarakat pada saat itu. Maka lahirlah sosiologi modern.

Berkebalikan dengan pendapat sebelumnya, pendekatan sosiologi modern cenderung [[mikro]] (lebih sering disebut pendekatan empiris). Artinya, perubahan masyarakat dapat dipelajari mulai dari fakta sosial demi fakta sosial yang muncul. Berdasarkan fakta sosial itu dapat ditarik kesimpulan perubahan masyarakat secara menyeluruh. Sejak saat itulah disadari betapa pentingnya penelitian (research) dalam sosiologi.

=== Perkembangan pada abad pencerahan ===
Banyak ilmuwan-ilmuwan besar pada zaman dahulu, seperti [[Sokrates]], [[Plato]] dan [[Aristoteles]] beranggapan bahwa manusia terbentuk begitu saja. Tanpa ada yang bisa mencegah, masyarakat mengalami perkembangan dan kemunduran.

Pendapat itu kemudian ditegaskan lagi oleh para pemikir di [[abad pertengahan]], seperti [[Agustinus]], [[Ibnu Sina]], dan [[Thomas Aquinas]]. Mereka berpendapat bahwa ''sebagai makhluk hidup yang fana, [[manusia]] tidak bisa mengetahui, apalagi menentukan apa yang akan terjadi dengan masyarakatnya''. Pertanyaan dan pertanggungjawaban ilmiah tentang perubahan masyarakat belum terpikirkan pada masa ini.

Berkembangnya ilmu [[pengetahuan]] di [[abad pencerahan]] (sekitar abad ke-17 M), turut berpengaruh terhadap pandangan mengenai perubahan [[masyarakat]], ciri-ciri ilmiah mulai tampak di abad ini. Para ahli di zaman itu berpendapat bahwa pandangan mengenai perubahan masyarakat harus berpedoman pada akal budi manusia.
[[Berkas:Contoh.jpg]]

=== Pengaruh perubahan yang terjadi di abad pencerahan ===

Perubahan-perubahan besar di [[abad pencerahan]], terus berkembang secara revolusioner sapanjang abad ke-18 M. Dengan cepat struktur [[masyarakat]] lama berganti dengan struktur yang lebih baru. Hal ini terlihat dengan jelas terutama dalam [[revolusi Amerika]], [[revolusi industri]], dan [[revolusi Perancis]]. Gejolak-gejolak yang diakibatkan oleh ketiga revolusi ini terasa pengaruhnya di seluruh dunia. Para ilmuwan tergugah, mereka mulai menyadari pentingnya menganalisis perubahan dalam [[masyarakat]].

=== Gejolak abad revolusi ===

Perubahan yang terjadi akibat [[revolusi]] benar-benar mencengangkan. Struktur [[masyarakat]] yang sudah berlaku ratusan tahun rusak. [[Bangasawan]] dan kaum [[Rohaniawan]] yang semula bergemilang harta dan kekuasaan, disetarakan haknya dengan rakyat jelata. [[Raja]] yang semula berkuasa penuh, kini harus memimpin berdasarkan undang-undang yang di tetapkan. Banyak kerajaan-kerajaan besar di Eropa yang jatuh dan terpecah.
[[Berkas:Arcole vernet.jpg|200px|right|thumb|Revolusi Perancis berhasil mengubah struktur masyarakat feodal ke masyarakat yang bebas]]
Gejolak abad revolusi itu mulai menggugah para ilmuwan pada pemikiran bahwa perubahan [[masyarakat]] harus dapat dianalisis. Mereka telah menyakikan betapa perubahan masyarakat yang besar telah membawa banyak korban berupa [[perang]], [[kemiskinan]], pemberontakan dan kerusuhan. Bencana itu dapat dicegah sekiranya perubahan masyarakat sudah diantisipasi secara dini.

Perubahan drastis yang terjadi semasa abad revolusi menguatkan pandangan betapa perlunya penjelasan rasional terhadap perubahan besar dalam masyarakat. Artinya :

*Perubahan masyarakat bukan merupakan nasib yang harus diterima begitu saja, melainkan dapat diketahui penyebab dan akibatnya.

*Harus dicari metode ilmiah yang jelas agar dapat menjadi alat bantu untuk menjelaskan perubahan dalam masyarakat dengan bukti-bukti yang kuat serta masuk akal.

*Dengan metode ilmiah yang tepat (penelitian berulang kali, penjelasan yang teliti, dan perumusan teori berdasarkan pembuktian), perubahan masyarakat sudah dapat diantisipasi sebelumnya sehingga krisis sosial yang parah dapat dicegah.

=== Kelahiran sosiologi modern ===

Sosiologi modern tumbuh pesat di benua [[Amerika]], tepatnya di Amerika Serikat dan Kanada. Mengapa bukan di Eropa? (yang notabene merupakan tempat dimana [[sosiologi]] muncul pertama kalinya).

Pada permulaan abad ke-20, gelombang besar imigran berdatangan ke [[Amerika Utara]]. Gejala itu berakibat pesatnya pertumbuhan [[penduduk]], munculnya kota-kota [[industri]] baru, bertambahnya kriminalitas dan lain lain. Konsekuensi gejolak sosial itu, perubahan besar masyarakat pun tak terelakkan.

Perubahan masyarakat itu menggugah para ilmuwan [[sosial]] untuk berpikir keras, untuk sampai pada kesadaran bahwa pendekatan sosiologi lama ala [[Eropa]] tidak relevan lagi. Mereka berupaya menemukan pendekatan baru yang sesuai dengan kondisi masyarakat pada saat itu. Maka lahirlah sosiologi modern.

Berkebalikan dengan pendapat sebelumnya, pendekatan sosiologi modern cenderung [[mikro]] (lebih sering disebut pendekatan empiris). Artinya, perubahan masyarakat dapat dipelajari mulai dari fakta sosial demi fakta sosial yang muncul. Berdasarkan fakta sosial itu dapat ditarik kesimpulan perubahan masyarakat secara menyeluruh. Sejak saat itulah disadari betapa pentingnya penelitian (research) dalam sosiologi.
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Andrey Korotayev, Artemy Malkov, and Daria Khaltourina, Introduction to Social Macrodynamics, Moscow: URSS, 2006. ISBN 5-484-00414-4 [1].

PENGERTIAN MAMAJEMEN

PENGERTIAM MANAJEMEN
Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
Manajer adalah seseorang yang bekerja melalui orang lain dengan mengoordinasikan kegiatan-kegiatan mereka guna mencapai sasaran organisasi.
==Etimologi==

Kata manajemen mungkin berasal dari [[bahasa Italia]] (1561) ''maneggiare'' yang berarti "mengendalikan," terutamanya "mengendalikan kuda" yang berasal dari bahasa latin ''manus'' yang berati "tangan". Kata ini lalu terpengaruh dari bahasa Perancis ''manège'' yang berarti "kepemilikan kuda" (yang berasal dari Bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan kuda), dimana istilah Inggris ini juga berasal dari bahasa Italia. {{en}} [http://www.etymonline.com/index.php?term=manage Online Etymology: Manage] . [[Bahasa Prancis]] lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi ''ménagement'', yang memiliki arti ''seni melaksanakan dan mengatur''.

== Sejarah ==
Banyak kesulitan yang terjadi dalam melacak sejarah manajemen. Namun diketahui bahwa ilmu manajemen telah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Hal ini dibuktikan dengan adanya [[piramida]] di [[Mesir]]. Piramida tersebut dibangun oleh lebih dari 100.000 orang selama 20 tahun.C.S. George Jr. 1972. ''The History or Management Thought'', ed. 2nd. Upper Saddle River, NJ. Prentice Hall. h.4 Piramida Giza tak akan berhasil dibangun jika tidak ada seseorang—tanpa mempedulikan apa sebutan untuk manajer ketika itu—yang merencanakan apa yang harus dilakukan, mengorganisir manusia serta bahan bakunya, memimpin dan mengarahkan para pekerja, dan menegakkan pengendalian tertentu guna menjamin bahwa segala sesuatunya dikerjakan sesuai rencana.

[[Berkas:Egypt.Giza.Sphinx.01.jpg|thumb|200px|Piramida di [[Mesir]]. Pembangunan piramida ini tak mungkin terlaksana tanpa adanya seseorang yang merencanakan, mengorganisasikan dan menggerakan para pekerja, dan mengontrol pembangunannya.]]
Praktik-praktik manajemen lainnya dapat disaksikan selama tahun 1400-an di kota [[Venesia]], [[Italia]], yang ketika itu menjadi pusat perekonomian dan perdagangan di sana. Penduduk Venesia mengembangkan bentuk awal perusahaan bisnis dan melakukan banyak kegiatan yang lazim terjadi di organisasi modern saat ini. Sebagai contoh, di gudang senjata Venesia, kapal perang diluncurkan sepanjang kanal dan pada tiap-tiap perhentian, bahan baku dan tali layar ditambahkan ke kapal tersebut. Hal ini mirip dengan model lini perakitan (''assembly line'') yang dikembangkan oleh [[Hanry Ford]] untuk merakit mobil-mobilnya. Selain lini perakitan tersebut, orang Venesia memiliki sistem penyimpanan dan pergudangan untuk memantau isinya, manajemen sumber daya manusia untuk mengelola angkatan kerja, dan sistem akuntansi untuk melacak pendapatan dan biaya.ibid. h.35—41

Sebelum abad ke-20, terjadi dua peristiwa penting dalam ilmu manajemen. Peristiwa pertama terjadi pada tahun [[1776]], ketika [[Adam Smith]] menerbitkan sebuah doktrin ekonomi klasik, ''The Wealth of Nation''. Dalam bukunya itu, ia mengemukakan keunggulan ekonomis yang akan diperoleh organisasi dari pembagian kerja (''division of labor''), yaitu perincian pekerjaan ke dalam tugas-tugas yang spesifik dan berulang. Dengan menggunakan industri pabrik peniti sebagai contoh, Smith mengatakan bahwa dengan sepuluh orang—masing-masing melakukan pekerjaan khusus—perusahaan peniti dapat menghasilkan kurang lebih 48.000 peniti dalam sehari. Akan tetapi, jika setiap orang bekerja sendiri menyelesaikan tiap-tiap bagian pekerjaan, sudah sangat hebat bila mereka mampu menghasilkan sepuluh peniti sehari. Smith menyimpulkan bahwa pembagian kerja dapat meningkatkan produktivitas dengan (1) meningkatnya keterampilan dan kecekatan tiap-tiap pekerja, (2) menghemat waktu yang terbuang dalam pergantian tugas, dan (3) menciptakan mesin dan penemuan lain yang dapat menghemat tenaga kerja.

Peristiwa penting kedua yang mempengaruhi perkembangan ilmu manajemen adalah [[Revolusi Industri]] di [[Inggris]]. Revolusi Industri menandai dimulainya penggunaan mesin, menggantikan tenaga manusia, yang berakibat pada pindahnya kegiatan produksi dari rumah-rumah menuju tempat khusus yang disebut pabrik. Perpindahan ini mengakibatkan manajer-manajer ketika itu membutuhkan teori yang dapat membantu mereka meramalkan permintaan, memastikan cukupnya persediaan bahan baku, memberikan tugas kepada bawahan, mengarahkan kegiatan sehari-hari, dan lain-lain, sehingga ilmu manajamen mulai dikembangkan oleh para ahli.

Di awal abad ke-20, seorang industriawan [[Perancis]] bernama [[Henry Fayol]] mengajukan gagasan lima fungsi utama manajemen: merancang, mengorganisasi, memerintah, mengoordinasi, dan mengendalikan. Gagasan Fayol itu kemudian mulai digunakan sebagai kerangka kerja buku ajar ilmu manajemen pada pertengahan tahun [[1950]], dan terus berlangsung hingga sekarang.

Sumbangan penting lainnya datang dari [[sosiologi|ahli sosilogi]] [[Jerman]] [[Max Weber]]. Weber menggambarkan suatu tipe ideal organisasi yang disebut sebagai '''birokrasi'''—bentuk organisasi yang dicirikan oleh pembagian kerja, hierarki yang didefinisikan dengan jelas, peraturan dan ketetapan yang rinci, dan sejumlah hubungan yang impersonal. Namun, Weber menyadari bahwa bentuk "birokrasi yang ideal" itu tidak ada dalam realita. Dia menggambarkan tipe organisasi tersebut dengan maksud menjadikannya sebagai landasan untuk berteori tentang bagaimana pekerjaan dapat dilakukan dalam kelompok besar. Teorinya tersebut menjadi contoh desain struktural bagi banyak organisasi besar sekarang ini.Stephen Robbins dan Mary Coulter. 2007. ''Management'', 8th Edition. Upper Saddle River, NJ: Pearson Education.

Perkembangan selanjutnya terjadi pada tahun [[1940-an]] ketika [[Patrick M.S. Blackett, Baron Blackett|Patrick Blackett]] melahirlkan ilmu [[riset operasi]], yang merupakan kombinasi dari teori statistika dengan teori [[mikroekonomi]]. Riset operasi, sering dikenal dengan "Sains Manajemen", mencoba pendekatan sains untuk menyelesaikan masalah dalam manajemen, khususnya di bidang [[logistik]] dan operasi. Pada tahun [[1946]], [[Peter F. Drucker]]—sering disebut sebagai Bapak Ilmu Manajemen—menerbitkan salah satu buku paling awal tentang manajemen terapan: "Konsep Korporasi" (''Concept of the Corporation''). Buku ini muncul atas ide [[Alfred Sloan]] (chairman dari [[General Motors]]) yang menugaskan penelitian tentang [[organisasi]

== Teori manajemen ==
=== Manajemen ilmiah ===
[[Berkas:Frederick Winslow Taylor.JPG|200px|thumb|Frederick Winslow Taylor.]]
Manajemen ilmiah, atau dalam bahasa Inggris disebut ''scientific management'', pertama kali dipopulerkan oleh [[Frederick Winslow Taylor]] dalam bukunya yang berjudul ''Principles of Scientific Management'' pada tahun [[1911]]. Dalam bukunya itu, Taylor mendeskripsikan manajemen ilmiah adalah "penggunaan metode ilmiah untuk menentukan cara terbaik dalam menyelesaikan suatu pekerjaan." Beberapa penulis seperti [[Stephen Robbins]] menganggap tahun terbitnya buku ini sebagai tahun lahirya teori manajemen modern.

Ide tentang penggunaan metode ilmiah muncul ketika Taylor merasa kurang puas dengan ketidakefesienan pekerja di perusahaannya. Ketidakefesienan itu muncul karena mereka menggunakan berbagai macam teknik yang berbeda untuk pekerjaan yang sama—nyaris tak ada standar kerja di sana. Selain itu, para pekerja cenderung menganggap gampang pekerjaannya. Taylor berpendapat bahwa hasil dari para pekerja itu hanyalah sepertiga dari yang seharusnya. Taylor kemudian, selama 20 tahun, berusaha keras mengoreksi keadaan tersebut dengan menerapkan metode ilmiah untuk menemukan sebuah "teknik paling baik" dalam menyelesaikan tiap-tiap pekerjaan.

Berdasarkan pengalamannya itu, Taylor membuat sebuah pedoman yang jelas tentang cara meningkatkan efesiensi produksi. Pedoman tersebut adalah:

#Kembangkanlah suatu ilmu bagi tiap-tiap unsur pekerjaan seseorang, yang akan menggantikan metode lama yang bersifat untung-untungan.
#Secara ilmiah, pilihlah dan kemudian latihlah, ajarilah, atau kembangkanlah pekerja tersebut.
#Bekerja samalah secara sungguh-sungguh dengan para pekerja untuk menjamin bahwa semua pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip ilmu yang telah dikembangkan tadi.
#Bagilah pekerjaan dan tanggung jawab secara hampir merata antara manajemen dan para pekerja. Manajemen mengambil alih semua pekerjaan yang lebih sesuai baginya daripada bagi para pekerja.

Pedoman ini mengubah drastis pola pikir manajemen ketika itu. Jika sebelumnya pekerja memilih sendiri pekerjaan mereka dan melatih diri semampu mereka, Taylor mengusulkan manajemenlah yang harus memilihkan pekerjaan dan melatihnya. Manajemen juga disarankan untuk mengambil alih pekerjaan yang tidak sesuai dengan pekerja, terutama bagian perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengontrolan. Hal ini berbeda dengan pemikiran sebelumnya di mana pekerjalah yang melakukan tugas tersebut.

Manajemen ilmiah kemudian dikembangkan lebih jauh oleh pasangan suami-istri [[Frank Gilberth|Frank]] dan [[Lillian Gilbreth]]. Keduanya tertarik dengan ide Taylor setelah mendengarkan ceramahnya pada sebuah pertemuan profesional.

Keluarga Gilbreth berhasil menciptakan [[mikronometer]] yang dapat mencatat setiap gerakan yang dilakukan oleh pekerja dan lamanya waktu yang dihabiskan untuk melakukan setiap gerakan tersebut. Gerakan yang sia-sia yang luput dari pengamatan mata telanjang dapat diidentifikasi dengan alat ini, untuk kemudian dihilangkan. Keluarga Gilbreth juga menyusun skema klasifikasi untuk memberi nama tujuh belas gerakan tangan dasar (seperti mencari, menggenggam, memegang) yang mereka sebut '''Therbligs''' (dari nama keluarga mereka, Gilbreth, yang dieja terbalik dengan huruf ''th'' tetap). Skema tersebut memungkinkan keluarga Gilbreth menganalisis cara yang lebih tepat dari unsur-unsur setiap gerakan tangan pekerja.


=== Teori administrasi umum ===
Teori administrasi umum atau, dalam bahasa Inggris, ''general theory of administration'', adalah teori umum mengenai apa yang dilakukan oleh para manajer dan bagaimana cara membentuk praktik manajemen yang baik. Sumbangan penting untuk teori ini datang dari industrialis [[Perancis]] [[Henri Fayol]] dengan [[Manajemen#Prinsip manajemen|14 prinsip manajemen]]-nya dan [[sosiologi|sosiolog]] [[Jerman]] [[Max Weber]] dengan konsep [[birokrasi]]—bentuk organisasi yang dicirikan oleh pembagian kerja, hierarki yang didefinisikande dengan jelas, peraturan dan ketetapan rinci, dan sejumlah hubungan impersonal.

=== Pendekatan kuantitatif ===
Pendekatan kuantitatif adalah penggunaan sejumlah teknik kuantitatif—seperti [[statistik]], [[model optimasi]], [[model informasi]], atau [[simulasi komputer]]—untuk membantu manajemen dalam mengambil keputusan. Sebagai contoh, pemrograman linear digunakan para manajer untuk membantu mengambil kebijakan pengalokasian sumber daya; [[analisis jalur krisis]] (''Critical Path Analysis'') dapat digunakan untuk membuat penjadwalan kerja yang lebih efesien; model kuantitas pesanan ekonomi (''economic order quantity model'') membantu manajer menentukan tingkat persediaan optimum; dan lain-lain.

Pengembangan kuantitatif muncul dari pengembangan solusi matematika dan statistik terhadap masalah militer selama [[Perang Dunia II]]. Setelah perang berakhir, teknik-teknik matematika dan statistika yang digunakan untuk memecahkan persoalan-persoalan militer itu diterapkan di sektor bisnis. Pelopornya adalah sekelompok perwira militer yang dijuluki "[[Whiz Kids]]." Para perwira yang bergabung dengan [[Ford Motor Company]] pada pertengahan 1940-an ini menggunakan metode statistik dan model kuantitatif untuk memperbaiki pengambilan keputusan di Ford.

=== Kajian Hawthorne ===
Kajian Hawthrone adalah serangkaian kajian yang dilakukan pada tahun [[1920-an]] hingga [[1930-an]]. Kajian ini awalnya bertujuan mempelajari pengaruh berbagai macam tingkat penerangan lampu terhadap produktivitas kerja. Kajian dilakukan di [[Western Electric Company Works]] di [[Cicero, Illenois]].

Uji coba dilaksanakan dengan membagi karyawan ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kelompok eksperimen dikenai berbagai macam intensitas penerangan sementara kelompok kontrol bekerja di bawah intensitas penerangan yang tetap. Para peneliti mengharapkan adanya perbedaan jika intensitas cahaya diubah. Namun, mereka mendapatkan hasil yang mengejutkan: baik tingkat cahaya itu dinaikan maupun diturunkan, ''output'' pekerja meningkat daripada biasanya. Para peneliti tidak dapat menjelaskan apa yang mereka saksikan, mereka hanya dapat menyimpulkan bahwa intensitas penerangan tidak berhubungan langsung dengan produktivitas kelompok dan "sesuatu yang lain pasti" telah menyebabkan hasil itu.

Pada tahun 1927, [[Elton Mayo|Profesor Elton Mayo]] dari [[Universitas Harvard|Harvard]] beserta rekan-rekannya diundang untuk bergabung dalam kajian ini. Mereka kemudian melanjutkan penelitian tentang produktivitas kerja dengan cara-cara yang lain, misalnya dengan mendesain ulang jabatan, mengubah lamanya jam kerja dan hari kerja alam seminggu, memperkenalkan periode istirahat, dan menyusun rancangan upah individu dan rancangan upah kelompok. Penelitian ini mengindikasikan bahwa ternyata insentif-insentif di atas lebih sedikit pengaruhnya terhadap output pekerja dibandingkan dengan tekanan kelompok, penerimaan kelompok, serta rasa aman yang menyertainya. Peneliti menyimpulkan bahwa norma-norma sosial atau standar kelompok merupakan penentu utama perilaku kerja individu.

Kalangan akademisi umumnya sepakat bahwa Kajian Hawthrone ini memberi dampak dramatis terhadap arah keyakinan manajemen terhadap peran perlikau manusia dalam organisasi. Mayo menyimpulkan bahwa:
*perilaku dan sentimen memiliki kaitan yang sangat erat
*pengaruh kelompok sangat besar dampaknya pada perilaku individu
*standar kelompok menentukan hasil kerja masing-masing karyawan
*[[uang]] tidak begitu menjadi faktor penentu output bila dibandingkan dengan standar kelompok, sentimen kelompok, dan rasa aman.

Kesimpulan-kesimpulan itu berakibat pada penekanan baru terhadap faktor perilaku manusia sebagai penentu berfungsi atau tidaknya organisasi, dan pencapaian sasaran organisasi tersebut.

== Fungsi manajemen ==
{{utama|Fungsi manajemen}}
Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan. Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis bernama Henry Fayol pada awal abad ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan mengendalikan. Namun saat ini, kelima fungsi tersebut telah diringkas menjadi empat, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian.

Perencanaan adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan.

Fungsi kedua adalah pengorganisasian atau ''organizing''. Pengorganisasian dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan mana keputusan harus diambil.

Pengarahan atau ''directing'' adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha-usaha [[organisasi]]. Jadi ''actuating'' artinya adalah menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau penuh kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan yang dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah kepemimpinan (''leadership'').

Pengevaluasian atau ''evaluating'' dalah proses pengawasan dan pengendalian performa perusahaan untuk memastikan bahwa jalannya perusahaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Seorang manajer dituntut untuk menemukan masalah yang ada dalam operasional [[perusahaan]], kemudian memecahkannya sebelum masalah itu menjadi semakin besar.

== Tingkatan manajer ==
[[Berkas:Tingkatan.jpg|thumb|Piramida jumlah karyawan pada organisasi dengan struktur tradisional, berdasarkan tingkatannya.]]
Pada organisasi berstruktur tradisional, manajer sering dikelompokan menjadi manajer puncak, manajer tingkat menengah, dan manajer lini pertama (biasanya digambarkan dengan bentuk piramida, di mana jumlah karyawan lebih besar di bagian bawah daripada di puncak). '''manejemen lini pertama''' (''first-line management''), dikenal pula dengan istilah manajemen operasional, merupakan manajemen tingkatan paling rendah yang bertugas memimpin dan mengawasi karyawan non-manajerial yang terlibat dalam proses produksi. Mereka sering disebut penyelia (''supervisor''), manajer ''shift'', manajer area, manajer kantor, manajer departemen, atau bahkan mandor (''foreman''). Satu tingkat di atasnya adalah ''middle management'' atau '''manajemen tingkat menengah'''. Manajer menengah mencakup semua manajemen yang berada di antara manajer lini pertama dan manajemen puncak dan bertugas sebagai penghubung antara keduanya. Jabatan yang termasuk manajer menengah di antaranya kepala bagian, pemimpin proyek, manajer pabrik, atau manajer divisi. Di bagian puncak pimpinan organisasi terdapat '''manajemen puncak''' yang sering disebut dengan ''executive officer'' atau ''top management''. Bertugas merencanakan kegiatan dan strategi perusahaan secara umum dan mengarahkan jalannya perusahaan. Contoh top manajemen adalah CEO (''chief executive officer'') dan CFO (''chief financial officer'')

Meskipun demikian, tidak semua organisasi dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan menggunakan bentuk piramida tradisional ini. Misalnya pada organisasi yang lebih fleksibel dan sederhana, dengan pekerjaan yang dilakukan oleh tim karyawan yang selalu berubah, berpindah dari satu proyek ke proyek lainnya sesuai dengan dengan permintaan pekerjaan.
== Peran manajer ==
[[Henry Mintzberg]], seorang ahli riset ilmu manajemen, mengemukakan bahwa ada sepuluh peran yang dimainkan oleh manajer di tempat kerjanya. Ia kemudian mengelompokan kesepuluh peran itu ke dalam tiga kelompok, yaitu peran antarpribadi, peran informasional, dan peran pengambilan keputusan. Peran antarpribadi adalah peran yang melibatkan orang dan kewajiban lain, yang bersifat seremonial dan simbolis. Tiga peran antarpribadi itu meliputi peran sebagai figur untuk anak buah, pemimpin, dan penghubung. Peran informasional meliputi peran manajer sebagai pemantau dan penyebar informasi, serta peran sebagai juru bicara. Peran ketiga yaitu peran pengambil keputusan. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah peran sebagai seorang wirausahawan, pemecah masalah, pembagi sumber daya, dan perunding. Mintzberg kemudian menyimpulkan bahwa secara garis besar, aktivitas yang dilakukan oleh manajer adalah berinteraksi dengan orang lain.

== Keterampilan manajer ==
[[Berkas:Keterampilan manajemen.jpg|thumb|Gambar ini menunjukan keterampilan yang dibutuhkan manajer pada setiap tingkatannya.]]
[[Robert L. Katz]] pada tahun [[1970-an]] mengemukakan bahwa setiap manajer membutuhkan minimal tiga keterampilan dasar. Keterampilan pertama adalah keterampilan konseptual (''conceptional skill''). Manajer tingkat atas (''top manager'') harus memiliki keterampilan untuk membuat konsep, ide, dan gagasan demi kemajuan [[organisasi]]. Gagasan atau ide serta konsep tersebut kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan untuk mewujudkan gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang kongkret itu biasanya disebut sebagai ''proses perencanaan'' atau ''planning''. Oleh karena itu, keterampilan konsepsional juga meruipakan keterampilan untuk membuat ''rencana kerja''. Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan keterampilan berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang lain, yang disebut juga keterampilan kemanusiaan (''humanity skill''). Komunikasi yang persuasif harus selalu diciptakan oleh manajer terhadap bawahan yang dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif, bersahabat, dan kebapakan akan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian mereka akan bersikap terbuka kepada atasan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan, baik pada tingkatan manajemen atas, menengah, maupun bawah. Keterampilan ketiga adalah keterampilan teknis yang pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan program komputer, memperbaiki mesin, membuat kursi, akuntansi dan lain-lain.

Selain tiga keterampilan dasar di atas, [[Ricky W. Griffin]] dalam bukunya ''Business'' 8th Edition menambahkan dua keterampilan dasar yang perlu dimiliki manajer, yaitu keterampilan manajemen waktu dan keterampilan membuat keputusan.

Kemampuan manajemen waktu merujuk pada kemampuan seorang manajer untuk menggunakan waktu yang dimilikinya secara bijaksana. Griffin mengajukan contoh kasus Lew Frankfort dari [[Coach]]. Pada tahun 2004, sebagai manajer, Frankfort digaji $2.000.000 per tahun. Jika diasumsikan bahwa ia bekerja selama 50 jam per minggu dengan waktu cuti 2 minggu, maka gaji Frankfort setiap jamnya adalah $800 per jam—sekitar $13 per menit. Dari sana dapat kita lihat bahwa setiap menit yang terbuang akan sangat merugikan perusahaan. Kebanyakan manajer, tentu saja, memiliki gaji yang jauh lebih kecil dari Frankfort. Namun demikian, waktu yang mereka miliki tetap merupakan aset berharga, dan menyianyiakannya berarti membuang-buang uang dan mengurangi produktivitas perusahaan.

Keterapilan kedua, yaitu keterampilan membuat keputusan, adalah kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara terbaik dalam memecahkannya. Kemampuan membuat keputusan adalah yang paling utama bagi seorang manajer, terutama bagi kelompok manajer atas (''top manager''). Griffin mengajukan tiga langkah dalam pembuatan keputusan. Pertama, seorang manajer harus mendefinisikan masalah dan mencari berbagai alternatif yang dapat diambil untuk menyelesaikannya. Kedua, manajer harus mengevaluasi setiap alternatif yang ada dan memilih sebuah alternatif yang dianggap paling baik. Dan terakhir, manajer harus mengimplementasikan alternatif yang telah ia pilih serta mengawasi dan mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar. (Griffin:2006)

== Sarana manajemen ==
[[Berkas:Silk Workers.jpg|200px|thumb|''Man'' dan ''machine'', dua sarana manajemen.]]
Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan diperlukan alat-alat sarana (''tools''). ''Tools'' merupakan syarat suatu usaha untuk mencapai hasil yang ditetapkan. Tools tersebut dikenal dengan 6M, yaitu ''men, money, materials, machines, method, dan markets''.

''Man'' merujuk pada sumber daya manusia yang dimiliki oleh organisasi. Dalam manajemen, faktor [[manusia]] adalah yang paling menentukan. Manusia yang membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai tujuan. Tanpa ada manusia tidak ada proses kerja, sebab pada dasarnya manusia adalah makhluk kerja. Oleh karena itu, manajemen timbul karena adanya orang-orang yang berkerja sama untuk mencapai tujuan.

''Money'' atau Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan. Uang merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar dalam [[perusahaan]]. Oleh karena itu uang merupakan alat (''tools'') yang penting untuk mencapai tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan berhubungan dengan berapa uang yang harus disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil yang akan dicapai dari suatu organisasi.

''Material'' terdiri dari bahan setengah jadi (''raw material'') dan bahan jadi. Dalam dunia usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang ahli dalam bidangnya juga harus dapat menggunakan bahan/materi-materi sebagai salah satu sarana. Sebab materi dan manusia tidaki dapat dipisahkan, tanpa materi tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki.

''Machine'' atau [[Mesin]] digunakan untuk memberi kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efesiensi kerja.

''Metode'' adalah suatu tata cara kerja yang memperlancar jalannya pekerjaan manajer. Sebuah metode daat dinyatakan sebagai penetapan cara pelaksanaan kerja suatu tugas dengan memberikan berbagai pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran, fasilitas-fasilitas yang tersedia dan penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan usaha. Perlu diingat meskipun metode baik, sedangkan orang yang melaksanakannya tidak mengerti atau tidak mempunyai pengalaman maka hasilnya tidak akan memuaskan. Dengan demikian, peranan utama dalam manajemen tetap manusianya sendiri.

''Market'' atau pasar adalah tempat di mana organisasi menyebarluaskan (memasarkan) produknya. Memasarkan produk sudah barang tentu sangat penting sebab bila barang yang diproduksi tidak laku, maka proses produksi barang akan berhenti. Artinya, proses kerja tidak akan berlangsung. Oleh sebab itu, penguasaan [[pasar]] dalam arti menyebarkan [[produk|hasil produksi]] merupakan faktor menentukan dalam perusahaan. Agar pasar dapat dikuasai maka kualitas dan harga barang harus sesuai dengan selera konsumen dan daya beli (kemampuan) konsumen.

== Prinsip manajemen ==
{{utama|prinsip manajemen}}
Prinsip-prinsip dalam manajemen bersifat lentur dalam arti bahwa perlu di pertimbangkan sesuai dengan kondisi-kondisi khusus dan situasi-situasi yang berubah. Menurut [[Henry Fayol]], seorang pencetus teori manajemen yang berasal dari Perancis, prinsip-prinsip umum manajemen ini terdiri dari:
# Pembagian kerja (Division of work)
# Wewenang dan tanggung jawab (Authority and responsibility)
# Disiplin (''Discipline'')
# Kesatuan perintah (''Unity of command'')
# Kesatuan pengarahan (''Unity of direction'')
# Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri
# Penggajian pegawai
# Pemusatan (''Centralization'')
# Hirarki (tingkatan)
# Ketertiban (''Order'')
# Keadilan dan kejujuran
# Stabilitas kondisi karyawan
# Prakarsa (''Inisiative'')
# Semangat kesatuan, semangat korps

== Etika manajerial ==
{{utama|Etika manajerial}}
Etika manajerial adalah standar prilaku yang memandu manajer dalam pekerjaan mereka.

Ada tiga kategori klasifikasi menurut Ricky W. Griffin dalam bukunya yang berjudul ''Business''
*Perilaku terhadap karyawan
*Perilaku terhadap organisasi
*Perilaku terhadap agen ekonomi lainnya